Mira sudah berdiri di ambang pintu. Tangannya melemas,saat pintu yang sendari tadi dibuka tertutup di belakangnya. Pengakuan Fahbi tadi sudah memberitahu segalanya,bahwa dia masih bisa memilih. Memilih Fahbi menjadi kakak selamanya atau merubah posisi mereka seperti dahulu.
Saling mencintai.Kedua tangannya mengangkat pipi yang kini menghangat. Bahkan tanpa dia sadari,bahwa stiletto yang dia kenakan masih berada diatas kakinya. Kakinya kini melangkah,masih tetap memakai sepatu berhak itu,tanpa menyadari tatapan buas ibunya yang menyambut kedatangannya di ruang tamu.
" Bagus,mentang-mentang sepatu pisau itu baru dibeli. Terus kamu masuk saja tanpa melepasnya ya? Lagi tes catwalk atau lagi pamer ke ibu kamu masih bisa pake model begituan tanpa encok dipinggang? " Gerutuan ibu menghentikan langkahnya,dia menoleh kearah ibunya dan kini menatap ke arah kakinya secara perlahan.
Inilah kenapa saat kau sedang tidak berkosentrasi,lebih baik kau diam cukup lama. Dengan perilakunya barusan, membangun macan yang tidur dan mengaum kencang. Induk macan sejenis ibunya memang sungguh mengerikan. Dan apa kata beliau tadi? Sepatu pisau? Wah sekarang ada sebutan baru lagi untuk benda yang menurut ibunya mengganggu. stiletto menjadi sepatu pisau. Dasar ibu.
Mira mulai melepaskan sepasang stilettonya dan kini menatap ibunya memelas.
"Maaf ya ibu,tadi Mira lagi gak konsen. Entahlah kenapa" dia membentuk tangannya menjadi tanda piss. Dan kini menghampiri ibunya yang duduk di salah satu sofa ruang tamu dengan wajah cemberut.
"Habis ini pel ulang. Ibu gak suka rumahnya berantakan! " Mira menghela nafasnya perlahan. Berusaha tetap sabar menghadapi ibu nya yang jika marah persis seperti macan.
" Iya.. udah dong jangan marah. Ibu kenapa kok disini ?" Mira berusaha mengalihkan topik. Menyurutkan kemarahan ibu masih bisa dilakukan,jika Mira menanyakan pertanyaan lain kepada ibunya.
"Tadinya ibu lagi jingkrak jingkrak sama ayahmu. Soalnya liat kamu dianter mobil. Mobilnya kayak kenal sih tapi" ibu melirik wajah Mira dengan curiga. Hingga membuat Mira menahan nafasnya,baru juga diantar sekali dengan Fahbi, bagaimana bisa langsung ketahuan?.
" Tapi ayah bilang,jaman sekarang mobil kayak gitu lagi trend dikalangan anak muda. Jadi anak muda mana yang beruntung mendapatkan hati kamu?" Sifat ibu yang seperti ini benar-benar menurun kepada Mira. Berterus terang setelah kalimat panjang. Nafas yang sempat dia tahan kini berhembus perlahan. Ada selipan rasa lega saat mendengar jawaban yang Mira dengan selanjutnya.
"itu teman dosen cewek kok bu"jawab Mira berbohong. Ibunya tetap memincing curiga,namun kini tidak menjawab apapun. Karena tidak ada yang bicara lagi,Mira iseng mengambil ponsel yang seharian ini tidak dia operasikan. Ratusan chat terlihat muncul satu persatu,layaknya perhitungan cepat yang terjadi di stopwatch tepat saat Mira menyalakan data selulernya.
Matanya kini berhenti pada pesan pertama yang semenjak akhir kisah mereka tidak pernah mengiriminya pesan. Dan kini terlihat beberapa anak pesan dengan nama kontak yang sama. Mira menggigit bibirnya,berusaha menahan gejolak senangnya,tatakala Fahbi mulai berani mengirimkan pesan sederhana yang secara tidak sadar dia rindukan selama ini. Namun melihat ibu yang kini sedang melirik layar ponselnya,dia menutup layar tersebut secara perlahan. Wajahnya tersenyum misterius,menatap ibunya yang kini mendengus kesal dengan reaksi anak semata wayangnya itu.
Fahbi:Selamat malam Mira..
Fahbi: besok jangan lupa pakai baju olahraga universitas ya? Aku tau kamu tidak sempat check grup,jadi mas beri informasi ini sekarang
Fahbi: sebelum itu,jangan lupa sarapan. Mau mas jemput besok?Mira tersenyum,membaca deretan pesan yang kini sudah terbaca olehnya. Mati-matian tidak berteriak gegirangan,karena pesan tersebut terasa hangat tanpa harus ada kata-kata mesra didalamnya. Ibu masih berusaha mengintip layar ponsel Mira dengan memanjangkan lehernya secara diam-diam,namun kini tubuh Mira menghadap ibunya,dan ponsel tersebul dinaikan dengan sengaja secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Kita (End)
RomanceCinta tidak bisa memilih kepada siapa hati berlabuh. Cinta adalah aku, kamu menjadi kita. Kumpulan 3 Short Story dengan kisah yang menarik. Cerita 1 ( Bab 1-3 ,mau apa kamu?): Faila adalah aktris tanpa skandal. Saat pertemuannya kembali dengan Bar...