Luvia[5]

152 43 10
                                    

Update yuhuuu😚

Disinilah Davian, di atas rooftop bersama ke-5 sahabatnya, jangan tanyakan mengapa mereka ada di sini, yang pasti mereka ingin bersantai, dan meninggalkan keriuhan kelas mereka. Mereka bolos?? Ohh tentu saja tidak, mustahil bagi Davian untuk membolos, dari pada membolos ia lebih senang tidur dalam kelas, ya walaupun ia murid teladan yang pasti ada sedikit sisi-sisi tambeng dari seorang pelajar, mereka bisa berada di sini karena sekarang Pak Ilham guru matematika itu tidak masuk dan akhirnya membuat kelas mereka freeclass.

Sedari tadi mereka selalu terbahak mendengar lelucon dari Juan dan Raffi, terkecuali Davian. Sedari tadi dia hanya melamun memikirkan kejadian kemarin.

'Siapa mereka? Kenapa kemarin Luvia yang biasanya terlihat begitu kuat dan tangguh tiba-tiba menjadi rapuh?' batin Davian.

Flashback on

Setelah selesai dengan acara makan mereka, Davian dan Luvia pun berjalan keluar meninggalkan mall tersebut, saat berada diparkiran, langkah Luvia terhenti otomatis menyebabkan Davian ikut menghentikan langkahnya dan menatap Luvia bingung, tanpa sengaja netra coklat milik Luvia menangkap sepasang insan yang sedang tertawa ria dan sesekali bermesraan. Tanpa Luvia sadari matanya memanas, dadanya terasa sesak melihat pemandangan tersebut. Sementara itu Davian yang menyadari perubahan raut wajah dan sikap Luvia pun ikut mengarahkan pandangannya menuju sesuatu yang tengah ditatap oleh Luvia. Menyadari apa yang sedang terjadi, Davian pun langsung menarik tangan Luvia menuju mobilnya dan membukakan pintu agar ia segera masuk. Davian pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan parkiran mall tersebut.

Saat di dalam mobil, Luvia hanya diam dan hanya menatap kearah kaca mobil, tanpa terasa sebulir cairan bening menetes keluar dari netra coklat milik Luvia, tetapi Luvia segera menghapusnya dengan kedua tangannya kasar karena ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan orang lain. Terutama Davian. Namun Luvia terlambat, Davian telah menyadari hal itu, ya Davian tau bahwa Luvia menangis.

"Ck dasar cengeng!"cibir Davian yang tetap fokus pada jalan didepannya.

Luvia yang mendengar perkataan Davian barusan langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Davian tajam.

"IRI BILANG BOSS!!"ucap Luvia ngegas.

'buset nih cewek barusan aja nangis-nangis sekarang udah ngegas aja'batin Davian.

Flashback off

"WOII!!"teriakan dari teman-teman Davian sontak membuyarkan lamunan Davian.

"Lu kenapa sih bengong aja dari tadi?"tanya David.

"Gak."jawab Davian singkat.

"Ck boong banget dah."ucap Raffi yang jengah melihat sikap cuek Davian yang kambuh.

"Eh gue denger-denger dari gosip anak-anak lu kemaren balik bareng Luvia ya?"tanya Juan.

"Eh eh eh yang bener lu balik ama Luvia?"tanya Rifki antusias.

"Udahlah bro sikat aja yekan, si Luvia kan itu behh joss banget."celetuk Adit.

Tuk!

Tuk!

"Aww paan sih Dav, Ju, sakit bego!"ucap Adit.

"Bacot lo dijaga!"ucap kedua lelaki yang baru saja menjitak keras kepala Adit tersebut.

"Hehe maapin dedek khilap bang."ucap Adit mendramatisir.

"Alay!"cerca Davian, Juan, David, Raffi dan Rifki serempak.

"Dedek tuh gabisa diginiin, biarin ntar dedek bilangin neng Shelly kalian."ucap Adit seraya memanyunkan bibirnya.

"Eh ehh tunggu tunggu siapa barusan lo bilang? Shelly? Shelly sahabatnya Luvi maksud lo?"tanya Juan.

Luvia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang