After Sad Ending (end)

38 25 0
                                    


"Jadi?" Fahbi memastikan kembali apa yang sudah Mira ucapkan. Jari telunjuknya dengan lembut memisahkan poni di kepalanya. Mira mengurai pelukannya,kedua tangan Mira tetap bertenger di pinggang Fahbi.

" Apanya?" Dengan geli Mira menanyakan pertanyaan Fahbi barusan. Wajah Fahbi nampak tegang,pemandangan tersebut membuat Mira gemas.

" Kita..akan mengulang semuanyakan?" Dengan penuh kehati-hatian, laki-laki di depannya menanyakan maksudnya.

Fahbi menjilat bibirnya,menghalau kegugupan tersebut. Mira tertawa geli, namun dia menganguk.

" Melihat kamu seperti ini,aku jadi mengingat dahulu,betapa tegangnya wajahmu sebelum presentasi penelitian internasional pertamamu" dia menelengkan kepalanya,menatap dagu Fahbi yang berkali-kali bergerak,menuju leher sehingga jakunnya bergerak naik turun. Fahbi menyambut pernyataan itu dengan tawa. Tubuh Mira kembali dia peluk,sehingga perempuan itu dapat merasakan debaran keras dada dan getaran tawa Fahbi.

"Entahlah,kembali bersama kamu.. layaknya aku mendapatkan penghargaan penting di bidang keilmuan. Bahkan mungkin perasaanya lebih dari itu" keduanya kembali saling bertatapan. Tubuh Mira yang masih berada di pelukannya,membuat Mira mendongakan kepalanya. Perasaan Fahbi seketika membuncah,saat menatap mata indah dengan senyum menawan yang kini berada dikurungannya.

"Aku juga" Mira masih tetap tersenyum. Menatap intens Fahbi dengan jemari yang kini mengelus lembut pipinya.

" Ini lebih membuatku gugup daripada ujian disertasiku dulu" dia mengendikan bahu,menyembunyikan rasa bangga yang membuncah saat mengingat bagaimana dia berhasil melewati pendidikan tersebut dan mendapatkan gelar doktor saat ini. Fahbi mencium pelipis perempuan itu dengan bangga.

"Great, aku sangat bangga saat mendengar kamu berhasil menyelesaikan pendidikan doktormu"dia kini mencium mata Mira dengan sayang.

" Bahkan,saat dulu ibu dan ayah menelponku dengan antusias.. aku menangis"rona memerah menjalar di pipi hingga telinga Fahbi saat mengakui reaksi yang dia lakukan ketika mendengar Mira berhasil meraih gelar doktornya. Bahkan saat menyadari apa yang barusan dia akui. Kini kepala Fahbi menghindar dari tatapan geli Mira.

" Hei,jangan malu" kedua tangan Mira meraih kepala itu perlahan.

Membiarkan tubuh mereka tetap menempel,dengan kepala Mira yang mendongak di bawahnya.

" Aku justru merasa tersanjung mendengarnya mas. Thankyou" Mira mengangukan kepala untuk meyakinkan bahwa perilaku itu tidak buruk. Kedua tangannya mengelus pipi Fahbi perlahan.

" saat wisuda pengangkatan doktor,ada mimpi bodohku yang tetap terngiang di dalam otakku. Kamu datang dengan senyum indah ini" Mira memegang bibir Fahbi lembut,menatap kedua mata Fahbi yang kini tertutup. Perasaannya kian berada pada titik dimana dia sangat ingin mereka bersama selamanya.

"Hem,sebenarnya aku sempat memesan tiket pesawat untuk berkunjung kesana" jakunnya kembali naik turun. Menandakan jika laki-laki itu masih gugup dengan pengakuan lainnya.

"Rencananya aku akan mendatangimu diam-diam. Namun,aku terpilih menjadi salah satu peneliti untuk menerbitkan beberapa jurnal. Rektor kita memberikan kami hanya beberapa waktu sebelum deadline jurnal selanjutnya" Fahbi menggigit bibirnya perlahan. Berusaha bersikap tenang meskipun detakan jantungnya kian cepat. Sekarang dia memang terlihat seperti stalker yang ingin membututi perempuan itu kemana-mana.

Mira menatap reaksi di hadapannya dengan tawa geli. Tiba-tiba kedua tangannya mendekatkan kepala Fahbi ke arah bibirnya. Dan kedua bibir mereka bertautan. Meski sebentar.

" Ini hadiah" bisiknya lirih. Kini kedua pipi Mira kembali memerah. Bahkan Mira memisahkan diri dari pelukan Fahbi dan lebih memilih menatap jendela mobil di sampingnya.

Aku, Kamu dan Kita (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang