Bakery #4

3.9K 644 116
                                    

***

Harry memainkan ponsel miliknya, sambil sesekali memerhatikan Thalassa yang sedang membuatkannya Coffee hangat. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas. Tetapi laki-laki itu masih tetap berada di toko roti tersebut.

Thalassa mengampiri Harry, dengan secangkir Coffee yang tadi dipesan oleh Harry. “Nih, minumlah.” Katanya sambil duduk di depan Harry.

Laki-laki tersebut yang sedang menatap layar ponselnya. Mendongak kearah Thalassa, lalu tersenyum manis. “Terima kasih, Thals.” Ucapnya. Thalassa yang mendengar panggilkan yang diberikan oleh Harry hanya bisa mengernyitkan dahi bingung.

“Namaku Thalassa, dan bukan Thals.” Koreksinya, dengan tampang tidak suka. Harry tertawa menunjukkan lesung pipinya.

“Itu nama panggilan dariku,” Jelasnya. “Kau tahu? Semacam panggilan sayang, mungkin?” Lanjut Harry dengan tenang. Ia mengesap Coffee hangatnya.

Gadis berambut blonde gelombang itu hanya bisa memalingkan pandangannya ke lain arah. Sorot mata yang diberikan oleh Harry, membuat tubuhnya bergetar hebat. Seperti ada sesuatu di dalam tubuhnya yang tampak gelisah jika berdekatan dengan laki-laki berambut ikal itu.

“Aku suka dengan tempat ini,” Komentar Harry, sambil menatap ke sekeliling sudut ruangan. Thalassa hanya bisa menggidikkan bahunya acuh.

“Aku juga memikirkan hal yang sama.” Jawabnya dengan santai. Harry yang mendengar itu langsung menoleh.

Ia menatap Thalassa dengan antusias. “Benarkah?” Tanyanya. “Aku pernah mendengar orang sering bilang, kalau kita punya kesamaan berarti itu tandanya kita jodoh. Apa kau jodoh yang tuhan turunkan untukku?” Tuturnya.

Thalassa tertawa mendengar pertanyaan bodoh yang diajukan oleh Harry. “I wonder, sebenarnya kau ini kenapa, sih? Kau terlihat aneh belakangan ini.” Tanya Thalassa sambil menatap Harry dengan alis yang terangkat sebelah.

“Aku?” Gadis itu mengangguk cepat. “Aku sedang jatuh cinta. Kau tahu? Katanya jika kita bersikap aneh dari biasanya. Itu tandanya kita sedang jatuh cinta.” Lanjut Harry, sambil memandang kearah luar jendela.

Thalassa mengangguk mengerti. “Um, kalau boleh tahu, siapa orangnya?” Tanyanya penasaran. Harry menyeringa dan menatapnya penuh arti.

“Kaulah orangnya.”

 ***

a/n: hai lagi! aku sengaja nih updatenya langsung dua chapter gitu hihi lagi seneng aja buat cerita ini gatau kenapa haha ternyata banyak yang suka pertama pengen di hapus ._. btw makasih yang udah mau baca ya! xx

p.s: gue melting sendiri liat mulmednya</3

gimme a vomments pls? :)

Bakery At Night // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang