00

1.1K 65 0
                                    

Brukk

Gue yang lagi jalan ke arah kafe terjatuh karena ditabrak seseorang.

Tiba-tiba ada tangan seseorang yang terulur didepan gue, sempat ragu tapi gue tetep menerima uluran tangan tersebut.

"Kamu gapapa?", tanyanya waktu gue udah berhasil berdiri meskipun gue sempet oleng karena kaki gue terkilir.

"Ah, maaf saya reflek",  katanya saat tanpa sengaja dia menyentuh pinggang gue untuk menahan tubuh gue yang hampir oleng.

"Kaki kamu terkilir nih kayaknya, sakit banget?" tanyanya lagi saat melihat gue yang menahan sakit dipergelangan kaki gue, gue hanya mengangguk sebagai balasan.

"Ayok jalan pelan-pelan ke kafe itu dulu, obatin kaki kamu disana" tuturnya, kemudian dia menuntun gue untuk berjalan pelan-pelan kearah kafe depan yang jaraknya tinggal limapuluh meter itu, namun baru selangkah berjalan gue pun meringis keras karena rasa ngilu dipergelangan kaki gue yang beuhh sakit banget ternyata.

"Kamu saya gendong aja ya, kasian kalo dipaksain jalan, takutnya nanti malah tambah kenapa-napa" katanya dengan raut yang khawatir. Respon guepun lagi-lagi cuma mengangguk karena ya emang ini sakit banget.

Lelaki itupun berjongkok didepan gue memperlihatkan punggung lebarnya yang sesaat membuat gue terpana, sandarable banget sih  batin gue. "Ayo naik" dengan ragu gue naik ke punggung nya.

Sesampainya didalam kafe, dia mendudukkan gue di salah satu kursi pengunjung disana.

"Ryan, tolong ambilkan minyak gosok diruangan saya ada dimeja ya, cepet!" titahnya pada salah satu karyawan.

"Siap pak bos", apa? Pak bos? Gue ga salah denger nih? Jadi lelaki didepan gue ini pemilik kafe elit ini. Ck, sulit dipercaya memang.

"Akhh.." reflek gue teriak karena kaki gue yang tiba-tiba diurut sama seseorang,

"Terlalu keras ya? Maaf saya akan pelan-pelan ngurutnya" timpalnya setelah mendengar teriakkan gue yang sempat mengalihkan atensi para pengunjung yang ada didalam kafe.

"Ah, engga tadi saya reflek aja karena kaget. Terimakasih ya...." Ucapan gue terhenti karena gue gatau nama lelaki didepan gue ini.

"Ah iya saya sampai lupa memperkenalkan diri saya, saya Dhito, Ardhito Kavarez, kamu bisa panggil saya Dhito" ucap lelaki tersebut dengan senyuman manisnya. Gilaa ganteng banget dia kalo senyum, gue ambyar.

"Ah, makasih banyak ya Dhito" ucap gue sekali lagi.

"Iya sama-sama. Nama kamu siapa nih? Masa kamu tahu nama saya tapi saya malah engga tau nama kamu."

Gue tertawa canggung mendengar perkataan Dhito, "Namaku Fiana Bella Gauvani, panggil aja Bella"

"Cantik ya namanya, kayak orangnya" godanya, hhsshhs ternyata kang gombal juga nih laki.



"Cie pak bos, tumben banget nih bawa cewek. Pacarnya ya? Duh cantik banget sih pak bos pacarnya."

"Chanu! Udah sana kerja." titah Dhito




































Ardhito Kavarez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardhito Kavarez








Fiana Bella Gauvani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fiana Bella Gauvani
















Haloo, aku balik lagi nih.

Semoga suka ya. ❤️



 ᴍᴀs - ᴋɪᴍ ᴅᴏɴɢʜʏᴜᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang