6. Aku bukan anak kecil lagi yang harus diingatkan untuk melakukan hal yang ....

24 7 0
                                    

Aku bukan anak kecil lagi yang harus diingatkan untuk melakukan hal yang jelas-jelas sangat diperlukan sebagai makhluk hidup, dan aku juga tau kapan aku kelaparan.

_Ziad Sy

Malam ini langit terlihat cerah dengan bulan yang tampil menawan di panggung nabastala, para lintang pun 'tak mau kalah bersolek dengan kerlap-kerlip layaknya penari latar yang menambah kemegahan malam. Dari keindahan itu, hanya ada beberapa makhluk yang mau mengaguminya semuanya terlalu sibuk untuk hanya sekedar mendongak mensyukuri apa yang tersaji di atas sana.

Mobil milik Ziad melaju dengan perlahan di tengah antrian kendaraan yang mengular, suara klakson saling sahut menyahut menambah sesak sang ibu kota, decakan kesal beberapa kali meluncur dari bibir Ziad tanpa bisa ia cegah.

Sementara Azra, wanita itu kini sudah terlelap di kursi penumpang ditandai dengan deru nafasnya yang teratur, ia nampak begitu damai dan tenang sama sekali tidak terusik dengan suara bising yang berlangsung di luar sana, begitu kontras dengan wajah kesalnya saat Ziad melarangnya duduk di kursi samping kemudi. Mengingat hal itu membuat kekesalan Ziad seakan menguap begitu saja seolah hilang tanpa jejak. Ah sepertinya ia harus sering-sering mengerjai wanita itu.

Ia kembali fokus pada padatnya jalanan, mencari celah yang bisa dilewati mobil, bayangan air hangat yang segar kini sudah memenuhi kepalnya, ia butuh merefreshingkan tubuh yang terasa sudah begitu keletihan.

....

Azra mengerjapkan matanya perlahan menyesuaikan dengan suasana di sekelilingnya yang nampak terang dengan lampu, dan saat penglihatannya mulai beradaptasi dengan cahaya, hal yang pertama kali dilihatnya adalah sebuah gorden berwarna putih gading menjuntai menutupi kaca jendela transparan, serta aroma sakura yang sudah menjadi aroma kesukaan wanita itu sejak dulu langsung menyergap indra penciuman, yang seolah dengan cepat mentranvusikan kesadaran pada otak wanita itu bahwa sekarang ia berada di dalam kamarnya.

Sekelabat pertanyaan seketika berputar dibenaknya, apakah Ziad yang membawanya kemari? Atau dia yang berjalan sendiri, namun lupa kapan ia melakukannya? Ah sepertinya spekulasi yang kedua lebih masuk akal karena tidak mungkin 'kan Ziad mau repot-repot membopongnya kemari, itu terdengar sangat mustahil. Ia cukup sadar diri bahwa atensi Ziad hanya berpusat pada pekerjaan serta Lisa si mantan tunangannya yang sudah meninggal.

Ia bangun dari pembaringan dan berjalan menuju kamar kecil, Azra baru ingat bahwa ia belum melaksanakan sholat isya, dan ini juga sepertinya belum terlalu larut untuk melakasanakannya.

Selesai berwudhu serta membalut tubuhnya dengan mukenah ia lantas segera menggelar sajadah dan mulai melaksanakan sholat dalam diam. Kedua tanggannya terangkat sebatas bahu, bersamaan dengan pelafalan kalimat 'Allahuakbar' dengan suara lirih. Pengucapan kalimat 'Allahuakbar' menandakan bahwa akan dilakukan pergantian gerakan yang keselanjutnya ataupun sebagai tanda akan dimulainya sholat.

Ketika shalat berjamaah biasanya imam melafalkan kalimat ini dengan suara lantang agar para makmum yang dipimpinnya tidak bingung dan gerakannya tetap selaras. Namun, karena saat ini Azra melaksanakan shalat sendiri maka pelafalannya cukup dengan suara lirih saja.

Sementara Azra sholat, disisi lain Ziad justru sedang berdiri sambil menatap pantulan dirinya di cermin sambil bergaya layaknya model profesional, pria itu memang memiliki hobi memuji dirinya sendiri.

"Ah kau memang tampan Ziad." Lagi-lagi ia berpose dengan gaya aneh, jika saja orang-orang mengetahui tabiat asli Ziad mungkin mereka akan berfikir ribuan kali untuk menyematkan titel 'manusia dingin' pada pria itu.

"Assalamualikum."

Ketika asik dengan kegiatannya tiba-tiba Ziad dikagetkan dengan suara seseorang dari arah pintu kamar yang sedikit terbuka menampilkan kepala seorang wanita yang tengah tersenyum lebar meski tidak selebar senyum milik Iqbal.

"Apa yang kau lakukan disitu?" Tanya Ziad sedikit emosional, takut jika Azra melihat apa yang dilakukannya tadi.

"Boleh aku masuk?" Azra balik bertanya, bahkan sebelum mendapat izin dia sudah lebih dulu melebarkan pintu dan membawa tubuhnya masuk ke dalam kamar, sementara sang pemilik langsung melayangkan tatapan tajam layaknya mata pedang yang siap menebas siapapun yang mengusiknya. Namun hal itu tidak membuat wanita bertubuh ramping itu mengurangi langkahnya untuk semakin mendekat kearah cermin dimana Ziad berdiri saat ini.

"Hei untuk apa kau kemari?!" Tanyanya penuh peringatan, ia berfikir apa yang hendak dilakukan wanita itu hingga dengan berani masuk ke kamarnya malam-malam begini? Apakah ada sesuatu yang terjadi?

Azra sejenak hanya diam sambil tersenyum sesuai dengan kebiasaannya. "Apa kau sudah makan?" tanyanya.

Ziad mendengus, "Aku bukan anak kecil lagi yang harus diingatkan untuk melakukan hal yang jelas-jelas sangat diperlukan sebagai makhluk hidup, dan aku juga tau kapan aku kelaparan. Jadi, kau tidak perlu repot-repot mengingatkanku," jawab Ziad ketus sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain, enggan menatap lawan bicaranya. Dia sebenarnya tidak membeci Azra, tapi mungkin ia belum bisa menerima kehadiran wanita itu dihidupnya, Lisa masih segalanya bagi Ziad untuk saat ini.

"Oke baiklah, aku akan pergi," putus Azra sembari membungkukkan tubuhnya beberapa derajat kemudian segera menyingkir dari hadapan Ziad tidak memaksa seperti biasanya.

Wanita itu berjalan sambil menundukkan wajanhnya, kesal? Tentu saja dia kesal, padahal ia hanya bertujuan baik, mengingatkan untuk makan apa salahnya?
Dan kenapa juga pria itu selalu saja sensitif. Ah menyebalkan.

Jangan pernah menyia-nyiakan kebaikan yang diberikan oleh orang lain, karena bisa saja suatu saat nanti perlakuan baik itulah yang akan sangat kau rindukan dan akahirnya membuatmu menyesal ....

Bersambung ....

#budayakan meninggalkan jejak
#masih berantakan
#penulis pemula

Bekicotan Didip

Halo guys apa kabar? Semoga semuanya sehat-sehat yak.
Gini, Didip mau nanya
Apa sih kesan kalian setelah baca cerita WPS?
Apakah menarik, atau justru berantakan.
Nah kalo misalnya menurut kalian menarik silahkan komen semangat Dip
Tapi kalo berantakan, silahkan ajuin kritikannya di komen juga.

Didip sebenarnya kaga yakin ada yang baca, tapi siapa tau ada orang yang khilaf mampir kelapak ini, bisa dah tuh komen-komen ^_^

Ikan hiu lagi ngaca
I love you buat yang baca ....


See you next time😗


Wanita perindu surga (Slow Update)    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang