Chapter sebelumnya, akhir Kisah Balung Kukang
Embun di pagi hari belum sepenuhnya hilang. Bu Reni sudah sibuk dengan kegiatan dapur diselingi suara teriakan membangunkan Rere, Putri bungsunya.
"RERE, TANGI! ADUS, NDANG SEKOLAH!! (" Rere, bangun! mandi, terus Sekolah!!)
Sementara Pak Amin berjalan keluar rumah dengan secangkir kopi di tangannya. Udara segar pagi hari menyambutnya tatkala membuka pintu depan.
Pak Amin sedikit kesal karena pandangannya ke arah jalan terhalang oleh sedan hitam yang di parkir tepat di depan rumahnya, berjejer rapi dengan avanza putihnya.
"Mobile sopo iku parkir sembarangan di rumah orang. Ora ijin nang seng duwe omah pisan," gerut lu Pak Amin sambil meletakkan cangkir berisi kopinya di meja depan.
Lalu ia berjalan mengamati sedan hitam di depannya. Matanya sibuk menoleh kanan kiri. Mencari-cari tetangga untuk mencari tahu pemilik mobil sedan keluaran baru itu.
"Jen, mobile sopo iku? kok di parkir ndek kene?(Jen, mobil siapa itu?kok di parkir di sini?)" teriak Pak Amin, bertanya pada Mas Jen di sebrang jalan.
"Ora eruh, Lek. Mulai ket isuk wes ndek kunu. tak pikir mobile dulure Sampeyan, (Nggak tahu, Om. Sejak pagi tadi sudah di situ, kufikir mobil saudara Om) " jawab Mas Jen yang bersiap akan berangkat kerja.
"Buk, neng ngarep mobile sopo? di parkir neng omahe dewe, (Bu, di depan mobil siapa? di parkir di rumah Kita)" tanya Pak Amin kepada Bu Reni yang sudah berada di dapur.
"Mobil? Yo mbuh, Pak," jawab Bu Reni sambil menghidupkan kompor.
Rere menghampiri Ibunya di dapur, rambutnya nampak basah karena baru saja keramas.
"Rere weruh mobile sopo ndek ngarep omah? (Rere tahu mobilnya siapa di depan rumah?)" tanya Pak Amin pada putri bungsunya.
"GAK!" jawab Rere dengan muka ketus.
Pak Amin hanya garuk-garuk kepala dengan tingkah putrinya.
"Ibuk ngangge parfum? (Ibu pakai parfum?) " tanya Rere pada Bu Reni.
Hidungnya sibuk mengendus badan ibunya lalu dengan cepat menutup hidungnya.
"Ibuk jorok, mambu iler, ah," kata Rere lalu berjalan ke arah kamarnya.
Samar-samar hidungnya mendeteksi di mana arah bau parfum yang ia cium berasal.
Rere terus menelusuri ke arah bau parfum, langkahnya berhenti di depan kamar kakak sulungnya.
'Apa Mas Dika wes pulang?' Rere berkata pada dirinya sendiri.
Tapi seingat Rere, Dika, kakak sulungnya hanya memakai Deodorant Spray seperti Axe, sedangkan yang di ciumnya saat ini adalah bau parfum wanita.
Tanpa ragu Rere membuka pintu kamar Dika.
Mata Rere terbelalak saat mengetahui bukan kakaknya yang sedang berada di kamar Dika.
Melainkan tubuh seorang gadis yang sedang tidur terlelap dengan posisi miring memeluk guling.
Cepat-cepat Rere menutup pintu kamar lagi lalu bergegas berlari menuju dapur.
"Ibuk!" teriak Rere mengagetkan Bu Reni yang sedang memasak.
"Opo? Rere iki tah, bengok bengok ae! (Apa? Rere ini loh teriak-teriak aja!)" jawab Bu Reni.
"Seng turu ndek kamare Mas Dika sopo, Buk? (Yang tidur di kamarnya Mas Dika siapa, Bu?)" tanya Rere lagi dengan mimik wajah bingung. Setahu Rere hanya sedikit perempuan yang bertamu ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALUNG KUKANG Return
HorrorDika terseret dalam rumitnya perang santet antara keluarga besar trah Sastro dan Handoyo.