Bakery #6

3.7K 573 50
                                    

***

Thalassa sedang membaca novel yang baru ia beli beberpa hari yang lalu. Thalassa sedikit merasa senang, karena hari ini toko roti tersebut tidak terlalu ramai di malam harinya. Jadi, dia masih ada kesempatan untuk meneruskan bacaannya yang sempat tertunda.

Gadis itu tidak mengetahui jika Harry sudah berada di belakangnya dari beberapa menit yang lalu. Bahkan laki-laki tersebut sudah beberapa kali memanggil Thalassa. Tetapi dia tidak menoleh ataupun menjawab panggilan dari Harry.

Harry menepuk pundak Thalassa pelan. Gadis itu masih tetap bergeming, sambil terus fokus kepada novel yang Thalassa baca.

Sampai pada akhirnya Harry menyerah, dan saat itu juga ide mesumnya bergerak. Dengan gerakan cepat dari belakang laki-laki itu mencium pipi Thalassa. Yang membuat gadis itu terlonjak kaget.

What the hell are you doing, Harry?” Tanyanya kesal, sambil memegang pipinya. Harry mengedikkan bahu. “Salah siapa yang daritadi dipanggil tidak menjawab, huh?” Tanyanya dengan nada sarkastik.

Lalu duduk di depan Thalassa dengan wajah yang sama sekali tidak menampakkan penyesalan akan hal yang telah dia perbuat.

“Kenapa kau tidak menepuk pund—“ Harry memotongnya dengan cepat. “Semua yang ada di otakmu itu, sudah kulakukan tadi.” Potongnya. Thalassa menatap Harry dengan tajam.

Gadis itu menghela nafas kesal. “Tapi jangan mencium pipiku juga.” Gerutunya.

“Entahlah, hanya itu yang ada di pikiranku tadi.” Jawabnya dengan santai. Pandangan Harry terarah novel yang sedang di genggam oleh Thalassa. Ia mengambil novel tersebut secara tiba-tiba.

“Aku tidak menyangka jika kau mengabaikanku hanya karena novel cheesy seperti ini.” Komentar Harry sambil membolak-balikkan novel yang berada di genggamannya. Dengan cepat Thalassa merampasnya dari tangan Harry.

Thalassa tertawa sinis mendengarnya. “Coba kulihat, lebih cheesy novel ini,” Katanya sambil mengancungkan novel yang berada di tangannya keudara. “Atau rayuanmu mengelikanmu?” Tanyanya. Harry mendengus tidak terima.

“Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi.” Ujarnya. “Aku bosan, apa kau tidak tahu suatu tempat untuk melepas kebosananku ini?” Tanya Harry. Thalassa tampak berpikir sebentar, sampai akhirnya ia langsung menggandeng tangan Harry.

Thalassa mengajak Harry ke taman belakang toko roti. Gadis itu melepaskan genggaman di tangan Harry, saat laki-laki tersebut tiba-tiba saja berdehem.

“Jangan dilepas,” Kata Harry. “Biarkan saja seperti ini, karena kau jarang sekali melakukan hal seperti ini.” Lanjutnya sambil menaik-turunkan alisnya.

Thalassa menarik tangannya kembali. “Tidak akan pernah terjadi, Mr. Styles.” Jawabnya. Harry hanya bisa mendengus kesal. Pandangannya terarah kepada sebuah bukit yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

“Jadi, tempat yang kau maksud itu bukit ini?” Thalassa mengangguk cepat. “Pemilihan yang sangat bagus, Sayang.” Katanya lalu menarik tangan Thalassa agar mengikutinya ke bukit tersebut. Sedangkan Thalassa, gadis itu sedang mengatur detak jantungnya sendiri.

***

Bakery At Night // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang