awal mula takdir

299 34 1
                                    

Keesokan paginya, Soonyoung dan Jihoon kembali berangkat bersama menggunakan sepeda tentunya, dan pastinya Jihoon bonceng Soonyoung karena sepedanya masih ada di parkiran sekolah.

Pagi ini di awali perdebatan kecil keduanya pastinya, Soonyoung yang sangat senang menganggu Jihoon dan, gadis itu yang sangat benci jika di ganggu. Sedangkan pagi ini Soonyoung pagi-pagi sekali sudah berada di rumahnya, mengacak dapurnya lalu ikut berbaring di sebelah Jihoon, menjengkelkan.

Saat sudah sampai parkiran, Soonyoung langsung berlari menjauh, tapi Jihoon benar benar tidak terkejut kemana Soonyoung pergi, pemuda itu pasti langsung menuju kantin untuk sarapan karena memang tadi pemuda itu mengoceh tidak jelas di jalan dan curhat kalo belum sarapan, dia mengacak dapur jihoon untuk mencari makanan, tapi nihil. Jihoon belum belanja bulanan.

Jihoon dengan tatapan andalan nya, berjalan menelusuri koridor, banyak adek kelas yang segan dan kadang sampai menunduk jika berjalan melewati Jihoon, tapi ada juga yang pura pura menunduk tapi saat sudah jauh langsung menyinyir Jihoon yang tatapannya selalu dingin.

Untungnya Jihoon memiliki sikap bodo amat, dia tidak peduli semua orang menggunjingnya, atau menjelekkannya.

"Jihoon!" panggil Wonu yang langsung memeluk Jihoon, dan berjalan bersama menuju kelas,"ooh iya gue lihat sepeda lo roda nya ilang satu tadi di parkiran!"

Jihoon hanya berdecak sebal, "you know lah,siapa pelakunya!"ujar Jihoon malas.

"Siapa? Soonyoung?" tanya Wonu memastikan dan Jihoon mengangguk.

Wonu langsung tertawa terbahak bahak, tak heran lagi mendengar cerita kekonyolan teman sipitnya,"lagi pula tuh anak punya ambisi apa sih!"Wonu masih tertawa, bahkan semakin kencang, sampai keduanya masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya masing-masing.

"Taudah, kan gitu tuh kalo kalo orang orangan sawah di kasih nyawa!"

"Gitu juga lo betah temenan sama dia!" Wonu duduk di bangkunya begitu juga Jihoon,

"Temenan sama siapa?" Tanya Seulgi.

"Soonyoung! Dari orok malah!"jawab Wonu,

"Ceritain Dong Hoon gimana lo bisa temenan sama Manusia setengah full itu!" Rengek Seulgi, dirinya juga penasaran, bagaimana awal mula Jihoon yang pintar dan cuek, bisa berteman dengan Soonyoung  dengan sifat yang 180° berbeda.

"Gada ceritanya!" Acuh Jihoon

"Lagian ini emang takdir, ya kan Hoon?" Wonu.

Jihoon mengangguk

Jihoon POV

Kalian mungkin juga bertanya-tanya awal mula bagaimana bisa gue bertemu dengan Manusia sipit macam Soonyoung, pertemanan dan pertemuan gue sama diq bisa di bilang bukan pertemuan biasa. Karena ini seperti sudah di tulis dalam cerita, kalo kata orang orang dan gue juga bisa mengiyakan kalo ini memang sudah jalan takdir.

Awal mula takdir ini?

Ya awal mula takdir ini bermula saat 18 tahun yang lalu, Saat ada seorang tetangga pindah ke sebelah kediaman gue, dia adalah pasangan yang sedang mengandung, mereka keluarga Kwon yang tengah mengandung anak pertamanya. Sementara itu di kediaman Lee juga sedang hamil anak pertama, keluarga Lee menerima kedatangan tetangga baru dengan tangan terbuka lebar.

Dan itu lah awal mula takdirnya, pada tanggal 15 Juni anak keluarga Kwon lahir, laki-laki yang sehat, di beri nama Kwon Soonyoung.

Seakan merasakan kehadiran Soonyoung di dunia, beberapa bulan kemudian seorang anak perempuan lahir prematur pada tanggal 22 November, anak itu sehat walau usia kandungan saat dia lahir baru 8 bulan, anak itu di beri nama Lee Jihoon.

Kwon Soonyoung, Lee Jihoon. Simbol keharmonisan dari kedua keluarga kecil itu, kami selalu bersama, mempunyai barang couple, bermain bersama, sekolah bersama bahkan kamar kami bersebrangan.

Menginjak usia 8 tahun, sesuatu terjadi pada keluarga gue dan itu adalah awal mula sebuah hantaman keras dan rentetan peristiwa mengesakkan datang, mengubah segalanya. Namun, setidaknya hanya gue yang berubah, dan Soonyoung anak kecil ceria bermata sipit itu masih sama adanya.

Jihoon POV END

"Jihoon!!" Teriak Soonyoung kecil yang masih berusia 7 tahun.

"Jihoon!!" Teriaknya lagi.

Tak lama kemudian ada anak kecil imut yang keluar dari balik jendelanya, wajahnya masam, lalu melempar sebuah bantal ke wajah Soonyoung yang juga berada di seberang jendela, jarak jendela mereka tidak jauh, hanya 2 meter.

"Ya!! Sakit!" rengek Soonyoung.

"Kamu tau! Aku juga sakit tau kamu main Yerin tapi gak ngajak aku!" Jihoon mulai menangis.

"Yerin sedang sedih, jadi aku temani Jihoon!" jelas Soonyoung.

Jihoon tak peduli, dia kembali melempar bantal ke Soonyoung lalu dia menutup jendelanya.

"Jihoonie! Ayolah, jangan marah! Lihat apa yang aku punya!" Teriak Soonyoung mencoba membujuk sahabat kecilnya itu.

Tapi tidak ada jawaban dari Jihoon. Soonyoung tidak menyerah, dia segera menyalakan sebuah CD player, membuat sebuah lagu berputar kencang.

Irama yang menyegarkan dan indah.


Perlahan jendela Jihoon terbuka, gadis kecil itu menyenderkan kepalanya di jendela dan menikmati alunan musik. Soonyoung tersenyum. Melihat sahabat kecilnya yang tampak begitu sangat manis.


↪↪↪

Bel masuk berbunyi membuyarkan Jihoon yang terlelap di dunia lamunannya, mengingat masa masa polosnya bersama Soonyoung, sampai dia tidak sadar Soonyoung sudah ada di kelas dan tidur.

Bu Jessica masuk ke kelas, bersiap memulai pelajaran PKN,"Soonyoung! Siapa yang suruh kamu tidur! Masih pagi juga!"omel Bu Jessica tapi Soonyoung tak kunjung bangun.

"Sia sia Bu, mau bu guru ngomong pake toa masjid pun dia gak bakal bangun, kalo tidur udah kek orang latihan meninggal!"ceplos Vernon yang kebetulan duduk di depan Soonyoung.

"Hush!kalo ngomong suka bener lo!" Seungkwan tertawa.

Bu Jessica geleng-geleng pelan,"Woy Soonyoung bangun!"tiba tiba Jihoon berteriak dan, keajaiban terjadi lagi, Soonyoung tiba tiba terlonjak kaget dan berdiri.

"Gue mimpi ada bidadari neriakin nama gue!" celetuknya.

Semua siswa kembali ramai menyorakinya,"huuu basi huu ganti kek!"

"OH GITU YA SOONYOUNG!SEKARANG KAMU KELUAR DAN PUTERIN LAPANGAN 10 KALI SAMPAI BIDADARI MU ITU DATENG!"Teriak Bu Jessica,menembus gendang telinga setiap siswa,bahkan anak kelas sebelah sampai keluar dan mengintip di jendela.

"Rasain!"umpat Jihoon saat Soonyoung dengan tampang melasnya keluar kelas.

"Rasain!"umpat Jihoon saat Soonyoung dengan tampang melasnya keluar kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When we meet || Soonhoon GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang