19

39.4K 4.7K 1.2K
                                    

Komen pokoknya,kalo gak ngambek nih!

Jeno pergi ke istana langit,ia marah besar pada dewa dewa disana. Termasuk ayahnya

"Kalian tidak bilang jika aku lahir calon ibuku akan mati!"teriak Jeno

"Itu sudah konsekuensi nak"

Jeno menatap semua yang ada disana dengan tatapan benci

"Jika aku tahu hukuman yang aku terima mengakibatkan seseorang mati. Aku lebih baik minta dilenyapkan sejak awal"

Ia merasa sangat bersalah kepada calon keluarganya. Karna kehadirannya seseorang akan kehilangan nyawanya.

Dia melihat taeyong dari kejauhan, taeyong tampak bermain bersama mark sambil sesekali mengelus perut buncitnya.

"Kenapa kau memilih mempertahankan aku? Aku menghidupkanmu agar kau bahagia bersama keluargamu"ujar jeno

Jeno hampir terhuyung saat ada lelaki cantik yang menepuk bahunya.

"Dewa bisa galau juga?"tanyanya

Jeno mendecih kesal "kau seorang malaikatkan?"tanya jeno

"Malaikat pencabut nyawa tepatnya. Tenang daftar namamu ada di lembar paling akhir. Ada apa memang?"

"Ceritanya rumit. Nanti aku jelaskan, tolong bantu aku"mohon jeno

Taeyong mencuci piring di dapur,mereka selesai makan malam.

"Mom,ada yang mengintip di jendela"ujar mark

Dia hendak berlari menghampiri sosok anak kecil itu tapi ditahan oleh taeyong.

"Jangan ya,ini sudah malam"ujar taeyong lembut

Dia berjalan kearah jendela sambil membawa sepotong ayam dan juga burger buatannya

"Jangan kesini lagi ya,aku tau kau butuh teman main. Tapi Mark bukan teman yang pas untukmu"

Taeyong mengelus rambut anak itu dan memberikannya makanan tadi.

"Semoga kau suka. Maaf,kau harus aku usir"

Dia menutup jendelanya dan menyusul suaminya dan anaknya di ruang keluarga.

"Ibu pakai jaketnya. Udara dingin sekali"ujar taeyong sambil memakaikan jaket ke mertuanya

Tapi tiba tiba perutnya sakit sekali. Lebih sakit dari biasanya,ia menggigit bibir bawahnya.

"Sayang,kau kenapa?"tanya Jaehyun panik

"Entahlah. Baby menendang mungkin"ujarnya dusta

Rasa sakit itu hilang timbul sampai hampir tengah malam. Taeyong familiar dengan moment ini

Rasanya seperti saat ia akan melahirkan Mark dulu.

"Huufftt"ia menarik nafas panjang

"Perlu aku panggil yuta? Kau terlihat kesakitan"

Taeyong tertawa di tengah tengah sakitnya. "Yuta dukun pawang hantu. Bukan dukun bayi"

"Iya juga ya"

Matahari mulai muncul, taeyong berendam di bathtub dengan air hangat untuk meredam sakitnya.

"Baru tujuh bulan baby. Kau belum boleh lahir"ujarnya lembut

Taeyong sadar ia sudah mengalami pembukaan,ia kaget saat ten dan winwin datang lagi sepagi ini.

"Kalian kenapa kemari lagi? Aku dan jaehyun tidak akan bercinta!"omel taeyong

"Hehe, sia-sia berarti aku kesini"

Ten kaget saat tiba tiba taeyong merintih kesakitan.

"Kau kenapa? Lubangmu lecet jaehyun terlalu brutal?"tanya winwin

Taeyong memutar matanya malas.

"Aku akan melahirkan bodoh!"

Flashback jeno Pov.

"Jika kau lahir lebih cepat mungkin bisa mengecoh dewa. Karna mereka pasti membuat tanggal kematian calon ibumu saat kandungannya tepat 9 bulan 10 hari"ujar nana

"Mereka berarti sudah menyiapkan tanggal untuk ibuku mati?"jeno masih bingung

Jaemin mengangguk

"Iya,jika kau lahir lebih cepat maka tanggal kematian ibumu juga akan meleset. Karna tanggal dimana kau lahir adalah tanggal kematian ibumu kan?"

"Benar juga. Terimakasih na"jeno memeluk malaikat manis itu

Dia terlalu cantik untuk jadi malaikat maut.

Jaehyun menggenggam tangan taeyong kuat kuat. Bayangan lima tahun lalu terekam di kepalanya

"Kau bisa sayang kau pasti bisa"bisik jaehyun

"Jangan menangis,kau jelek"

Taeyong mengejan kuat kuat,kakinya tertekuk mengangkang lebar.

"MNNGHHHH"

Ten dan winwin yang ada disana ikut menangis terharu.

"Winwin banyak dosa kepada mama, dulu winwin suka mengambil uang di toko mama diam diam" ujarnya sedih

"Aku juga sering bohong,bilang belajar padahal streaming pornhub"ten curhat

Taeyong masih bertaruh hidup dan mati,ia  rasanya sudah mau menyerah

"Ayo dear,aku mohon"bisik jaehyun

Taeyong menegapkan tubuhnya. Ia berjongkok dengan jaehyun yang memeluknya dari belakang

"ANNGHHHH OOUUHH"

"JAEEEHHHH"

Perlahan lahan kepala bayi turun dan keluar sampai keleher. Tangan taeyong meraba kepala yang menggantung itu

"Hidungnya tajam"ujarnya lemah

Kontraksi datang lagi dan dengan seluruh kekuatannya ia mengejan sampai seluruh tubuh bayi itu keluar.

Dan bersamaan dengan kesadarannya yang menghilang, suara jaehyun yang memanggil namanya dan tangisan bayinya perlahan menghilang

Ia serasa tuli.

"TAEYONG! BUKA MATAMU AKU MOHON!"jaehyun kalut

Ia menempelkan telinganya di dada taeyong, bersyukur detak jantung istrinya masih terdengar.

"Selamat datang Jeno"ujar jaemin yang duduk di samping bayi mungil itu

Yuta datang setelah jaehyun menelfonnya,ia memeriksa nadi taeyong dan deru nafasnya.

"Bagaimana bisa taeyong masih hidup?"yuta kaget

"Apa maksudmu!"jaehyun tak terima,ia salah mengartikan ucapan yuta

"Tenang dulu. Taeyong seharusnya menukar nyawa bayi ini dengan nyawanya agar ia bisa hidup kembali bersamamu-

"Tapi taeyong tak melakukan itu,ia memilih menyelamatkan nyawa anaknya dan itu artinya taeyong seharusnya menghilang hari ini. Tapi nyatanya ia masih hidup"ujar yuta

Dukun muda itu menatap ke jendela di kamar jaehyun.

"Gerhana matahari"ujarnya pelan

Ia menggendong bayi mungil yang baru saja dilahirkan taeyong.

"Berdoalah semoga taeyong baik baik saja"

Ia menatap mata bayi mungil itu. Bola katanya yang kanan berwarna kebiru-biruan dan yang kini sedikit hijau.

"Siapa dirimu sebenarnya anak manis? Kenapa aku tak bisa membaca garis hidupmu"batin yuta

"Dia haus sepertinya,aku beli susu formula dulu untuk sementara"yuta memberikan bayi kecil itu kepada Jaehyun

"Kita berdoa ya semoga mommy mau bangun dan cepat bisa menggendongmu"jaehyun mengecup pipi putra kecilnya itu




Next?

Gak tau nulis apaan. Yang penting taeyong selamat kan yaaa wkwk

HI BYE MAMA (JAEYONG VERS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang