Erick menutup matanya frustasi, kehadiran cayra dan juga Andrian seperti mimpi buruk bagi hubungannya, kebodohannya yang hanya melihat gadisnya di permainkan membuatnya merasa tidak pantas, namun bukankah neffa juga harus mengerti posisinya??
Mengangkat telponnya, Erick kembali menimang apakah akan menelepon neffa atau tidak, jujur saja bahkan sepertinya dunia pun tau bahwa mereka tidak cocok.
Cerita fiksi selalu membuat Erick membencinya, bagaimana tidak? Saat semua yang ada didalamnya menjadi semua hal yang rumit lalu berakhir perpisahan, itu sedikit membodohi
Membanting ponselnya Erick bangkit keputusannya adalah berbicara pada neffa, sepertinya benar-benar bukan ide yang baik jika harus menjelaskan lewat telpon, terlihat ingin mengarang lebih banyak alasan.
Fikiran Erick hanya tentang gadisnya dan sebuah masalah untuk mendukung semua yang dirasakannya lalu mengumpulkannya menjadi sebuah keputusan.
Motor itu melaju dengan lambat, pertama kalinya hatinya berat untuk bertemu dan berbicara pada gadis yang selalu mengkahwatirkan dirinya, pertama kalinya Erick membenci waktu yang disambut saat dirinya menjadi kekasih sang gadis.
Sebenarnya tidak banyak hal yang terlalu spesial namun rasa sakit itu, tidakkah keterlaluan?
Berhenti tepat di depan rumah neffa, Erick mulai mengirim neffa text, memberitahu bahwa dirinya sudah ada didepan menunggunya
"Hai"
Diluar ekspektasi dan terlalu menyakitkan, neffa menyapanya seakan mereka tidak pernah memiliki masalah sebelumnya
Tersenyum, Erick menggandeng tangan neffa, tidak, sepertinya lebih baik begini tidak perlu membahasnya
"Aku mau ajak kamu jalan-jalan mau kan?"
Neffa tersenyum, sesuatu dalam dirinya menjerit, benar-benar seperti di permainkan, kehidupan ini begitu kejam ajakan itu membuatnya bersedih
"Heem"
Erick memberikan helm pada neffa, lalu membantunya untuk memakai helm itu, naik ke atas motornya lalu disusul neffa, motor itu mulai melaju membelah jalanan.
"Maafkan aku"
Berharap tidak akan membicarakannya, namun hati erick akan hancur jika menahan semua dan menjadi pecundang
Apa yang Erick harapkan yang terlintas difikiran neffa? Gadis itu hanya terdiam dan semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Erick.
Berhenti di pasar malam, Erick mulai memarkirkan motornya, mereka berjalan bergandengan tangan memasuki pasar malam, seperti pasangan pada umumnya.
Tidak banyak kalimat yang terucap, neffa merasa nyaman untuk setiap detiknya
"Aku mau es krim"
Erick mengalihkan pandangannya menatap neffa, gadis itu menatapnya berharap
"Tentu"
Melangkahkan kakinya menuju penjual es krim Erick mulai membeli dua es krim, sedangkan neffa memilih menunggu Erick dari jarak yang cukup jauh.
"Ini, seperti biasa coklat kesukaan princess"
Erick tersenyum memberikan es krim pada neffa,
Gadis itu tertawa, mari bersikap biasa walaupun rasa malu dan bersalah itu tidak terlupakan"Tapi aku maunya Vanila"
"Seriusan?"
"Bercanda haha"
Erick mengacak rambut neffa, gadis itu selalu membuatnya berfikir keras, selalu membuatnya merasa bersalah untuk setiap hal yang dilakukannya, namun meski begitu setelah mereka berdamai, Erick seperti memiliki seribu cara untuk menyakiti gadisnya tanpa di sengaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS [END]
Romance⚠️⚠️⚠️ REVISI & EDITING PART!! Warn of Warn : Bad words. Be wise in taking good things from the story! Thank You!! ↓↓↓ Untuk kesekian kalinya Neffa harus bersabar atas sikap Erick yang terus membuatnya kecewa. Lelaki itu seperti tidak puas hanya den...