07

281 22 0
                                    

Disinilah Dhito dan Bella berada di mall. Padahal niat awal Dhito mengajak Bella jalan-jalan tuh bukan ke mall, melainkan ke alun-alun kota misalnya, atau taman deket komplek gitu. Tapi Bella malah merengek untuk pergi ke mall, mau ke Timezone katanya. Yaudahlah Dhito nurutin aja apa kemauan istrinya itu. Takut anaknya ntar ileran. Jadi korban bully ntar. Kasian.

"Yang, udah dong ngeri aku liat kamu loncat-loncat gitu." tegur Dhito pada Bella yang tengah asik bermain Street Basketball sambil terkadang sedikit meloncat saat melemparkan bola ke dalam ring.

Dhito ngeri banget itu liat istrinya loncat-loncat, takut aja ntar kalo baby-nya brojol ditempat gimana. Kan belom waktunya.

Karena Bella yang tak kunjung merespon teguran Dhito , akhirnya Dhito turun tangan dengan menggendong paksa sang istri menjauhi Street Basketball itu. Batu sih. Bahkan sampai dilihatin beberapa remaja dan ibu-ibu yang ada disana sambil senyum-senyum. Bella malu lah.

"Mas ih, turunin aku, malu tau diliatin orang"

"Engga, kamu balik lagi main ntar kalo diturunin. Kita makan dulu setelah itu pulang."

Bella pun hanya menurut karena melihat raut wajah Dhito yang serius. Nyalinya ciut untuk sekedar berbicara lagi, takut soalnya, Dhito kalo marah mah diem aja gitu, kalo udah sampai marah banget bahkan sampai diemin Bella berhari-hari. Manatahan sih kalo gitu. Jadi ya nurut aja Bella mah.

Sampai direstoran terdekat pun Dhito segera menurunkan Bella pada kursi dekat jendela dan segera memesan makanan.

—o0o—

"Mas, aku pengen bakso deh masa." ucap Bella tiba-tiba,

"Iya bentar kita cari warung baksonya" jawab Dhito sambil mengusap pucuk kepala Bella.

Kini mereka telah dalam perjalanan pulang, namun Bella pun tiba-tiba menginginkan bakso. Tumben amat nih bumil. Biasanya ditawari apa-apa aja engga mau, kalo ga ditawari aja baru deh pengen sesuatu. Membingungkan memang.

Dhito menghentikan mobilnya di kedai bakso deket alun-alun kota. Kedainya rame banget soalnya hari libur. Cukup lama Bella mengantri.

"Mbak mau beli apa? Mie ayam apa bakso?" tanya abang penjual pada Bella.

"Bakso bang"

"Berapa neng?"

Bella kemudian menoleh pada Dhito yang tengah sibuk dengan ponselnya.

"Mas mau bakso engga?" tanya Bella pada Dhito yang masih sibuk dengan ponselnya dan tidak merespon ucapan Bella.

"MAS DHITO.." Bella sedikit menaikkan volume suaranya,

Dhito mengalihkan atensinya pada Bella yang kini terlihat mempoutkan bibirnya itu.

Dhito terkekeh kecil " Engga sayang, kamu aja yang beli" jawab Dhito disertai senyuman manis. Ambyar dong Bella.

"Baksonya dua aja bang, dibungkus ya"

"Siap mbak."







"Kok kamu beli baksonya dua sih yang, kan aku tadi udah bilang engga?" tanya Dhito bingung.

"Dih gr  banget kamu mas, orang itu buat aku semua kok."

Dhito pun hanya tertawa "iya Ganteng Rakaruan kan, tau aku emang ganteng kok yang, makanya kamu nyantol sama aku."

Bella hanya mendelik sinis mendengar gombalan Dhito.

 ᴍᴀs - ᴋɪᴍ ᴅᴏɴɢʜʏᴜᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang