Aneh

390 38 1
                                    

Soonyoung perlahan membuka matanya, dia merasakan pusing luar biasa di kepalanya badannya  seperti mati rasa, ringan dan tidak dapat di rasakan. Awalnya memang gelap tapi kemudian cahaya terang bergerak maju dan masuk ke dalam matanya, cahay itu seolah membawany menuju sebuah lorong dengan dinding serba putih, kamarnya? Bukan! Kamar Soonyoung bernuansa serba abu-abu tak mungkin dia tertidur sebentar dan tiba tiba Seokmin sudah mengecatnya menjadi putih?

Sedetik kemudian Soonyoung tersadar, ini bukan kamarnya, ini adalah koridor rumah sakit, dia kenal tempat ini.

Tempat yang seolah sudah seperti neraka tersendiri bagi Soonyoung, tempat yang menjadi titik awal mula kesendirian dan luka yang pemuda itu hadapi.

"BERANINYA LO DATANG KWON SOONYOUNG!!"

Soonyoung jelas terkejut mendengar teriakan itu, dia langsung menoleh ke arah sumber suara, dimana mata sipitnya langsung terbuka saat dia melihat dirinya sendiri di depannya, apa ini mimpi? Benarkah? Jika ini mimpi Soonyoung berharap segera bangun karena dia tau momen apa yang sedang di lihatnya.

Momen dimana dia melihat dirinya sendiri dengan tampilan lusuh, memohon kepada pria yang lebih tua, tapi tidak berhasil.

"Kak gue khawatir sama keadaan Jihoon-," belum sempat Soonyoung melanjutkan perkataannya, Seungcheol yang ada di hadapannya langsung mendorongnya.

"LO KHAWATIR? BENER KHAWATIR? LO!! YANG BUAT JIHOON KEK GINI!! KWON SOONYOUNG! LO YANG BIKIN JIHOON GAK PERNAH MAU BANGUN! KENAPA?!KARENA LO TERUS ADA DISINI!!" Seungcheol benar benar marah pada Soonyoung, tanpa ampun pemuda itu langsung mengantamkan kepalan tangannya pada pipi gembul Soonyoung.

Satu pukulan,"ini untuk rasa sakit yang Jihoon terima!"

Dua pukulan,"ini untuk balasan lo telah nyakitin Jihoon!"

Tiga pukulan dan tendangan sampai Mulut Soonyoung mengeluarkan darah,"dan itu adalah kemarahan gue karena lo ngebuat Jihoon kayak gini! Lo bajingan kwon Soonyoung, karena lo adik gue satu satunya seperti ini!"

Seungcheol langsung menendang punggung Soonyoung, pemuda itu tersungkur dan mulut penuh darah, jika satpam tak menghentikan mereka berdua, entah apa yang terjadi pada Soonyoung yang masih berusia 19 tahun itu.

Soonyoung berdiri di kejauhan dan meringis melihat tubuhnya saat itu, kenapa tuhan sangat tidak adil memberinya mimpi seperti ini, sungguh dia ingin bangun, Soonyoung memejamkan matanya fokus, dan berharap dia bangun.

Saat dia menutup mata tiba tiba, sekali lagi muncul cahaya terang dan mnembus dirinya, masuk ke dalam matanya, kemudian gelap.

🦋🐛🦋

Keadaan kelas sangat ramai untuk saat ini, tapi itu tidak membuat seorang Kwon Soonyoung untuk terbangun dari tidurnya, ya! Pemuda itu sudah tertidur pulas sejak mata pelajaran ke tiga, walau banyak teriakan dan banyaknya keributan di dalam kelasnya, pemuda itu tak bangun dan masih terlihat nyaman di dunia neverlandnya,"andai saja Jihoon gak di panggil bu Seje pasti si Sipit bangun!"celetuk salah satu pemuda yang duduk di bangku paling depan, Vernon tertulis di nametagnya.

"Seberisik ini dia gak bangun bangun coba nanti denger suara dingin Jihoon yang manggil, mata sipitnya auto mau lepas!"tambah Wonu sang wakil ketua kelas yang dingin dan galak melebihi wali kelas mereka pak Dongho, gadis dengan suara berat dan berkarisma.

Tak lama kemudian datang gadis dengan kulit putih, cantik, badan mungil, rambut panjang di urai dengan poni melengkung rapi di dahinya, terdapat name tag 'Lee Jihoon' di seragamnya, gadis itu berjalan dengan wajah masamnya menghampiri bangku Soonyoung.

Jihoon mengetuk bangku Soonyoung 3 kali dan nihil dia tak bangun,"Kwon Soonyoung!" panggil Jihoon malas, dan benar, Soonyoung langsung dengan sigap bangun,"Waa gue mimpi ada bidadari manggil gue!" celetuknya membuat seisi kelas ribut menyumpah serapahi nya.

Begitu juga Jihoon langsung menoyor kepala Soonyoung agar pemuda itu sadar,"Ya! Sadarlah! Lo di panggil pak Hoseok!!" Ujar Jihoon kemudian.

"Ahh oke! Asyiapp cantik!" Soonyoung bangkit langsung menepuk pucuk kepala Jihoon pelan, dan tentu saja di balas dengan tendangan Jihoon pada pantat Soonyoung,"sialan lo sipit!"

Sejenak Soonyoung pergi, Jihoon langsung ke depan kelas dan membagikan lembaran formulir untuk universitas yang akan mereka pilih karena saat ini mereka sudah kelas 12.

"Ooh iya kata pak Dongho terakhir di kumpulin besok, bisa ke gue atau ke Wonu!"ujar Jihoon, teman teman kelasnya langsung mengangguk paham.

"Kalo gada universitas yang di pengenin gimana hoon?"tanya Bangchan

"Bisa lo kosongin dan isi bagian cita cita dengan pemulung!"

Mulut pedas memang Jihoon, itulah sebabnya semua teman kelasnya tampak segan dengan gadis pawakan mungil itu, dia di kenal cabe rawit karena sikap dingin dan perkataannya yang pedas. Bahkan para guru pun terkadang akan skak mat saat berbicara dengannya, kurang ajar? Tidak! Jika itu benar. Tak ada yang namanya kurang ajar, tak ada jaminan guru itu selalu benar karena, guru itu manusia bukan tuhan yang perkatannya selalu dapat di anggap benar, Guru itu juga seorang manusia ladang tempat menanam kesalahan.

Bel istirahat berbunyi, Jihoon dan Soonyoung langsung pergi ke kantin untuk makan siang, karena saat jam istirahat pertama tadi mereka gunakan untuk mengatur segala jenis ekstra yang mereka geluti masing masing.

"Gue bakso satu ye Soon!" Ujar Jihoon duduk di bangku andalannya, yaitu pojok dekat dinding,"duitnya mana?" tanya Soonyoung.

"Lo lah bayarin, gak inget kemarin naik bis gue yang bayarin!" ujar Jihoon mengada ngada padahal mereka kemarin naik sepeda, tapi dasarnya Soonyoung takut pada Jihoon, berakhirlah Soonyoung menraktir bakso Jihoon entah untuk yang keberapa kalinya.

"Tadi di panggil Bu Seje kenapa Hoon?" tanya Soonyoung saat kembali membawa dua mangkok bakso,"Cuma ngumumin ntar ada rapat osis, buat anniv sekolah yang ke 54," jawab Jihoon menyantap baksonya.

"Jadi entar lo pulang malem dong?" tanya Soonyoung lagi, Jihoon langsung mengangguk mantap, karena dia biasa pulang malam, notabenya yang kini menjabat wakil ketua osis, sudah cukup membuat gadis itu sibuk,  padahal kini dia sudah berada di kelas 12. Waktunya fokus untuk pembelajaran.

Tapi bukan Jihoon jika dia, tidak menyibukkan diri di luar rumah.

Soonyoung diam sebentar kemudian mulai makan Baksonya,"ooh iya lo jangan nungguin gue, gak tega gue!"ujar Jihoon.

"Ciee perhatian tumben!" Soonyoung tersenyum menggoda, Jihoon hampir tak pernah memperhatikannya, selalu saja cuek apalagi jika sudah di hadapkan dengan makanan.

"Iya gak tega gue ampe di kira gelandangan sama pak satpam!"

Jihoon ingat benar kejadian beberapa bulan yang lalu, saat dirinya sedang rapat Osis, Soonyoung menunggunya di Parkiran sampai tertidur dan pak Satpam yang terkejut sampai menyiramnya dengan air karena mengira Soonyoung orang gila.

Soonyoung berdecak kesal wajah nya sangat lucu, membuat Jihoon menatapnya dengan tatapan intimidasi tapi kemudian mereka tersenyum bersama.

Soonyoung berdecak kesal wajah nya sangat lucu, membuat Jihoon menatapnya dengan tatapan intimidasi tapi kemudian mereka tersenyum bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When we meet || Soonhoon GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang