Awan Biru Angkasa [END]✓

Chapter 3 : Bali dan Cerita-nya

Bali, emang indah banget apalagi rumah eyang yang begitu aesthetic. Mengejar mimpi di kota orang menjadikan aku tertantang untuk menjalankan hidup. Bali, entah kenapa aku bisa memilih Bali, mungkin ada pantai, aku suka sih melamun sambil minum es kelapa yang dibuat oleh bli-bli di Bali.

Sambil memegang gitar melantunkan nada-nada yang sudah di rancang. Rap monster adalah salah satu sosok producer musik yang aku suka.

Sambil berjalan mencari rumah Eyang, biar kuceritakan tentang Rap Monster. Dia leader dari grup boyband ternama BTS. Selain musik all of genre aku juga suka sama musik korea.

Kata mamah : " Boyband korea itu ganteng-ganteng. Lebih ganteng dari papa sih. Haha.."

Jadi kangen, kalau ngomongin mamah, dia tuh orang yang cerewet tapi cantik dan pintar. Makanya, mamah saat ini adalah orang yang aku sayang. Walaupun papah udah gak ada, dan sudah sama tuhan tapi mamah tuh bisa jadi papah juga. Sampai-sampai mamah gak pengen nikah lagi. Oh iya ngomongin Mamah, aku juga punya Eyang yang baik dan kece banget, Bali dan Eyang begitu melekat. Makanya, selain indah, Bali juga banyak cerita.

Sambil bercerita sambil aku menapaki jalan yang ada di Bali.

"How much this?." Ucapku pada seorang turis penjual gantungan kunci.

"Just 5 thousand rupiahs." Ucap penjual turis.

"Okey, thankyou."

"What udah kurang 30 menit lagi, gue harus cepet nih."

Kulangkahkan kaki ku cepat dan mencoba mencari taksi.

Dan akhirnya ketemu, seperti biasa aku suka sekali melihat langit dari kaca mobil. Seakan berharap ada harapan atau pesan yang ada di atas sana.

Aku emang anaknya suka ngayal. Haha...

Tujuan ku saat ini ke Garasi School Of Studio Musik. Di umur yang 20 tahun. Mengejar gelar S1 menjadikan aku bersemangat untuk hal yang aku sukai.

Hingga perjalananpun tiba. Yang kuharap kan sudah di depan mata. Bergegas menuju sekolah itu untuk mengejar mimpi.

Tahun ini berat si, tapi aku harus mencoba demi kelancaran mimpi-mimpi ini.

Setelah Garasi, next trip ke rumah Eyang. Rumahnya gak megah si tapi aku suka suasana nya depan rumah langsung lihat pantai ditambah Eyang kalau masak enak sekali, Eyang bukan orang Bali sebenarnya beliau orang Padang. Makanya suka banget kalau Eyang masak nasi padang.

Garasi selesai. Aku tampaknya udah gak sabar untuk kerumah Eyang.

Perjalanan berikutnya berlanjut. Dan sampai di rumah eyang.

"Eyang... Ini Awan...."

"Cucu Eyang!!! Lama sekali, kamu semakin cantik dan tambah besar, Masuk Yuk, Eyang buatkan makanan favorite kamu".

"Ah Eyang lebay banget."

"Lebay itu bahasa mana, siapa yang ngajarin cucu Eyang ngomong lebay-lebay."

"Astaga Eyang , Awan kan udah remaja eyang , tinggal di Jakarta, itu bahasa gaul Yang..."

"Anak muda memang punya banyak ucapan, tapi tindakan-nya Nol."

"Tapi Awan gak dong,.. haha."

"Jelas cucu Eyang tidak seperti itu. Udah Eyang buatkan dulu makanan kamu".

Bisa lihat ? Benar-benar hangat kalau di rumah Eyang. Lucu dan sedikit mengkritik ahaha... Ya Eyang emang gitu.

Tapi mungkin perjalanan ku aku sudahi dulu, Tenang, aku tidak meninggalkan kok, semua cerita dan chapter aku akan tulis. Aku juga gak ingin mengisahkan cerita yang gak ada ujungnya, mungkin. Tapi aku tak berani jamin.

Tapi kamu juga suka sama Eyang kan? Kamu juga bisa main kesini. Kalau mau... Hihi...

Hmm .. aku gak ngerti bakal seperti apa yang akan terjadi besok, lusa, dan hari berikutnya.

Awan.

----------------------------------------------------------
Question for you : Bagaimana tertarik main ke rumah Eyang? Apa pengen jemput Awan buat main bareng?
-----------------------------------------------------------
Notes : Terimakasih untuk kamu yang sudah membaca dan vote cerita ini. ♥️ Semoga kamu suka.
Karantina berhasil membuat gue as a writter berimajinasi banyak. Selalu gue sampaikan bahwa tempat, tokoh dan kejadian hanyalah fiktif belaka.