15. Kekhawatiran

144 15 6
                                    

Weekend kali ini Alika memutuskan untuk tetap dirumah menghabiskan waktunya seharian penuh dengan membaca novel yang ia beli waktu itu. Menurut Alika membaca bukanlah hal yang membosankan baginya.

Sedaritadi Alika tak henti-hentinya berhalusinasi tentang dirinya yang menjadi tokoh didalam cerita itu.

"Seandainya gue bisa jadi tokoh dalam cerita ini,pasti bahagia banget. Pacarnya baik,udah gitu ganteng lagi!" Serunya saat membaca novel tersebut.

"Nggak usah ngadi ngadi lo." Celetuk Alka yang sudah duduk disamping Alika.

Alika menoleh kesamping mencari asal suara itu.

Alika berdecak."Ngagetin aja tau nggak."

"Makanya kalo baca nggak usah sok serius." Balas Alka sembari mengambil alih novel dari tangan Alika.

"Alka ish kok di ambil sih? Siniin gak!" Kesal Alika berusaha mengambil novel yang ada di genggaman Alka.

Alka mengangkat tangannya tinggi tinggi agar Alika tidak bisa mengambil kembali novel itu.

"Coba aja kalo bisa.Tapikan Lo pendek mana nyampe." Ejek Alka.

"Alkaaa! Gue laporin mama nih." Ancam Alika yang sudah lelah loncat untuk mengambil novelnya.

"Dasar Cepu Lo. Nih" Balas Alka kemudian memberikan kembali novel milik Alika.

Alika mengambil novelnya dengan senyum penuh kemenangan. Dia tau Alka akan mengalah saat Alika mengancamnya dengan melaporkan kepada Dewi mamanya.

"Biarin gue cepu, daripada Lo cupu. Baru diancam gitu aja udah takut. Dasar mental kerupuk!" Ejek Alika.

"Gue tuh trauma! Soalnya Lo kalo ngadu suka nggak jelas. Gue masih ingat ya gue pernah dimarahin habis habisan sama Bunda dan mama gara gara Lo ngadunya aneh aneh!" Jelas Alka dengan nada kesalnya.

Alika hanya mengeluarkan cengiran andalannya "Ya maaf gue dulukan masih polos dan imut jadi nggak tau apa apa."

"Imut nggak amit iya!" Balas Alka dengan santai.

"Udah deh pulang aja! Gue tuh mau baca novel jadi jangan ganggu!" Ucap Alika.

"Nggak ada baca novel."

Alika mengernyitkan keningnya "loh kenapa?"

"Gue kesini karna mau main bareng. Bukan malah diusir." Ucapnya dengan nada sinis.

"Tapikan---"

"Nggak ada tapi tapian. Membaca berlebihan juga nggak baik Ca, Lo mau mata Lo rusak karna baca mulu?" Tanya Alka.

Dengan cepat Alika menggeleng polos.

"Nah makanya berhenti baca dulu." Ucap Alka sembari mengambil kembali novel Alika kemudian menyimpannya ditempat buku Alika.

"Jadi sekarang kita ngapain?" Tanya Alika saat Alka kembali duduk disampingnya.

Alka berfikir sejenak kemudian berucap "Gimana kalo kita ke taman aja?"

Alika mengangguk antusias "iya gue mau."

"Yaudah ayo" Ucap Alka menarik tangan Alika membawanya keluar.

***

Jam telah menunjukkan pukul 17.00 Saat ini mereka berdua duduk di kursi panjang yang ada di taman itu. Setelah berjalan jalan melihat pemandangan sekitar taman tersebut mereka memutuskan untuk beristirahat.

"Gue ke toilet dulu. Lo disini aja jangan kemana mana." Pamit Alka

Alika mengangguk "Iya."

Duapuluh menit telah berlalu,namun Alka masih belum kembali. Alika berusaha untuk tetap berpikir positif.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang