CHAPTER 3

251 30 0
                                    

Malam ini adalah langkah awal untuk memulai cerita baru dalam hidupnya. Ia berharap, semoga dengan cara ini dia bisa sedikit melupakan masa lalunya.

Dia sudah bersiap di kamarnya, sambil menunggu ibunya memanggil, dia kembali memandang satu-satunya foto yang masih dia simpan di buku hariannya. Foto sang kekasih. Hanya itu yang dia miliki selama ini. Hanya foto itu yang menemaninya selama ini sejak orang yang paling dicintainya menghilang begitu saja.

Tidak lama kemudian ia mendengar suara mobil yang memasuki halaman rumahnya. Dia melihat ke arah jendela kamarnya, menatap kembali foto itu sebelum mengembalikan pada tempatnya. Mempersiapkan diri untuk menemui tamu keluarganya. Dia harus melewati ini semua. Demi keluarganya. Ya, demi keluarganya.

Membuang keraguan yang kian menjadi ia memilih segera turun setelah ibunya mengetuk pintu kamarnya. Menuruni satu persatu anak tangga sambil memikirkan bagaimana kehidupannya nanti setelah menikah dengan orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Dia bisa mendengar suara ibunya yang sedang mengobrol dengan seseorang. Terdengar sangat bahagia. Dan untuk kesekian kalinya, ia meyakinkan dalam hati bahwa ia tidak akan membuat kebahagiaan orang tuanya menghilang.

Ibunya yang menyadari kehadirannya melambaikan tangan, memberi isyarat untuk bergabung sekaligus memperkenalkan diri.

Wanita yang duduk di sofa itu hanya menatapnya dalam diam. Namun dia sempat tersenyum padanya sebelum akhirnya membuka percakapan lebih dulu. "Aku Uchiha Mikoto, senang bisa bertemu denganmu Sakura."

Bisa dia lihat ada maksud lain dari tatapan mata itu. Dari mata itu Sakura tahu, terselip keangkuhan dan keegoisan yang tinggi. Mencoba bersikap sopan pada tamu dengan memberikan sedikit senyum, "Senang bisa mengenal anda nyonya Mikoto."

"Aku minta maaf karena putraku belum datang," perempuan itu kembali mengobrol dengan ibunya. Walaupun sesekali dia masih melirik ke arahnya.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, dia melihat ayahnya dengan seorang lelaki tengah berjalan kemari. Tatapan ayahnya mengarah padanya. "Sakura, dia Uchiha Fugaku."

Tidak ada ekspresi dari wajah itu, tatapannya yang dingin seolah bisa membekukan lawan bicaranya saat itu juga. Entah sedingin apa keluarga ini, melihat sang kepala keluarga yang memiliki sikap seperti ini. "Haruno Sakura, senang bisa mengenal anda."

Dia tahu perempuan ini menilainya. Gadis yang tidak buruk, setidaknya jika dia menikah dengan anaknya reputasinya akan lebih baik. Publik tidaklah bodoh, mereka tahu hubungannya dengan anaknya tidaklah baik.

Sakura tidak terlalu peduli dengan obrolan mereka, terutama yang mereka bicarakan hanya bisnis. Dering ponselnya justru membuat atensi mereka mengarah padanya. Menatap sang ibu sebelum menjawab panggilan itu.

Melangkahkan kakinya menuju halaman belakang yang selalu sunyi ketika malam tiba. Walaupun tidak gelap, tetapi rasa sunyi itu ada, "Halo," dan dia memilih untuk menerima telepon itu di sini.

"Sakura, bagaimana?, orangnya sudah datang?,"

"Belum, tapi orang tuanya sudah sampai sejak beberapa menit yang lalu," dia tidak menyangka Ino akan menghubunginya setelah dia menceritakan hal ini tadi.

"Jadi, siapa dia?,"

"Aku belum tahu, yang jelas mereka dari keluarga uchiha,"

"Apa?, uchiha?, kau..."

"Ino, ada apa?," kenapa reaksi Ino terdengar sangat terkejut. Lama tidak ada jawaban, hening itu menambah sunyi malam ini. Ada apa dengan sahabatnya ini. "Ino, kau masih__"

"Sakura," dia menoleh dan menemukan sang ibu ada di belakangnya. "Dia sudah datang, segeralah ke depan!" hanya anggukan kepala yang mampu ia berikan karena semua kata tanya yang akan terlontar hanya tertahan di tenggorokan.

Not AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang