Chapter 5 : Pesan Singkat Muncul Kembali

50 12 37
                                    

"Awan..."

Pagi ini aku dihantui kembali pesan singkat yang entah dari mana, aku rasa nomor handphone itu benar-benar usil saja.

Pagi yang cerah, hari pertama sekolah musik. Suasana baru, lingkungan baru, harusnya aku enjoy sih.

Cuman pesan ini kembali lagi. Membuat pikiran dihantui rasa penasaran.

Pagi ini, Bali sedikit mendung. Sambil aku memandangi pesan singkat itu. Mencoba untuk menerka-nerka siapa pesan di balik itu.

"Eyang, sekarang banyak ya nomor handphone yang gak jelas."

"Eyangmu gak pernah megang handphone ya." Ucap Eyang dengan nada sedikit menyindir.

"Hahah, Awan lupa .. hehe.. gak, pagi ini tuh pesan yang kemarin aku hapus datang lagi Eyang.."

"Coba di balas saja barangkali penting."

"Ah males Eyang, Awan tuh pernah kek gini, eh di modusin."

"Makanya, kamu tuh punya kekasih biar tau rasanya memiliki kekasih biar gak di modusin."

Gurau Eyang.

"Astaga, ada ya cucu lagi penasaran di bikin gitu."

Ya begitulah Eyang. Bercandanya asik jadi kalau ngobrol sama Eyang semuanya jadi lupa.

"Awan, ini gue Di....,"

Belum aku sempat membaca sampai habis tiba-tiba Eyang manggil aku.

"Awan bantuin Eyang sebentar nak..."

"Iyah!!! Sebentar Eyang!!."

Aku langsung bergegas membantu Eyang mengambil Moli (Itu kucing kesayangan Eyang katanya mirip Awan).

Setelah membantu Eyang aku bergegas menuju kamar mandi untuk siap-siap memulai hari.

Aku pun langsung keluar dan pamit dengan Eyang untuk Ngampus.

Hingga aku tersadar, kalau handphone yang ada di ruang makan tak sengaja tertinggal.

"Anjir Hp gue, lo bodoh banget si wan... Kenapa ketinggalan."

Hariku dibuat kacau sejenak. Karena biasanya aku merekam segala kegiatan yang kuanggap menarik, apalagi hari pertama sekolah musik.

Ah sial, memang. Angkutan umum berhenti di depan sekolah musikku. Megah, indah dan perfecto.

Aku melangkah menuju pintu dan membuka, semua orang memandang ku. Aku yang dilengkapi pakaian ospek yang lugu saat ini.

Tiba-tiba ada salah seorang menepuk punggung ku, aku reflek membalik badan.

"Awan... Bi..ru Ang...kasa."

Ucap dia sambil mengeja papan namaku, dengan ekspresi yang membingungkan.

"Wah namanya keren banget, pasti lo bukan orang Bali ya, Gue Bintang Abdi Nugraha." Celetuk laki-laki asing itu.

Aku terdiam sejenak dan bingung.

"Hei, bengong aja, santai... cuman pengen ngajak barengan aja, soalnya gue baru juga disini."

"Anu.. hm.. hai, gue awan, thanks." Ucapku gugup.

"Buat?." Celetuknya.

"Karena lo puji nama gue bagus, ini nama dari nyokap."

" Haha, kaku banget santai.., Salam kenal ya."

Namanya Bintang, tingginya kira-kira 180 cm. Manis, kulitnya sawo matang matanya tajam kalau lagi memandang.

Orang pertama yang mengajak aku kenalan di kampus baru.

Suasana hari pertama yang mendebarkan sekaligus sedikit lucu.

Ospek hari pertama emang sedikit melelahkan gak ada yang lucu lagi selain laki-laki asing tadi. Ngajak kenalan kok tiba-tiba.

Tapi lucu sih. Haha... Sepertinya aku harus ceritakan ini ke Eyang dan Mamah.

Aku tak perlu ceritakan bagaimana keadaan nya.

Tapi akhirnya kamu juga kenal Bintang.

Kalau divisualisasikan Bintang itu mirip Iqbaal Ramadhan yang dikenal sebagai Dilan.

Kamu bisa membayangkan kalau ingin.

Aku memang sengaja tak memberi tahumu bagaimana Rupa Eyang, Mamah, Aku, Ardhito dan segala yang akan hadir di cerita ini.

Karena mereka terlalu spesial untuk bab ini. Tapi tidak menutup kemungkinan jika aku beri tahu entah di bab ending atau bab terakhir.

Terimakasih hari ini. ✨

********
Question for you : Apakah Pesan itu akan muncul kembali lagi?, Terus si bintang kira-kira kek apa ya? Apa bakal jadi pacar Awan?
____________________________________

DISCLAIMER : Selalu gue sampaikan bahwa tokoh, tempat, dan kejadian hanyala fiktif belaka.

Terimakasih untuk kamu yang udah baca, vote dan komen. Gue selalu menerima kritik/saran yang hadir untuk karya ini agar menjadi lebih baik♥️.

Beloved, author.

Awan Biru Angkasa [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang