Bye.. Wiliam!

5 4 2
                                    

"Jika ini adalah akhir, maka aku akan membuat nya menjadi awal lagi"

Wiliam tampak sedang berlari dengan keringat yang membasahi dahinya.
Bocah itu tengah mengejar sesuatu. Ya, hari ini adalah hari keramat untuk nya, sahabat nya akan pindah.

Seharusnya wiliam bangun lebih awal, namun nasib Sial seperti nya menimpa diri nya. Wiliam malah bangun kesiangan, saat ini hati nya sangat gundah gulana, sepanjang ia berlari, pikiran nya Sudah bercampur aduk, Antara gelisah dan sedih.

Wiliam melirik jam tangan nya, 10:45 wib.
"Sial"umpatnya lalu mempercepat laju nya, dia tak Ingin terlambat, 15 menit lagi laluna akan pergi dan tak tau kapan akan kembali.

Wiliam berlari Tanpa memperdulikan sekeliling nya.

"BRAKK" sebuah Mobil melaju dengan cepat dan menghantam tubuh wiliam, bocah itu mengeluarkan banyak darah di kepala nya, pandangan nya mulai memburam, ia merasa sangat Ingin memejamkan mata.

Dalam hitungan berikutnya, wiliam menutup matanya.
"SIAPA PUN TOLONG PANGGIL AMBULANS" teriak salah satu warga yang Sudah bergerumun mendekati wiliam.
Wiliam dilarikan kerumah sakit secepat mungkin, kondisi nya kritis.

Sementara di lain tempat, laluna tengah gelisah, semenjak tadi perasaan nya tak enak, dia menunggu kedatangan wiliam dari pagi, namun hasil nya nihil, wiliam masih tak kunjung datang.

Laluna pov

Aku sangat bingung sekarang, bagaimana Tidak? Wiliam masih tak kunjung datang, apa dia tak ingat , kalau hari ini aku akan pergi.

Aku sangat ingin bertemu dengan nya, untuk mengucapkan Salam perpisahan.

Apa yang terjadi? 5 menit lagi aku akan pergi dengan tante ke bandara, sebenarnya aku ingin memberikam sesuatu kepada wiliam sebelum aku pergi.

Aku sudah menyiapkan sebuah kotak pink besar untuknya, kotak itu berisi tentang semua peristiwa yang sudah kami lalui. Aku mempersiapkan nya dari jauh hari. Aku yakin, setelah melihat isinya, wil tidak akan pernah lupa tentang ku.

"Sayang,kita berangkat sekarang ya, taksi yang tante pesan sudah datang " tante audi memegang tangan ku, namun kutahan pergerakan itu.

Aku menggeleng kan kepala ku, aku tak bisa pergi sekarang, aku harus menunggu wiliam, dia pasti akan bingung nanti jika tak menemukan ku disini.

"Ada apa sayang? kita harus cepat jika tak ingin ketinggalan pesawat" lagi lagi tante audi berusaha membujukku.

Dimana sebenarnya wiliam berada? Huftt...

"Tante, sahabatku belum datang"
Aku mencoba mengulur waktu lagi, tapi hingga detik ini wiliam masih tak kunjung datang.
Apa memang harus seperti ini akhirnya? Apa aku tak akan bisa berpamitan dengan wiliam?

"Kita sudah terlambat luna, kita harus pergi sekarang" kudengar intonasi tante agak meninggi.

Baiklah, kali ini aku tak akan bisa menolak lagi, aku mengangguk dan berjalan menuju taksi, kotak yang ingin kuberikan untuk wiliam masih berada ditangan ku.

Seharusnya sekarang kotak ini sudah ada ditangan wiliam, bagaimana aku bisa mengucapkan salam perpisahan untuknya?

Aku memikirkan sebuah cara, agar wiliam tau, bahwa aku sudah mengucapkan salam perpisahan.

Aku mengeluarkan secarik kertas dan pulpen dari tas ku, lalu menyuruh tante untuk menulis pesan kepada wiliam.

"Tante, tolong tuliskan salam perpisahan untuk sahabatku, lalu tempelkan di pintu rumah kita, dia mungkin akan kesini nanti" suruh ku kepada tante.

Tante audi mengambil kertas dan pulpen ditangan ku lalu melakukan apa yang barusan aku katakan.

"Sudah, ayo kita pergi" ajak nya.

Aku mengangguk dan memasuki taksi, namun aku berjanji, suatu saat aku akan mencari wiliam, aku akan kembali.

"Sahabatku, jika ini adalah akhir dari semua, maka aku akan membuat awalan lagi bagi kita, tunggu aku disini, aku tak tau kenapa kamu tak datang, tapi aku percaya pasti kamu punya alasan, bye wiliam"

Laluna pov end

***

Saat ini dirumah sakit, kedua orang tua wiliam tengah cemas akan kondisi putra tunggal nya itu.

Mereka menunggu didepan ruang ugd, kondisi bocah itu kritis, kepala bocor karna terbentur keras.

"Bagaimana ini pa, hikss... Aku tak mau kehilangan wiliam" Air mata mama wiliam sudah membanjiri seluruh wajahnya, hatinya sngat was was.

"Dia akan baik baik saja ma, wiliam anak yang kuat" papa wiliam mencoba untuk tegar dan mencengkram bahu istri nya itu, seolah ingin meyakinkan bahwa keadaan akan membaik.

Dokter keluar dari dalam ugd dengan wajah kelelahan, wiliiam sudah di operasi selama 5 jam lamanya.

"Bagaimana keadaan anak saya dok? " papa wiliam menatap dokter dengan pandangan memohon.

"Dia sudah melewati masa kritisnya, dia akan baik baik saja" senyuman terukir di wajah kedua orang tua wiliam, mereka berpelukan smbil bersyukur, anak tunggal mereka baik baik saja, semua akan kembali seperti semula.

Namun dokter kembali berbicara, yang membuat orang tua wiliam membeku di tempat.

"Tapi, wiliam mengalami amnesia permanen, hanya 10% baginya untuk kembali mengingat semua tentang dirinya, saya harap kalian bisa membantu wiliam, jangan memaksa nya untuk mengingat, karna itu tidak akan baik untuk kesembuhan nya"

Dokter pamit dan meninggalkan orang tua wiliam. Mereka syok, wiliam tidak akan mengingat tentang mereka dan kehidupannya.

"Tidak apa apa ma, setidaknya anak kita selamat, ingatan bisa kita bentuk lagi bersama dengan dia, kita harus bersyukur, dia masih hidup" papa wiliam memeluk erat istrinya itu, walau sebenarnya hati nya juga tak bisa menerima kenyataan pahit itu.

Kenyataan bahwa wiliam akan melupakan semua nya, melupakan orang tua nya, namanya, bahkan sahabat tersayang nya, Laluna Haskyla Pradista, gadis buta imut yang sudah berada di sebagian sisi hatinya.

********

Haloo para netizen

Gimana kisah mereka? 😂😂
Emang part awalan mereka menyedihkan ya 😢tapi ini gak akan jadi akhir kok.
So, kesedihan akan berakhir dengan kebahagiaan 😁😁😁😁

Sabtu 13 juni 2020


SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang