Luvia [6]

148 41 12
                                    

Happy reading😍

Bel masuk telah berbunyi, yang menandakan waktu beristirahat telah usai dan kegiatan belajar mengajar akan segera dilangsungkan.

Semua murid SMA Bintang Negara telah memasuki kelas masing-masing, kecuali sang ketos yang tengah sibuk dengan tugasnya, berpatroli. Karena jam-jam seperti ini sangat rawan untuk para murid badung membolos. Semua aman, hingga saat ia mengecek ke belakang sekolah nampak seorang gadis, yang hampir tak pernah absen untuk hadir di ruang BK, kini sedang bersiap-siap untuk memanjat pagar belakang. Yap, gadis itu adalah tokoh utama dari cerita ini. Luvia Nessa Aditama.

Davian mendekat, namun sepertinya gadis itu tidak menyadarinya. Davian hanya mengawasinya sambil bersandar ditembok dengan kedua tangannya masuk dalam saku celananya.

"Mau bolos?"tanya Davian.

"Udah tau pake nanya!"ucap Luvia ketus tanpa menoleh sedikit pun.

"Ikut gue!"titah Davian.

"Kagak mau, gue mau kumpul ama anak-anak aja."ucap Luvia sembari mulai bersiap memanjat menaiki pagar tersebut. Saat mulai memanjat, tiba-tiba kaki Luvia terpleset dari pijakan. Yang menyebabkan Luvia jatuh dan terhuyung ke belakang.

"AAAAA!!"teriak Luvia reflek sembari memejamkan mata.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

"Lah kok gasakit?"gumam Luvia masih tetap memejamkan matanya.

"Buka mata lo bego!"ucap Davian.

Secara perlahan, Luvia mulai membuka matanya. Pandangan mereka bertemu, untuk beberapa detik mereka seakan terpaku oleh pesona masing-masing. Posisi mereka sangat persis seperti adegan-adegan difilm romance yang Luvia sering tonton. Dimana Davian berada dihadapan Luvia, dengan lengan kirinya berada pada pinggang Luvia dan menahannya agar tidak terjatuh.

"AAAAA LEPASIN GUE!!"teriak Luvia tersadar akan posisi mereka saat ini.

Brukk

"Aww eh anjing kok lo jatohin sih!!"kesal Luvia yang merasakan nyeri pada bokongnya akibat dijatuhkan begitu saja.

"Kan lo yang minta."ucap Davian enteng dengan tampang sok polosnya.

"Ish dasar ya lo!"ucap Luvia kesal.

"Udah ayo cepetan ikut gue!"titah Davian tegas tak terbantahkan. Dengan langkah malas Luvia pun menurutinya, toh mau melawan juga percuma, daripada nanti panggilan orang tua lagi, kan jadi lebih ribet.

***

Disinilah Luvia berakhir. Gudang. Ya Davian tadi membawa Luvia menuju ruang BK, dan akhirnya Bu Dewi pun memberi hukuman yaitu membersihkan gudang, dengan Davian sebagai pengawas.

"Woyy Dav bantuin kali aelahh."kesal Luvia pada Davian yang hanya sibuk memainkan ponsel digenggamnya.

"Woyy Dav!"

"Dav!"

"DAVIAN ROLAND ARKA SEANNO!!"teriak Luvia kesal karena sedari tadi sang empu yang dipanggil namanya tetap diam tak bergeming.

"Hm?"dehem Davian tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih berwarna hitam berlogo apel digigit tersebut.

"Lo bantuin gue gitu kek, sebagai bales budi lo karena gue udah bantuin cari kado buat adek lo, atau sebagai bentuk permintaan maaf lo karena lo udah jatohin hp gue gitu kek aelahh, lagian kan yang buat gue dihukum kek gini kan lo, padahal gue niatnya tuh ya pengen refreshing gitu, pengen santai-santai, eh malah kena hukuman gini bangsat emang lo! Pokoknya lo harus bantuin gue buat bersihin nih gudang!"cerocos Luvia panjang lebar, sambil menekan 8 kata terakhir.

Luvia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang