02

461 31 1
                                    

Hari ini Bella berencana pergi ke kafe untuk mengecek keadaan disana, ya memang setelah menikah dengan Dhito kini Bella cukup banyak andil mengenai masalah kafe, apalagi ternyata selain mempunyai kafe Dhito itu seorang CEO, katanya sih bangun kafe juga buat iseng ngisi kesibukan.

Halah iseng apaan? Orang cabangnya afa dimana-mana kok, kayak gitu iseng katanya. Memang ya isengnya orang kaya mah beda.

"Yang, liat map kuning aku ga? Dimeja kerja aku gaada nih"

"Coba dicari dulu yang bener mas, aku lagi cuci piring nih tanggung"

2 menit kemudian...

"Gaada yang, kemarin tuh aku taruh meja loh padahal, mana isinya dokumen penting lagi"

Karena pusing mendengarkan celotehan sang suami, Bella pun akhirnya turun tangan dan meninggalkan cucian piringnya itu.

"Awas ya kalo nanti aku yang cari ketemu" ucapnya sambil menatap tajam Dhito

Tak berapa lama kemudian


"Ini apa mas? Sendok? Makanya kalo nyari sesuatu tuh jangan ngedumel"

Dhito pun hanya tersenyum malu ketika map kuning yang ia cari ternyata berada dilaci meja kerjanya, tadi dia tidak kepikiran buat cari dilaci sih wong biasanya juga ada dimeja. Siapa juga sih yang naruh dilaci? Pasti Dhito lah cuman lupa aja makanya riweuh.

Dhito menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "gak kepikiran aku yang buat nyari dilaci, udah panik duluan tadi"

"Makanya dicari yang bener dulu"

"Iya-iya besok-besok aku kalo nyari sesuatu bakal nyari yang bener"

"Nah gitu dong, udah yuk sarapan dulu keburu telat nanti kalo ngobrol terus"

—o0o—

"Permisi Bu Bella, ada tamu yang mencari anda" ucap Riana salah satu waiters di kafenya itu

"Ah, iya sebentar lagi saya kesana"

"Baik Bu, kalo gitu saya permisi"

"Ya"






Tumben ada yang nyariin gue, siapa ya? Ck, daripada nebak mending keluar aja deh biar tau siapa tamunya.

Bella pun berjalan keluar dari ruangannya, sebenarnya sih kerjaan Bella tuh g banyak dikafe, cuma mantau mantau aja, karena kafenya sekarang dipimpin oleh chanu sepupu Dhito, dan yah Bella mah bantu-bantu aja mantau kafe, daripada dirumah gabut gaada kerjaan.

"Loh Karina, kapan pulang kamu dari Jepang, makin mulus aja nih" ternyata tamu Bella itu adalah Karina, teman SMA sampe kuliahnya dulu,

Karina Anastasya, perempuan cantik blasteran Bali Australia ini tersenyum manis mendengar pujian yang dilontarkan Bella itu.

"Kamu bisa aja sih bell, aku udah di Indonesia tiga bulan sih, terus aku tau kamu juga tanya-tanya sama temen yang lain. Katanya kamu udah nikah ya? Kok ga ngundang aku sih. Jahat nih" tutur Karin

"Bukannya gitu, aku aja ga tau alamat kamu yang baru, kamu sih kaya manusia purba, berpindah-pindah"

Karina hanya tersenyum mendengarnya, memang betul sih Karina itu tinggalnya ga menetap makanya Bella bingung mau ngundangnya gimana, jadi gausah diundang aja lah.


Atensi Bella tiba-tiba teralih pada perut karina, "loh Rin, kamu hamil?"

Lagi-lagi Karina tersenyum " iya, aku hamil udah 7 bulan sih"

"Terus suami kamu mana?"

Raut wajah Karina pun berubah sendu "S-suami aku udah meninggal bell, satu bulan yang lalu karena serangan jantung"

"Innalilahi, maaf ya Rin aku gatau"

"Gapapa kok"

Drttt Drtttt



Ponsel Bella pun bergetar menandakan adanya panggilan masuk.

Ternyata Dhito yang telpon



" Assalamualaikum mas, ada apa?"

"...."

"Oh yaudah, aku pulang sekarang"

"...."


"Apasih, gombal mulu. Lanjut kerja sana"

"...."


"Iya, waalaikumsalam"






"Karina maaf ya, aku gabisa nemenin kamu lama-lama, mertua aku mau kerumah jadi aku harus segera pulang. Sekali lagi maaf ya"

"Iya gapapa aku juga mau pulang kok ini"


"Sekali lagi maaf ya Rin, aku duluan kamu hati-hati ya pulangnya"




Karina memperhatikan punggung Bella yang semakin menjauh itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

 ᴍᴀs - ᴋɪᴍ ᴅᴏɴɢʜʏᴜᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang