"Jahanam! Untuk apa kau kesini hah?" teriak ku padanya sambil mengambil gunting kuku. Entahlah, saat itu hanya gunting kuku yang sempat aku ambil.
"ssstttt, sayang kau pikir aku akan melepaskan mu? aku tidak akan melepaskan mu walau seujung jarimu pada lelaki ingusan macam brian. Kau pikir aku melupakan kenangan kita dulu? hah? "
Dia menjambak rambutku dan menampar pipiku. Aku yang ketakutan hanya mampu menangis dan memegang pipiku yang merah karna tamparannya.
"Mau apa kau kesini? tidak cukup kah kau menyakitiku? Menghancurkan hidup ku? Mendzolimi ku? hah? Apa kau gila? kau" belum sempat kuselesaikan omonganku tiba-tiba dia kembali menamparku dan menarik tanganku dari belakang.
Dengan simpul mati tanganku di kunci dengan tangannya. "sayang, izinkan aku menikmati tubuh mu kembali. Aku rindu sekali padamu sayang" ucapnya di telingaku.
"ciiihhhh, kau pikir aku sudi kau lakukan itu lagi? Kau akan menerima ganjarannya karna telah memperkosaku seperti ini selama ini. kau akan.."
"diaaamm kau wanita jalang!!"
bruuukkkkkk
Aku terhempas ke tembok kamarku hingga dahi ku berdarah.
"Kau akan menikmatinya. Kau akan menikmatinya untuk yang terakhir kalinya. ingat itu. "
Jahanam itu kembali menamparku dan melempar tubuh ku ke meja rias.
Dia mencekik leher ku dan membuka kancing celananya. Dia merobek dress ku hingga yang tersisa hanya pakaian dalam ku.
"Kau pikir aku akan menyianyiakan kesempatan kali ini? Aku menunggu menunggu hingga 5 tahun untuk hal ini sayang" dia membalikkan badan ku dan mulai memasukkan Mr. P ke lubang dubur ku.
"aah euhhh" desahan itu begitu nyata ditelinga ku. Aku ingin memberontak, namun usaha ku gagal karena badannya yang besar dan kuatnya dia mencengkram tangan ku.
"euuhhmmm, aku melupakan sesuatu sayang." dia mengeluarkan pisau dan vibrator beserta beberapa pil ekstesi untuk ia konsumsi.
Dijambak dan diseret aku olehnya. Diangkat badan ku dengan menarik rambutku. Dia pun menampar-nampar pipi ku. Terlihat seperti meluapkan kekesalan karna tak terlampiaskan nafsu birahinya.
"Kau suka ini haahh?" dijambaknya rambutku dan dimasukkannya alat vibrator ke vagina ku. Di Cabik badanku dengan pisau. Pipi ku yang penuh darah karna tamparan tangannya, di tampar lagi dengan Mr. P nya.
Dia melumatkan bibirnya kedalam vagina ku. Dihisapnya dalam dalam. Dia mulai melukai vagina ku dengan pisau lipat yang selalu dia bawa. kali ini, dia juga membawa peniti. dia menusukkan peniti ke daging vagina ku, dia tetap melumat vagina ku walau dalam keadaan berdarah.
Aku Memukulnya dengan gelas yang ku bawa dari dapur. Dia terjatuh dan terkapar. Kepalanya penuh darah dan masih ada pecahan gelas menempel di kepalanya. Ya, Aku memukul kepalanya dengan gelas dan aku sadar!
Dia berdiri dan menarik tangan ku dengan kasar. ditusuknya vaginaku dengan pisau lipat. Di sayat dadaku dengan pisau yang sama. terakhir, dia meletakkan pisau itu di pipi ku. Dia menekan keras pisau itu dan mulai menarik pisau itu ke bawah.
"Kalau kau suka main kasar seperti ini, aku pun akan mengikuti mu sayang." sambil menarik pisau yang dipipiku dia kembali memasukkan Mr. P itu kedalam vagina ku. Aku teriak sekencang- kencangnya. Aku merasa sangat sakit, sakit yang luar biasa pada vagina ku.
Aku meronta dan mengambil paksa pisau yang sudah berhasil aku rebut dari nya. Tanpa basa-basi aku meluapkan segala emosi ku.
"Kau sudah menghancurkan masa depanku bajingan! Kau merenggut keperawanan ku! Kau menghancurkan kehidupan ku! Kau pikir aku tak tau kalau kau lah yang membunuh ayah kandung ku? hah? kau pikir aku bodoh? Aku tau semua! Kau berpura-pura menjadi klien ayah ku dan saat kau tau sela menghancurkan ayah ku, kau membunuhnya dengan pisau yang ku pegang ini. Lebih baik kau menyerahkan diri ke polisi bajingan. Kau tidak akan dimaafkan oleh Aku, Ibu ku, bahkan TUHAN PUN ENGGAN MENGAMPUNI KAU BAJINGAN!!!"
"wah, pintar sekali anak ku ini, "
"Ciiihh aku tak sudi kau bilang aku ini anak mu! Aku tak sudi memiliki ayah seperti kau Bajingan!" potong ku sebelum ia menyelesaikan omongannya.
"Jangan begitu, aku ini ayah mu. yaa walaupun ayah tirimu. sini sayang, kembali pada ayah mu" ucapnya dengan sesekali memajukkan beberapa langkah untuk menarikku.
"Tak sudi aku. Lebih baik...."
Brruuukkkkkk, dia melemparku lagi dan memukul seluruh muka ku hingga yang kurasakan terdapat memar dan banyak benjolan di muka ku.
Aku mencoba memuku dia, dan dalam seketika ia menahan tanganku dengan kaki nya. dan dia mengencingi ku. dia kemudian menamparku kembali. menendang badanku dengan kakinya. hingga aku tak mampu berdiri.
Syukurlah, aku masih memegang pisau lipat itu. saat dia akan membalikkan badan ku, dengan cepat aku melayangkan pisau tepat ke mata kanannya. Ku lepas pisau itu dan ku hempaskan pisau itu ke perutnya.
Tuhan, apa dia telah mati?
Tuhan, aku sudah tak kuat menahan ini semua.
Aku merangkak ke sudut tembok, aku duduk dan melipat kaki ku. Ku peluk kedua kaki ku dengan kedua tangan ku.
Aku mendengar suara income dari ponsel ku, ku raih ponselku yang kebetulan terlempar dari meja sebelah kasur ku. Ku angkat telpon itu dan "Ha..ha..looo.." Aku merengek nangis perlahan dan merengek kesakitan.
Tak lama kemudian sosok pria datang menghampiri ku mencoba menenangkan ku dengan memeluk erat ku. "Stevia, call the police right now" stevia yang masih shock melihat sesosok pria tergeletak di lantai buru-buru ia meraih handphone nya dan menekan tuts emergency Police dan ambulan.
"Ku rasa ini sudah cukup pak untuk dijadikan barang bukti atas kejahatan yang dilakukan tersangka." ucap polisi sambil mematikan rekaman cctv yang baru saja di putar.
"Baik pak, ku harap secepatnya diproses agar keluarga kami hidup tenang dan ku harap tersangka di hukum seberat-beratnya. Perihal pengacara korban, akan aku urus secepatnya. Terima kasih pak atas kerja sama nya" Ucapku menjulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan polisi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Suck Father
Teen FictionAku takut pulang. Aku takut kalau ibu ku pulang telat. Aku gak mau merasakan sayatan silet ataupun peniti pada vagina ku © P Putri Primadini - Nov'2012