I Would

543 72 52
                                    

Once more, back to those time.

Anja tengah berjalan mondar-mandir saat ponselnya berdering nyaring. Gadis itu buru-buru menyambar. Begitu nama Mahesa tertera di layar, dengan segera ia menjawabnya.

"Halo, Sa. Esa, lo di mana?" Anja bertanya khawatir.

"Nja ..., " ada hembusan napas yang terdengar dari mulut Mahesa dari seberang sana.

"Sa, lo di mana? Gak kenapa-kenapa kan?"

"Engga." Gadis itu bernapas lega. "L-lo bisa temuin gue sekarang?"

Gadis itu mengangguk tanpa sadar. "Bisa!"

"Gue tunggu di perempatan dekat jembatan."

Setelah sambungan terputus. Anja buru-buru menyambar hoodie putih miliknya lalu bergegas pergi.

***

Mahesa menunggu dengan gelisah. Matanya sesekali melirik ke arah sebrang, memastikan gadis itu sudah ada di sana atau tidak.

Pada kali ketiga, matanya menangkap sosok bersurai kelabu itu. Gadis itu terlihat melambai saat matanya bersibobrok dengan milik Mahesa, lalu tersenyum. Hal yang mau tak mau membuat Mahesa tanpa sadar menarik senyum dan balas melambai kecil.

Mahesa perlahan menghampiri saat melihat gadis itu mulai melangkah.

Di seberang sana, Anja tersenyum saat melihat Mahesa yang kini melangkah mendekat. Gadis itu hendak melangkah, sebelum matanya menangkap sosok anak perempuan yang tengah berlari sambil tertawa riang tanpa memperhatikan sekitar. Ekor matanya menangkap siluet truk besar dari arah kiri yang melaju cepat. Matanya bergerak ke arah anak perempuan dan truk bergantian. Jantung Anja berdegup cepat.

"Adek awaas!!!"

CIT.

BRAKKKK!!

"ADEEEEEEK!!!"

Langkah Mahesa seketika terhenti. Pikirannya mendadak kosong, mulutnya terasa keluh saat melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya. "Anja .... "

Mahesa mengerjap. Tersadar.

"ANJAAA!"

Seperti orang kesetanan, pemuda itu lalu berlari membelah kerumunan yang sudah memadati jalan. Matanya berkeliar panik mencari sosok gadis yang terlempar jauh akibat tubrukan yang kelewat kencang dikarenakan kecepatan truk tersebut berada di atas rata-rata. Dan saat matanya menangkap sosok perempuan tergeletak tak sadarkan diri, satu meter dari tempat gadis itu berdiri sebelumnya, Mahesa berlari menghampiri.

"Anja ... Nja. Anja ..., " Mahesa terduduk, di perhatikannya tubuh gadis yang tergeletak tak berdaya itu. Ada darah yang mengalir dari beberapa bagian tubuh gadis itu. Kepalanya mengeluarkan darah lebih banyak akibat benturan keras terhadap trotoar. Hoodie putihnya bahkan sudah berubah warna akibat terlalu banyak darah yang keluar dari tubuh gadis itu.

Tangan Mahesa bergetar saat berusaha mengangkat kepala gadis yang tergeletak tak berdaya, lalu diletakkannya dengan hati-hati ke pangkuan. "Nja. Anja ..., " suaranya tercekat.

"E-e ... Es-s ... sa ..., " suara putus-putus terdengar dari mulut gadis di pangkuannya.

"I-iya g-gue di sini, Nja. L-lo b-bertahan y-ya," Mahesa menjawab terbata.

Gadis di pangkuannya menggeleng lemah. "M-m ... ma ... m-maaf .... "

Mahesa menggeleng. Tangannya yang berlumuran darah milik gadis itu bergetar, bergerak pelan mengusap dahi gadis itu. "Nja. B-bertahan s-sebentar, ya. G-gue mohon."

away | ksm, hyj [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang