26 Mei 2020

279 55 16
                                    

tw; cursing words.


*

One more, back to those time.

26 Mei 2020

"Nja, liat power bank gue gak?" Mahesa bertanya sambil sesekali memperhatikan sekitar.

Anja yang tengah berada di dapur menoleh, menjawab dengan sedikit berteriak. "Engga. Lo taruh di mana terakhir?"

"Lupa. Tadi gue dari kamar lo, terus ke sini, terus balik lagi ke kamar."

Anja manggut-manggut. "Coba cari di kamar gue, kali aja keselip."

Pemuda itu mengangguk. Setelahnya berjalan kembali memasuki kamar.

"Ketemu?" Anja bertanya sedikit berteriak. "Sa?"

Tidak ada jawaban. Hal itu mau tak mau membuat Anja mengernyit. Dengan segera gadis itu mengelap tangannya yang basah sehabis di cuci. Kemudian melangkah menuju kamar.

"Udah ketemu?" Tanyanya begitu mendapati Mahesa yang terdiam, berdiri membelakangi. "Sa?"

Gadis itu mengeryit saat tak mendapat jawaban atas panggilannya. Ia lalu memilih mendekat. "Sa, ud—,"

Gadis itu terbelalak. Tangannya menyabar benda yang sedang di pegang oleh Mahesa dengan cepat. Menyembunyikanya rapat-rapat di balik tubuh.

"Sa—,"

"Nja, Lo .... " Mahesa menatapnya dengan tatapan kecewa.

Anja tercekat. Sumpah demi tuhan. Tatapan itu ... adalah tatapan yang sama yang pernah ia lihat ketika pemuda itu mendatanginya tengah malam.

"Sa, ini ga—,"

"Nja. L-lo .... l-lo bohong ..., " pemuda itu menggeleng. "L-lo bohong, Nja."

Anja menggeleng keras. "Sa. Dengerin gue dulu ga—,"

Mahesa menggeleng. "L-lo bohong. Lo udah melanggar perjanjian, Anja."

Air mata Anja menetes begitu saja saat mendengar nada suara Mahesa.

"Sa. Please ... dengerin gue dulu."

Mahesa menggeleng keras. "Lo hancurin persahabatan kita. Anjani, lo ..., " pemuda itu perlahan berjalan mundur.

Anja menggeleng dengan air mata terurai. Tangannya mencoba menggapai tubuh Mahesa. "Esa, please .... "

"Gak! Lo udah hancurin persahabatan kita. Lo udah ingkar janji!" Pemuda itu dengan segera berbalik, berlari pergi meninggalkan Anja yang tertunduk dengan perasaan bersalah.

"Esa, maaf. Maaf .... "

***

BRAK!!

"Anjing! Kenapa lagi lo?!" Haris refleks berseru begitu melihat Mahesa datang lalu membanting pintu kamarnya dengan keras.

"Heh!" Haris menendang kaki pemuda yang kini tertunduk di pojok kamarnya. "Kenapa lagi lo?"

Mahesa bergeming.

"Terakhir kali gue liat lo sehancur ini waktu malam lo tau soal hubungan Nara sama Jevais. Sekarang apa lagi?"

Mahesa melirik sekilas sebelum kembali memandang kosong lantai kamar Haris. "Anja .... "

Haris mengernyit. "Anja? Kenapa Anja?"

Mahesa memejamkan matanya. "Anja suka sama gue."

Haris tersentak sebentar, setelahnya berucap santai. "Oh, udah tau lo."

away | ksm, hyj [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang