Bagaimana?

8.6K 829 57
                                    

Wei Wuxian aka Wei Ying yang selalu ceria dan hiperaktif itu tiba tiba merubah raut wajahnya seperti seorang nelangsa. Ia dengan bahu merosot duduk di atas keledai kesayangan nya. Dan tentu saja dengan Lan Wangji yang menarik tali pengekang.

Biasanya saat sedang berburu malam atau mengusir mayat ganas di desa desa kecil yang butuh bantuan Kultivator, mereka hanya berdua. Sebagai seorang pasangan Kultivator yang namanya sudah dikenal di penjuru negeri, hal itu sudah wajar.

Tapi kali ini, misi gampang yang mereka kira akan selesai dengan satu tebasan Bichen nya Wangji, nama pedang Lan Wangji. Malah berakhir menjadi kutukan bagi mereka. Bisa dibilang misi mereka selesai, tetapi mereka juga kena imbasnya.

"Lan Zhan, bagaimana ini?." Nada Wei Ying terdengar putus asa.

Lan Wangji hanya melirik dan menjawab, " Mn."

Suara erangan sakit dari keledai Wei Ying terdengar.

"Jangan menarik bulu Apel Kecil." Tegur Wei Ying pelan pada makhluk kecil yang duduk di depannya.

Mahkluk kecil yang dililit jubah putih itu hanya mengerang marah. Seolah tidak ingin ditegur dan menganggu kesenangan menarik bulu bulu keledai di bawahnya.

"Na..na..na!"

Apel kecil yang bulunya ditarik itu menggoyang kan pantatnya, menyuruh orang yang seenaknya menarik bulu cantiknya agar diam. Wei Ying sedikit oleng, untung kecepatan refleknya begitu tajam hingga buntelan kecil di depannya dengan sigap ia peluk.

Apel kecil mendengus keras. Seolah berkata" Berhenti menarik buluku". Karena keledai itu merasa bulunya terus dicabuti layaknya menyabut rumput. Rasanya pun sakit sekali. Tangan kecil itu sekali mencabut langsung sengenggam tangan. Lama lama dirinya bisa jadi botak.

"Apel Kecil, tenanglah. Bulu mu nanti akan tumbuh lagi. Jadi ikhlaskan saja. Ahahaha!" Wei Ying terbahak melihat raut muka horor Apel Kecil.

"Wei Ying, tenanglah." Wangji menahan tubuh Wei Ying yang hampir terjatuh. Untungnya buntelan kecil dalam dekapan Wei Ying tidak ikut terguncang.

Wei Ying mengentikan tawanya. Menggenggam tangan mungil yang langsung terbungkus di balik telapak tangannya." Lan Zhan, lihat. Tangannya begitu mungil. Sampai sampai aku hanya perlu membungkusnya dengan telapak tanganku saja.

Lan Wangji melirik arah genggaman Wei Ying," Mn. Begitu kecil."

Makhluk kecil yang terbungkus dalam jubah itu ternyata adalah seorang bayi berumur sekitar 11 atau 12 bulan. Bayi itu dengan mata bulatnya melihat kepalan tangannya yang dibungkus telapak tangan Wei Ying. Sehingga kini ia tidak mencabuti bulu yang ada di bawahnya.

"Pas...pas!" Dengan bahasa bayi, ia mencoba menyingkirkan tangan Wei Ying menggunakan lengan mungilnya yang tidak di tahan Wei Ying.

Bukannya melepas. Kini Wei Ying malah menangkap kepalan tangannya itu dan membungkus nya dengan telapak tangan. Kini kedua kepalan bayi itu berada di balik telapak tangan Wei Ying

Bayi itu mengernyit bingung sebelum mengibaskan lengannya dengan marah. Wei Ying tertawa.

"Wei Ying." Lan Wangji menegur.

"Hahaha, kau tidak bisa bergerak." Wei Ying tertawa saat bayi gembul itu mencoba membebaskan tangannya.

"Pas..! Pas...!" Bayi itu mulai memukul dengan marah.

"Aww.. kau begitu menggemaskan!" Kini Wei Ying tidak tahan untuk menghujami pipi berlemak itu, membuat sang bayi tertawa karena geli.

Lan Wangji hanya diam memperhatikan. Padahal tadi istrinya begitu sedih dan lesu karena junior tersayangnya berubah menjadi bayi karena ulah iblis. Tapi sekarang lihat, ia malah tertawa dan mengobrol dengan bahasa alien yang Wangji tak mengerti.

"Astaga, SiZhui. Kau begitu imut!"

Junior yang dimaksudkan adalah Lan SiZhui. Remaja dengan senyum lembut dan tutur katanya yang sopan itu. Junior yang selalu memanggil Wei Ying dengan sebutan " Senior Wei" kini hanya bisa memanggilnya dengan sebutan "baba".

Wei Ying jadi sedih mengingat kejadian itu. Sekarang ia malah rindu dengan junior kesayangan nya itu. Rindu menggoda hingga wajahnya memerah malu, tapi tak berani memprotes dengan lelucon mesum Wei Ying.

"Lan Zhan, muridmu berubah menjadi bayi. Kau tidak sedih?" Wei Ying bertanya sambil memainkan helai rambut tebal SiZhui.

"Sedih." Jawab Lan Wangji singkat.

Wei Ying memperlihatkan wajah suaminya itu dengan seksama. Tapi yang ia lihat hanyalah garis bibir datar serta mata yang menatap lurus. Dimana sedihnya?!

"Apa yang harus aku katakan pada Pak Tua Qiren. Dia pasti akan mencincang ku karena membuat salah satu muridnya jadi bayi." Ia membayangkan wajah Lan Qiren dengan jenggotnya yang terbakar saat mendengar salah satu muridnya berubah, disertai teriakan namanya yang melengking nyaring

"Tidak perlu mengatakan apapun."

Wei Ying menghela nafas. Menatap jalanan setapak sebelum pikiran nya terbang beberapa saat lalu saat semuanya masih normal.

Saat Lan SiZhui masih menjadi junior penurut yang mengikuti mereka berdua.

To be continued...

Jangan lupa vote and komen nya yaaa.

Bonus pict

Bonus pict

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SiZhui Became A Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang