Day 5

41 8 29
                                    


🍁🍁🍁

Orel sedang membereskan barang-barangnya, entah itu notebook, pensil, pena, make up dan perintilannya, dan juga baju yang ia beli beberapa kemarin untuk ganti.

Untung saja tas yang ia bawa cukup besar pas konser itu.

Siang ini rencananya ia akan pulang, Mark sudah benar-benar pulih dan dia juga harus memulai ekspedisinya di kanada. Jadi, mungkin ini akhirnya.

Mark menatap gadis yang telaten membereskan barang-barang nya itu.

"Aku yang akan mengantarmu," ucapnya.

Orel menggeleng, "Tidak Mark, aku kan sudah bilang. Aku yang akan mengantarmu."

Mark bersedikap kesal, mendengus pelan.

"Yasudah setelah mengantarku, kau ku antar kembali nanti."

Orel menghembuskan nafas nya pelan, memandang pemuda keras kepala di depannya itu.

"Itu memakan waktu namanya, kau harus istirahat."

"Sekarang yang terpenting kau selamat sampai rumahmu." Orel menalikan bagpacknya, menepuknya pelan. "Selesai! Ayo pulang."

Sedangkan Mark masih mengerucutkan bibirnya kesal. Astaga, lucu sekali. Orel membatin melihat nya.

🍁🍁🍁

Orel seperti berjalan bersama kura-kura ninja, pakaian, topi, dan masker hitam Mark serta bagpacknya yang di rebut paksa oleh pemuda itu untuk dibawanya saja.

Keduanya akan menaiki bus untuk menuju rumah Mark terlebih dahulu.

Mark menarik lengan gadis itu lalu menautkan jarinya pada jari-jari kecil milik Orel.

Mata Orel membulat, sedangkan Mark hanya berdeham pelan. "Kau terlalu kecil, aku akan kehilanganmu di kerumunan orang seperti ini." ucapnya.

Pipi Orel bersemu, menahan letupan rasa yang berkecamuk di dalamnya.

Mark dan Orel memasuki bus, Mark menariknya untuk duduk di kursi tengah dan menyuruh Orel duduk dekat jendela.

Orel menggeleng, "Kau saja, biar aku yang disamping."

"Tidak, aku ini lelaki. Aku yang akan menjagamu."

Asjbghx, kesekian kalinya Orel merasa gila oleh setiap kalimat yang Mark katakan.

Akhirnya Orel mengalah dan duduk di samping kaca dan Mark yang berada di sampingnya, tapi tangannya tak Mark lepaskan. Itu yang membuat Orel lagi-lagi melihat ke arah Mark.

Sedangkan Mark tetap menatap kedepan, merasa diperhatikan ia pun menengok kearah Orel.

"Kenapa?" tanyanya.

Orel menggeleng, entah kenapa setelah melihat matanya, ia jadi tak bisa berkata-kata.

"Apa kau tidak mengantuk?" tanyanya lagi.

Orel menggeleng, Mark mengulum senyum di balik maskernya.

"Tidurlah, matamu lelah. Seharian kemarin kau mengurusi ku. Rumahku masih jauh, jika sudah sampai aku bangun kan nanti."

Orel mengangguk, matanya menatap luar untuk sedikit menghilangkan rasa kantuknya, iya benar dia mengantuk, sedikit.

*Tuk.

Tanpa sadar kepala Orel terpentok kaca bus, yang membuatnya tersadar kembali. Orel meringis pelan.

Mark terkekeh pelan melihatnya, lalu menarik pelan kepala gadis itu untuk bersandar ke pundaknya.

Maple On You [✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang