Bakery #5

3.9K 622 104
                                    

***

Harry yang tadinya sedang mengetuk-ngetuk meja dengan bosan. Langsung berdiri tegap, saat dilihatnya Thalassa sedang membereskan salah satu meja. Jam telah menunjukkan pukul setengah duabelas. Tetapi Harry belum juga pulang, memang alasan dia kesini untuk menemani Thalassa.

Laki-laki tersebut menghampiri Thalassa dengan perlahan. Lalu menepuk pelan pundak gadis itu. Membuatnya langsung menoleh ke belakang. “Ya, ada apa, Harry?” Tanya Thalassa.

Harry tersenyum, lalu duduk di salah satu bangku yang terdekat. “Hmm, entahlah. Aku hanya ingin mendengar suaramu. Hanya itu.” Jawabnya santai, sambil mengedikkan bahu. Membuat Thalassa yang mendengar hanya bisa menggelengkan kepalanya malas.

Terlalu sering mendengar bualan omong kosong dari laki-laki tersebut, membuat Thalassa sudah cukup kebal. Walaupun di satu sisi, ia masih merasa aneh dengan jantungnya.

“I know you so well, Harry.” Kata Thalassa sambil berdecak malas. “Apa yang kau inginkan, huh?” Tanyanya sambil berjalan kearah dapur untuk menaruh semua piring kotor yang ada di tangannya.

Harry berdecak kagum dengan pemikirn cepat Thalassa. Laki-laki tersebut langsung menyamakan langkahnya dengan Thalassa. “Aku tidak tahu kalau kau sepintar itu.” Komentar Harry sambil memandang Thalassa yang tengah menaruh piring-piring kotor.

“Kau kemana saja, huh? Aku itu memang pintar.” Puji Thalassa untuk dirinya sendiri. Harry tertawa kecil, saat mendengar pujian yang di lontarkan Thalassa untuk dirinya sendiri.

“Yeah, kau memang pintar.” Kata Harry. “Saking pintarnya sampai bisa mencuri hatiku berkali-kali.” Lanjut Harry, yang di balas dengan lemparan tissue dari Thalassa. 

Harry mendengus kesal. “Kenapa kau melemparku dengan tissue?” Tanyanya tidak terima. Thalassa yang sudah menyelesaikan pekerjaannya langsung menatap Harry dengan angkuh.

“Apa ada masalah, Tuan?” Tanyanya dengan nada sarkastik, sambil menatap Harry dengan kedua tangan yang dilipat di dada.

“Um, tidak juga. Hanya saja, kalau aku beri saran seharusnya kau melemparku dengan hatimu. Itu lebih baik.” Jawab Harry sambil mengedipkan sebelah matanya.

Thalassa memutar bola matanya malas. “Cukup sudah. Sebenarnya apa yang kau inginkan? Jangan membuatku terbuai oleh bualanmu itu.” Tanya Thalassa tidak sabaran. Membuat Harry tertawa kencang.

“Hei, apakah aku sebegitu buruknya, kah?” Thalassa menatap Harry datar. “Okay, okay. Aku hanya ingin mengajakmu pulang bersama. Aku tahu kau tentu mau, bukan?” Tanya Harry dengan nada percaya dirinya.

Thalassa berdercih. “Iya, kau memang buruk. Dan tidak, aku tidak mau.” Jawabnya lalu melangkah melewati Harry. Laki-laki tersebut langsung mensejajarkan langkahnya.

“Oh, ayolah! Aku ingin bertemu dengan ibumu.” Bujuk Harry, sambil memasang wajah puppy eyes miliknya. Tetapi Thalassa hanya menatapnya datar, tanpa memperdulikan sikap Harry.

“Memangnya kau ingin apa bertemu dengan ibuku?” Tanyaku sambil menoleh kearahnya.

Harry tersenyum penuh arti, yang membuat Thalassa tahu apa yang akan dijawab laki-laki yang mempunyai ribuan rayuan. “Aku ingin berterimakasih karena telah melahirkan gadis secantik malaikat sepertimu.” Jawabnya.

***

a/n: haihaihai! aku mau nanya dong menurut kalian cerita ini sampe berapa chap? maunya 10 chapter kurang atau 10 chapter lebih? please bunuh saran ;( 

gimme a vomments okay? x

Bakery At Night // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang