make your smile

329 32 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, rapat osis baru saja di bubarkan, Sebagai wakil ketua Osis, tentu saja Jihoon yang akan paling akhir keluar dari ruangan,"Hoon! Lo pulang aja duluan gih, gaenak gue!" Ujar Samuel sang ketua Osis.

Jihoon tidak menjawab, memang notabenya dia selalu bersikap dingin pada siapapun, dia masih menumpuk beberapa proposal yang belum di ajukan dan menyimpannya di dalam tas berwarna hitam miliknya lalu keluar kelas tanpa menyapa Samuel sama sekali.

Gadis pawakan mungil itu benar benar badmood, mengingat selama rapat Osis tadi, dia sering di buat kecewa dengan beberapa kinerja para anggota Osis.

Berjalan dengan muka masam ke arah parkiran, Jihoon tiba tiba di buat terkejut dengan adanya Soonyoung yang tertidur di pos hansip dan menggunakan tasnya sebagai bantal, padahal tas itu berisi buku satupun tidak.

"Di bilang gausah nungguin!" ujar Jihoon dingin, moodnya benar benar hancur, di tambah dia merasa kesal dengan sikap keras kepala Soonyoung.

Jihoon membangunkan Soonyoung,"eh udah selesai?" tanya Soonyoung polos, di balas tatapan dingin Jihoon yang mengisyaratkan,"dah tau pake nanya!"

"Yok lah pulang!" ajak Soonyoung tapi Jihoon diam sebentar,"gue kan dah bilang lo gausah nungguin, apa lo gak kedinginan disini? Banyak nyamuk! Mikir dong!" omel Jihoon, Soonyoung jelas terkejut lalu dengan mudah dapat menyimpulkan bahwa suasana sahabat nya ini sedang buruk. Soonyoung sering sekali menjadi tempat Jihoon melampiaskan kemarahannya.

Bagi soonyoung itu lebih baik, dari pada Jihoon yang hanya diam seharian memendam amarahnya, Soonyoung lebih suka Jihoon yang dengan wajah datar memarahinya, meskipun bukan kesalahan Soonyoung sekalipun.

"Ya terus apa lo mau gue dirumah tapi pikiran gue melayang karena kepikiran sama lo? Yang malem malem gini naik sepeda sendirian,"balas Soonyoung, pelan dan terdengar tulus, tapi dasarnya Jihoon, dia hanya berdecak pelan lalu mengambil sepeda sayurnya tapi naas Roda belakang sepedanya tiba tiba lepas dari tempatnya.

"Ya! Ulah siapa ini!"

Soonyoung  menahan gelak tawanya, tapi kemudian dia mengangkat tangannya tinggi tinggi, mengaku, bahwa dirinya yang telah melepas roda belakang Jihoon,"Prinsip idup lo apa sih Soon! kenapa lo giniin sepeda gue?" Jihoon semakin marah.

"Sengaja!" Jawab Soonyoung enteng.

"Sengaja?" Jihoon tak habis pikir dan menatap Soonyoung seolah mengintimidasi.

"Iya, sengaja, gue gabut tadi makanya gue lepas ban sepeda lo, lagian udah hampir setahun gue gak ngulisin lo kayak gini!" Soonyoung terkekeh pelan, dirinya puas mengerjai Jihoon yang pasti akan kesal dan marah.

"Ya! Mikir dong bego! Terus gue harus gimana ini pulangnya anjir!"

"Bonceng gue!" Soonyoung mengambil sepedanya dan menaikinya, lalu mengisyaratkan Jihoon agar naik di belakangnya, Jihoon menolak dan malah menendang sepeda Soonyoung sampai pemuda itu jatuh lalu mengerang kesakitan.

"Gak lucu tau gak Soon!" Tegas Jihoon, marah.

"Yang ngelawak siapa!" balas Soonyoung tak kalah tegas.

Jihoon diam sedikit terkejut, gadis itu selalu tegas dan acuh ke siapapun, tapi jika dirinya mendapat perlakuan yang sama, dirinya langsung terkejut. Jihoon  melirik ke sikut Soonyoung yang berdarah tapi pura pura gak peduli,"Ya lo, mikir dong bercandaan lo kelewatan tau gak!"

"Ya makanya buruan naik gue boncengin!" Soonyoung tetap tak menyerah, dia kembali menaiki sepedanya.

Jihoon diam lalu memalingkan kepalanya,"yaudah kalo gak mau! Gue tinggal nih!" Soonyoung bersiap mengayuh sepedanya.

"Gue tinggal nih!" ancam Soonyoung, Jihoon tak peduli.

"Tinggal nih!"

"Gue tinggal ya!"

"Gue tinggal nih ya Hoon!"

Soonyoung hanya mengancam tapi tak kunjung mengayuh sepedanya, membuat Jihoon gemas dengan sikap kekanak kanakan Soonyoung.

"Jiun," panggil Soonyoung dengan suara di imut imutkan.

Jihoon terkejut dan langsung menoleh, lalu Soonyoung malah tersenyum seperti tak ada dosa.


"Gue tinggal nih!" Soonyoung, lagi lagi dengan suara di imut imutkan, entah kenapa ada getaran aneh di dada Jihoon dan membuat gadis itu ikut tersenyum.

"Yaa! Jihoon kalah, lo senyum!"Soonyoung kegirangan.

"Lo tuh kenapa sih ada aja cara anehnya!" Jihoon menoyor kepala Soonyoung lalu naik ke sepeda Soonyoung dan mereka pulang bersama.

Di perjalanan Soonyoung banyak bicara, di mulai dari awal dia di panggil pak Hoseok tadi, lalu bercerita tentang Pak hansip yang sempat mengira dia maling, dan cerita tentang cara dia melepas roda sepeda Jihoon.

Hubungan mereka seperti timbal balik yang sepadan, Jihoon yang mendengar Soonyoung bercerita tanpa mengganggunya, dan Soonyoung yang senang menceritakan pengalamannya ke Jihoon.

"Sikut lo gak sakit?" Lirih Jihoon. Soonyoung tersenyum tipis.

"Enggak kok, sakit dikit, segini," jawab Soonyoung sambil menunjukkan tangannya yang dia bentuk menjadi sebuah lingkaran kecil, Jihoon lega mendengarnya.

"Emang tadi lo kenapa bisa badmood parah gitu?" tanya Soonyoung kemudian, tidak ada jawaban, Hening.

"Hoon?"

Bukan suara yang di dengar, tapi kemudian dia merasakan senderan kepala Jihoon di punggungnya, Jihoon tidur.

"Gaya aja sok cuek masih kek dulu, ternyata!" Gerutu Soonyoung, dia berhenti dan meraih kedua tangan Jihoon melingkarkannya pada pinggangnya agarJihoon tidak terjatuh.

"Gaya aja sok cuek masih kek dulu, ternyata!" Gerutu Soonyoung, dia berhenti dan meraih kedua tangan Jihoon melingkarkannya pada pinggangnya agarJihoon tidak terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











When we meet || Soonhoon GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang