DARAH TERAKHIR Part 2

1.4K 104 0
                                    

Hujan turun dengan derasnya nampak Fanny dan Luna sedang berbincang serius.
"kau sudah siap menyaksikan kejadian yang menimpa keluargamu?" kata Luna dengan wajah mulai serius.
Fanny nampak berfikir sejenak timbul keraguan di benaknya.
"Ceritakan saja bagai mana kakak ku meninggal kata" kata Fanny sedikit ragu sebab yang akan Luna sekarang bukan bercerita tetapi memperlihatkan kilas balik seluruh kejadian yang menimpa keluarganya.
"Kau tau? aku sangat tidak suka bercerita. Maka peganglah tanganku jika kau sudah siap" jawab Luna datar.

Fanny tak akan mampu melihat satu persatu keluarganya mati.
Yang Fanny inginkan adalah Fakta kebenaran di balik kematian Angel.
Ulu hati nya perih serasa ditusuk puluhan jarum yang seharusnya hidup saat ini adalah Angel karena dia adalah cucu pertama Sasmita Sastrowardoyo sang penerus mutlak keluaga Sastrowardoyo.

"Apa kau akan tenang hidup di bayangi masa lalu yang menggangu fikiranmu terus menerus?" Tanya Luna melihat keraguan dalam diri Fanny.
Meski Fanny mencoba berdamai dengan keadaan bayangan Angel terus mengganggunya.
Bahkan tersimpan banyak pertanyaan di benaknya untuk Angel.

"Pasti kau sudah tau di antara keluargamu. Hanya Angel dan Nenekmu yang tak tersentuh ilmu terlarang itu?" 
kata Luna.

Fanny menoleh di lihat nya wajah Luna seperti mencari Jawaban.

"Benar aku harus tau" Ucap Fanny lalu menggenggam tangan Luna.

Lalu Tubuh nya seperti melayang berputar putar secara cepat.
Di depannya Kini nampak kilas balik kejadian demi kejadian yang di alami keluarganya seperti filem layar lebar.
Di Rumah Efendi Sastrowardoyo nampak dua orang sedang berdebat
Efendi membanting perabotan rumah.
Lalu tubuh nya tiba tiba terhempas kebelakang seperti terkena tendangan keras dari depan.
Belum sempat ia bangun tiba tiba tubuh nya melayang ke atas seringan kapas.
Sekali lagi tubuh ayah Angel seperti di tekan benda keras dari atas.

"Hoeeek..."

Darah Muncrat keluar dari mulutnya dengan mata melolot menjelang ajal menjemputnya.

Kali ini guliran Istrinya Zahra ia nampak masih berkabung dengan kematian suaminya.
Para pelayat sedang membacakan Surat Yasin mendiang Efendi.
Wanita itu nampak terisak dalam pelukan Angel anak nya.
Setelah sedikit tenang ia memasuki kamar di belai nya potret Efendi air mata nya terus mengalir ia nampak tak rela dengan kepergian Efendi.
Tiba tiba tubuh nya seperti di tarik dari belakang ia berbaring di ranjang seraya memegangi lehernya.
Kaki nya meronta ronta sedangkan tangan sibuk memegangi lehernya yang terasa di jerat oleh tali dari belakang.
yang terdengar dari mukutnya hanya suara.
"Heekk heeek heek.." tubuh nya sudah lemas sama sekali tak terlihat nafas di dadanya.
Fanny tecekat kedua tangan nya menutupi mulut nya air matanya sudah dari tadi mengalir menyaksikan paman dan bibinya tewas.

Kali ini giliran orang tua kandung nya.
Fanny nampak meronta tak ingin melihat kejadian nahas itu ia menutupi wajah nya tangisan ny semakin keras. Kaki nya tak kuasa menahan beban tubuh nya dan ambruk duduk bersimpuh.
Yusuf Sastrowardoyo terlihat memegang tali ditangan nya berjalan memasuki kamar di ikuti Febriana istrinya pandangan mereka terasa kosong seperti terkena hipnotis.
Yusuf tak sadar sedang membuat simpul di tali sementara Febriana menarik dua kursi.

"JANGAAAAAANN" Teriak Fanny kencang yang melihat kepala kedua orang tuanya sudah tergantung berjejer di kamarnya.

"Ayah.. Mama.." isak Fanny.
Matanya terus di paksa melihat kilas balik atas kematian keluarganya.
Sekarang di hadapan nya Angel kakanya terlihat berbicara serius dengan Luna.
"Apa itu kalian" Tanya Fanny dengan mengarahkan jari telunjuk nya lalu menoleh kepada Luna.
Luna mengangguk pelan ia nampak prihatin dengan keadaan Fanny saat ini.

"Fanny tidak seharusnya terseret dalam masalah ini. Cepat atau lambat Iblis itu juga akan mengincar nyawanya." Angel nampak serius berbicara dengan Luna depannya.

BALUNG KUKANG ReturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang