Happy reading💛
"Luvia, truth or dare?"pertanyaan itu dilontarkan Shelly. Ya, saat ini mereka memang sedang memainkan permainan ToD sekedar untuk mengisi waktu istirahat mereka. Dan kini, giliran terakhir ujung botol air mineral itu mengarah pada Luvia.
Baru saja Luvia akan menjawab tetapi suara Salsa sudah lebih dulu menyela.
"Oke karena barusan Putri udah milih truth, jadi berarti sekarang lo giliran dare."selalu seperti ini, astaga terkadang Luvia merasa mereka menindasnya, dan naasnya teman-temannya yang lain mengangguk setuju.
"Terserah kalian."
Oke, baiklah Luvia pasrah, teman-temannya memang seperti ini.
"Sip, bentar kita mau diskusiin dulu apa tantangan yang menarik buat lo."ucap Dinna sembari meninggalkan Luvia dengan teman-temannya yang lain menuju meja seberang.
Oke, perasaan Luvia merasa tidak enak, pasalnya setiap Luvia mendapat giliran dare mereka selalu memberi tantangan yang nyeleneh dan memalukan bagi Luvia. Seperti contohnya waktu itu pernah mereka menyuruh Luvia untuk mengajak mantan pacarnya ngedate hingga pacar baru sang mantan tau dan dia mengamuk besar-besaran, lalu kemudian pernah ia disuruh ngebaperin mas-mas minimarket hingga sampai sekarang mas-masnya masih suka senyum-senyum saat bertemu dengan Luvia.
"Kita udah putusin apa tantangan yang pas buat lo."ucap Indri seraya kembali pada meja yang tadi mereka tempati diikuti teman-temannya yang lain, tak lupa dengan senyum horor yang menghiasi wajah mereka membuat bulu kuduk Luvia berdiri.
"Apa?"
"Lo harus bisa taklukin si Davian dengan pesona lo dalam waktu satu bulan."ucap Nafisha yang diangguki temannya yang lain.
Oke perkataan Nafisha barusan sukses membuat Luvia melongo. Teman-temannya ini memang terkadang sangat kejam, mengerikan dan tidak berprasaan. Tidak jauh beda dengannya.
Yang menjadi pertanyaannya kenapa harus si es batu? Kenapa bukan cowok lain? Oh ayolah Davian sangatlah jauh dari tipe laki-laki idaman Luvia. Dan sikapnya yang dingin-dingin bangsat itu ahh ayolah Luvia sama sekali tidak tertarik dengannya.
Karena tidak mendapatkan jawaban dari Luvia, Indri akhirnya membuka suara.
"Kalo lo berhasil kita bakalan turutin apa mau lo dan bakal jadi jongos lo selama satu minggu, dan jika lo gagal atau nolak bakalan sebaliknya."oh ayolah sebenarnya mereka ini benar sahabatnya atau bukan? Mengapa mereka tega sekali.
Tapi demi kesempatan menjadikan teman-temannya babu yang tidak akan mungkin datang untuk kedua kalinya, akhirnya ia menyetujuinya.
"Oke, gua terima."ucap Luvia mantap.
Sebenarnya, tujuan teman-temannya ini baik, mereka ingin agar Luvia melupakan seseorang dari masalalunya yang sampai sekarang masih saja kerap mengganggu pikiran sahabatnya ini. Dan menurut mereka Davian adalah orang yang tepat.
"Dan misi lo dimulai dari sekarang!"ucap Putri sambil memandang ke arah pintu masuk kantin, yang diikuti oleh teman-temannya yang lain termasuk Luvia. Dan bisa kalian tebak siapa yang baru saja masuk? Ya itu adalah target dari dare kali ini. Davian, bersama kelima soibnya.
"Udah sono lu beraksi."ucap Shelly seraya mendorong pelan bahu Luvia.
Luvia hanya bisa menghela nafasnya, sungguh ia malas. Tapi mau bagaimana lagi? Daripada jadi babu untuk keenam sahabatnya yang sudah pasti akan sangat melelahkan dan menyusahkan? Lebih baik ia mencoba mendekati Davian saja.
Dengan berat hati, akhirnya Luvia pun bangkit dari tempat duduknya, untuk menuju meja Davian dan teman-temannya berada. Tapi baru beberapa langkah, suara teman-temannya makin menambah kekesalannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luvia [Hiatus]
Novela Juvenil[BERHENTI SAMPAI DISINI] "Cihh dasar es batu, muka datar, kulkas berjalan, awas aja lo nanti!" "Dasar gadis separuh cowok, biang onar, biang rusuh, perempuan gaada anggun-anggunnya, gue jadi ragu kalo lo beneran cewek!" Kisah sehari-hari penuh masal...