***
Harry mengesap coffee hangatnya. Melihat kearah jam tangannya, lalu memandang ke sekeliling toko. Tetapi yang membuatnya menghela nafas kecewa, karena orang yang ditunggunya tak kunjung datang. Bahkan Harry sudah menghabiskan dua cangkir coffee.
Laki-laki itu mengetuk-etuk meja dengan jari-jarinya. Harry menyenderkan kepalanya pada senderan kursi yang ia duduki. Ia menutup matanya, untuk merilekskan tubuhnya yang tampak kaku. Ada rasa aneh dihari ini, yang dirasakan oleh Harry. Tetapi laki-laki itu langsung membuang firasat itu jauh-jauh.
Sampai pada akhirnya lonceng yang terdapat di atas pintu berbunyi begitu saja. Yang membuat Harry menegakkan tubuhnya. Senyum yang sedari tadi tidak di tampakkan olehnya. Sekarang berhasil menghiasi wajahnya.
Thalassa berjalan memasuki toko sambil terburu-buru. Harry yang melihatnya dari meja hanya bisa menggelengkan kepalanya. Selalu telat disetiap harinya, batin Harry.
Harry beranjak dari kursinya saat dilihatnya Thalassa sedang membenarkan celemek di tubuhnya. Harry menghampiri Thalassa dan berdiri tepat di depan gadis itu. Tetapi Thalassa tidak mengetahui keberadaan Harry karena ia sibuk dengan celemek yang menempel di tubuhnya.
“Hei, Thals!” Sapa Harry sambil memamerkan lesung pipinya. Thalassa mendongak keasal suara, dia menemukan Harry di depannya yang sedang tersenyum.
“Uh, hei juga.” Balasnya sambil berjalan kearah sebuah meja yang terdapat banyak piring kotor. Harry menghampiri Thalassa sambil membantunya membawakan piring-piring tersebut ke dapur.
Sudah lebih dari satu jam Harry tidak berkata satupun kata kepada Thalassa padahal biasanya laki-laki berambut ikal itu berbicara banyak.
***
Angin malam berhembus dengan kencang. Daun-daun yang gugur berterbangan begitu saja kesana kemari. Harry dan Thalassa duduk di bukit tempat yang tempo lalu mereka kunjungi. Bukit yang terdapat di taman belakang toko roti tempat Thalassa bekerja.
Harry memandang kearah bulan purnama yang bersinar paling terang diantara bintang-bintang yang berada di sekelilingnya.
“Apa kau punya mimpi? Maksudku seperti membuka sebuah toko roti, mungkin?” Tanya Harry membuka pembicaraan. Thalassa menoleh kearah Harry, sambil terkekeh kecil mendengar pertanyaan aneh yang dilontarkan Harry.
“Kenapa kau menanyakan itu padaku?” Tanyanya yang hanya di jawab Harry dengan mengedikkan bahu. “Well, sebenarnya alasan aku bekerja di toko roti agar jika aku sudah sukses nanti. Aku bisa membuat dan membangun toko rotiku sendiri.” Tuturnya sambil memandang langit malam.
Harry mengangguk mengerti. “Lalu akan kau beri nama apa toko roti itu?”
“Carmen,” Jawabnya singkat. “Nama itu aku ambil dari satelit planet Yupiter. Planet terbesar di tata surya dan aku berharap toko rotiku bisa menjadi yang terbesar juga didunia.” Jelas Thalassa sambil tersenyum manis.
Keheningan menyelumuti diantara meraka. Tak ada satupun yang ingin memulai untuk berbicara. Ada sesuatu yang aneh dalam diri Harry, Thalassa bisa merasakan itu. Laki-laki itu lebih banyak terdiam padahal biasanya ia akan merayunya dengan rayuan bodoh miliknya.
Tiba-tiba saja Harry mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong blazernya. Sebuah kotak kecil berwarna biru gelap. Harry membuka kotak tersenyum, dan mengambil sebuah kalung berlian yang terdapat berlian berbentuk bintang.
“Aku membeli ini saat sedang tour, aku tidak tahu kenapa bisa membeli ini. Hanya saja saat aku melihat ini, aku teringat akan dirimu.” Tutur Harry sambil menunjukkan kalung tersebut kearah Thalassa.
Thalassa menatap Harry dengan terkejut. “Ini untukku?” Tanyanya yang hanya dijawab oleh Harry dengan anggukkan kepala.
“Sini aku pakaikan,” Gumamnya lalu memakaikan kalung itu di leher mulus Thalassa.
“Terima kasih, untuk semuanya.” Kata Thalassa sambil tersenyum malu-malu kepada Harry. Sedangkan laki-laki itu hanya merangkul Thalassa sambil memandang langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang.
Ada rasa senang yang dirasakan oleh Thalassa. Tetapi ada sesuatu yang membuat hatinya merasa tidak enak dan gelisah. Tetapi Thalassa mencoba untuk menjauhkan pikiran negatifnya itu jauh-jauh.
***
a/n: yesh bentar lagi udah mau abis hehe besok aku post lagi ya chapter berikutnya hihi semoga suka sama cerita ini dan makasih yang udah mau vomments :)
gimme a vomments guys?

KAMU SEDANG MEMBACA
Bakery At Night // h.s
FanfictionPercintaan yang berawal dari toko Bakery, yang sering di kunjungi oleh Harry di malam hari. [ #27 FanFiction] cover by @mersgranfoy