26 Mei 2018

208 61 30
                                    


*

26 Mei 2018

"Nja! Anja!" Bunyi kerincing lonceng disusul dengan seruan seseorang menyebutkan nama membuat Anja yang sedang merapihkan barang, menoleh ke arah pintu.

Sosok Mahesa kini berdiri di hadapan dengan raut kelewat ceria yang mau tak mau membuat Anja menarik kedua ujung bibirnya.

"Mohon maaf, Pak. Ini masih café, belum berubah jadi hutan." Suara dari balik counter membuat Mahesa meringis seketika.

"Duh sorry ... sorry, Ca. Gue lupa."

Eca-atau Resa mencibir. "Lupa atau emang lo yang terlalu excited buat ketemu sahabat gue."

Yang disindir terkekeh. "Tuh tau." Pandangannya lalu beralih pada Anja yang menatapnya penuh tanya.

"Kenapa, Sa?"

"Nja! Pengumuman kompetisi fotografi yang waktu itu bakal di umumin hari ini!" Pemuda itu berseru antusias. Matanya berbinar ketika membicarakan perihal kompetisi yang beberapa minggu lalu ia ikuti.

"Oh iya??" Gadis itu membalas tak kalah antusias. "Jam berapa?"

"Jam dua." Pemuda itu melirik ke arah jam di pergelangan tangannya. "Sekarang udah jam satu. Lo udah selesai kan?"

Gadis itu mengangguk.

"Good!" Mahesa lalu beralih pada Resa yang sesekali memperhatikan sambil merapihkan counter. "Res, Anja udah boleh diambil?"

"Iya boleh."

"Kalo gitu gue bawa balik anaknya ya!"

"Iya bawa aja sana!" Resa mengibaskan tangan. "Hati-hati. Jagain sahabat gue!"

Mahesa mengacungkan jempol lalu menatap Anja yang tengah mendelik.

"Apa?"

"Dipikir gue barang titipan apa main ambil-ambil aja bahasanya."

Tawa Mahesa pecah. Ia usak dengan gemas surai kelabu itu. "Aduuuh lucu banget kalo lagi merajuk."

Anja mendelik lagi. "Esa!"

Mahesa terkekeh. "Duh iya, iya maaf." Pemuda itu merapihkan lagi surai yang tadi ia usak. "Udah yuk berangkat."

"Ke mana?" tanya Anja seraya menyampirkan tas ke pundak.

"Danau Kenanga."


***

Binar ceria pada kedua bola mata Mahesa meredup saat namanya tidak ada di daftar pemenang kompetisi. Ia menunduk, menahan perasaan kecewannya.

Anja menghela napas. Perlahan tangannya terangkat, mengelus lembut punggung pemuda yang tengah duduk tertunduk satu undakan di bawahnya.

"It's okay. Masih banyak kesempatan yang bisa lo ambil."

Pemuda yang tengah di usap dengan lembut itu menjatuhkan kepalanya di paha Anja, membuat gadis itu sedikit tersentak.

away | ksm, hyj [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang