Baik-baik saja.

23 4 0
                                    

Andaikan angin bertanya
Apakah daun marah ia jatuhkan?
Andaikan engkau bertanya
Apakah aku sudi ditinggalkan?

Pasal angin yang tak sopan,
Biarlah daun yang menjawabnya.
Hidup bergelantungan
Mengijau menguning melayu lantas jatuh.

Memang sudah jadi siklus hidupnya.

Hukum alam menerima.
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
Sesungguhnya, daun itu juga mengharapkan kebebasan.
Maka, ia akan dapatkan.

Lantas setelah kebebasan apalagi kemudian?

Kematian.

Kupikir daun cukup dewasa untuk tidak pergi begitu saja.
Namun begitu jatuh, ia sudah tergantikan dengan tunas baru.
Lantas mau apa? Toh, pohon juga tidak akan mengingatnya.
Tapi ranting, mungkin saja akan selalu merindukannya.

Pertemuan kita tak ayal bagai singgah sesaat.
Lantas saling mendekap lalu hilang dalam sekejap
Urung aku bertanya mengapa kita harus berjumpa.
Namun tak kutanya karena kutemukan jawabnya.

Buktinya, aku tak rela kau tinggalkan.
Meski tak benar-benar ditinggalkan.
Sebatas kata pisah sudah cukup menyayat hati yang kujaga.
Apa kau ... Baik-baik saja?

Siapapun angin yang membebaskanmu ... Aku tak suka.

Siapapun yang mengurungmu tetap di sisiku, aku tak suka.

Aku hanya berharap kau bahagia.

Terlepas dari masalah yang kau punya.
Aku harap, kau baik-baik saja.

Sebagaimana daun yang jatuh tak pernah membenci angin.

16-06-20

A Silence MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang