DARAH TERAKHIR (Episode Of Luna Handoyo)

1.5K 97 1
                                    

Aku akan menceritakan sebuah kisah dan tentunya bukan kisahku.

Tapi tentang kisah Gadis Berusia 25 tahun yang hidup dalam keluarga penganut Ilmu SANTET tingkat tinggi.
Ia adalah Aluna Rafa Handoyo tetapi lebih terkenal dengan nama Luna Handoyo.

Di Jaman yang serba modern ini adu fisik lebih sering kita jumpai ketimbang beradu ilmu. Dan pernah kah kalian berpikir kecepatan Jari kalian saat mengetik sebuah message lalu menekan tombol send hanya dengan satu jari, terlihat sangat instant bukan.
Lalu pernahkah kalian berpikir seorang dukun teluh yang hanya menggunakan boneka lalu meniupnya sebagai metode untuk mengirim sebuah santet, lebih cepat pesan messenger kalian atau teluh kiriman sang dukun?

Di Antara Hingar Bingar Kota yang padat dengan penduduk yang berlalu lalang dengan kesibukannya masing masing.
Seorang Gadis muda sedang duduk sendiri di lantai dua sebuah caffe dengan mata sayu pandangannya hanya tertuju ke bawah di perempatan jalan besar yang penuh dengan kendaraan dan di diselingi pejalan kaki yang terkadang menyebrang jalan.
Sebuah sedan hitam memasuki parkiran didepan Caffe yang saat ini ia duduki.
Pintu samping kemudi terbuka dan seorang gadis berambut hitam lurus 
serta poninya yang di tata menyamping ke kanan mengekan jaket warna merah, celan jenas hitam panjang dengan sobekan di kedua lututnya berpadu dengan snapback yang ia pakai.
Membuat Fanny menjadi sorotan banyak orang di luar dan dalam Ceffe.
"Udah lama nunggu yah maaf tadi agak macet sedikit" Kata Fanny lalu menarik kursi di depan nya.
"Aku juga belum lama sampai" Jawab Luna dengan senyum simpul nya.
"Bagus lah kau nampak terlihat bahagia sekarang. aku sempat meragukan Dika tapi nampak nya kalian bisa memahami satu sama lain" lanjut luna kali ini tanpa menoleh ke Fanny matanya sibug mengawasi lampu merah di sebelah barat yang hanya berjarak 50 meter dari caffe.
"Apa kau jauh jauh datang kesini hanya untuk memberi ucapan selamat kepadaku dan hanya menceritakan tentang persekongkolan para kepala keluarga dalam membantai seluruh keluargaku" kata Fanny sambil memandang wajah Luna di depan nya.
Dari mata luna tersimpan banyak misteri yang pernah Luna lihat dengan mata kepalanya sendiri.
Bahkan saat ini Wajah cantik luna terlihat tanpa cahaya sangat berbeda dengan wajahnya yang dulu.
Seperti kebanyakan Orang yang menyimpan ilmu santet wajah Luna yang sekarang mulai redup. Mungkin sekilas orang biasa akan melihat Luna dengan paras cantiknya berbeda dengan Fanny yang terlihat di matanya wajah luna mulai sedikit gelap dan nampak kotor.
Hati kecil nya ingin sekali berkata kepada Luna untuk menyuruh melepas semua ilmu terkutuk itu.
"Apa kau berpikir untuk menyuruh ku berhenti di tengah jalan yang akan aku mulai Fanny?" tanya Luna seakan akan ia tau apa yang di pikiran Fanny saat ini.
"Meski aku katakan. Kau tak akan berhenti dengan ambisimu sekarang" Jawab Fanny.
"Meski tak ku katakan kau sudah mengerti bahwa aku sudah memaafkan mu. jadi berhentilah meminta maaf" lanjut fanny.

Luna tak menjawab kata kata Fanny ia mengambil Nafas dalam dalam lalu mengeluarkan nya perlahan.

"Aku mencium bau kematian di sini" Ujar Luna tanpa memperdulikan perkataan Fanny.
"Dari dulu kau tak pernah sedikit pun berubah" Jawab Fanny lalu menyeruput coklat panas pesanan ny.
"Kau lihat perempuan yang memakai gaun berwarna cream yang sedang duduk bersama lelaki di meja no 14 itu?" tanya Luna
Fanny hanya memandang sebentar ke arah meja no 14 di mana ada dua pasangan yang berumur. Mereka terlihat berdebat kecil lalu sang wanita berdiri dan menenteng Tas kecil nya berjalan menuruni tangga.
"Lihat lah ke arah perempatan sana" Kata Luna sambil mendongak kan dagunya pelan. lalu mengambil sebatang rokok dan menyulutnya.
Tiba Tiba Luna mengarahkan tangan nya ke perempatan jarinya membentuk simbol pistol tak lupa ia hisap rokok di tangan kirinya dan sesudah Itu
"DOOR" suara itu keluar dari mulut Luna beserta asap rokok yang membentuk lingkaran kecil.
BRAAAAKKK.. sebuah brio berwarna putih yang di kemudikan wanita yang duduk di bersama lelaki di no 14 yang Fanny lihat tadi ditabrak truk trailer bermuatan semen yang melaju cepat karna mengalami rem blong.
Fanny nampak tercengang dengan kejadian yang barusaja di lihatnya.

"Apa itu santet lowo ireng" kata Fanny yang sudah memandang Luna heran.
Luna hanya mengelngkan kepalanya sebelum menjawab pertanyaan Fanny.
"Itu santet gagak hitam dari banyuwangi" kata Luna dengan muka datar.
Luna lebih tau tentang ilmu terkutuk itu karna ia berasal dari kota di ujung wetan pulau jawa pikir Fanny.
"Sementara yang ini adalah BAMBU APUS." lanjut Luna dengan gaya yang sama seperti tadi saat sebelum terjadinya kecelakaan. Tapi kali ini pistol tangan nya di arahkan ke laki laki yang duduk meja no 14 bersama wanita yang terlibat tabrakan tadi.
"DOOR" suara itu kembali kelaur dari mulut Luna.
Seketika Saat itu juga laki laki itu kejang hingga ahirnya jatuh tersungkur di lantai dengan badan masih kejang kejang. Darah menyembur dari mulutnya lalu tubuh lelaki itu tak bergerak dan mati seketika.
sontak para penghuni Caffe berteriak2 histeris melihat lelaki itu mati mengenaskan.
Hanya Luna dan Fanny yang terlihat santai.
"Bukan aku pelakunya. aku sama sekali tak mengenal mereka." kata Luna menepis tatapan penuh curiga Fanny.
"Mereka berdua saling bunuh dengan menyewa dukun santet. Tentu saja tanpa sepengetahuan mereka masing masing" lanjut Luna kali ini dengan nada lebih santai.
"Sepertinya kita harus pindah tempat karna setelah ini pasti akan banyak orang berdatangan kesini" Kata Fanny.
Luna sangat paham dengan sifat Fanny yang tidak terlalu suka keramaian.

"Kita pindah ke rumah ku itu pun kalo kau tak keberatan" Lanjut Fanny.
Dan tentu saja Luna tak masalah dengan Ajakan Fanny.

BALUNG KUKANG ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang