05

321 25 1
                                    

Bella POV

Sudah tiga hari mas Dhito mual setiap pagi. Bahkan sekarang tingkahnya makin aneh, ada aja yang diinginkan. Bahkan semalem dia tiba-tiba bangunin aku cuma buat bikinin dia ketoprak. Untung aja aku bisa bikinnya meskipun ala kadarnya juga sih. Ya daripada suamiku ngambek seharian.

Flashback..

"Yang, sayang bangun dong ayo bangun aku pengen ketoprak masa, yang ih bangunn" rengek Dhito sambil menggoyangkan badan Bella agar segera bangun.

"Kenapa sih mas? Masih malem ini" jawab Bella sekenanya

"Ayo dong bangun, aku pingin ketoprak ini, yangg"

Dengan terpaksa aku pun bangun, "Yaudah ayo cari"

Mas Dhito justru menggeleng kan kepala, "aku maunya buatan kamu" ucap mas Dhito dengan puppy eyes nya yang selalu membuatku lemah

"Yaudah aku bikinin, tapi janji ya dimakan, jangan kaya kemarin lagi, nanti aku gamau bikinin lagi kalo kamu pengen" ancamku yang dibalas dengan senyuman sumringah mas Dhito.

Akupun turun kebawah menuju dapur dengan mas Dhito yang memelukku dari belakang, susah bor jalannya ini.

"Mas aku susah jalan dong kalo kamu peluk gini"

"Jadi gamau dipeluk nih, yaudah ah aku keatas aja deh" rajuknya sambil melepas pelukannya dan hendak melangkah menaiki tangga

Aku pun menghela nafas, " yaudah sini gapapa peluk"

Mas Dhito pun kembali tersenyum dan memelukku lagi dan menyandarkan kepalanya dipundakku.

Meskipun agak kesusahan untuk bergerak tapi tidak apa-apa lah. Semoga mas Dhito segera pulih.

Flashback off.

—o0o—

"Dhito kenapa bell?" tanya umi setelah memasuki kamar Dhito dan Bella

Ya, karena Bella takut terjadi hal yang tidak diinginkan Bella pun mengabari ibu mertuanya juga ibunya sendiri karena ia bingung harus melakukan apa lagi, sedangkan ia merasa sudah melakukan semua sebisanya agar suaminya itu cepat pulih, namun ternyata masih saja terus muntah-muntah, padahal Dhito juga tidak mempunyai riwayat alergi apapun. Semakin panik lah Bella.

"Ga tau mi, udah tiga hari ini mas Dhito mual terus" jelas Bella

"Yaudah ayo bawa kerumah sakit"

"Iya mi"

Bella dan umi memapah Dhito yang kelewat lemas itu menuju mobil.

—o0o—

"Bagaimana keadaan suami saya dok?" tanya Bella kepada dokter yang memeriksa Dhito,

"Suami ibu sehat kok, bahkan sangat sehat, tetapi gejala yang dialami suami ibu sangat mirip dengan gejala yang dialami ibu hamil, hal seperti ini bisa terjadi ketika sang lelaki sangat mencintai istrinya. Apa ibu sedang hamil?"

Pernyataan sang dokter pun membuat Bella terdiam. Ia membelalakkan matanya saat ia tersadar bahwa dirinya belum mendapatkan tanggal merah cukup lama.

"Umii..." panggil Bella lirih kemudian memeluk ibu mertuanya,

"Kita periksa ya, mumpung dirumah sakit" ucap umi sambil mengusap rambut Bella

Bella pun hanya mengangguk.

Setelah mendaftar dengan dokter kandungan, Bella umi dan Dhito pun kini sedang menunggu giliran untuk diperiksa.

Dhito pun tak pernah melepaskan pelukannya dari sang istri. Sungguh seperti anak kecil.

Tak membutuhkan waktu lama, nama Bella pun dipanggil.

Bella ditemani Dhito pun masuk keruangan , Bella disuruh berbaring pada ranjang kemudian dokter itu menaikkan baju Bella hingga terlihat perut putihnya, lalu mengoleskan gel yang membuat perut Bella terasa dingin.

Dokter pun memeriksanya.

"Selamat ya bapak, ibu Bella positif hamil dan usia kandungannya sudah memasuki usia 9 minggu." tutur sang dokter

Dhito pun tak dapat menyembunyikan perasaan senangnya, "sayang, aku sebentar lagi akan menjadi seorang ayah" ucap Dhito sambil memeluk erat.

Dokter yang melihat interaksi pasutri didepannya pun hanya tersenyum wajar.

 ᴍᴀs - ᴋɪᴍ ᴅᴏɴɢʜʏᴜᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang