Apakah akan ada kata "Happy Ending" ? Apakah aku hanya berkhayal ? Apakah tidak akan pernah ada kata Happy Ending dalam rumah ku ini ?
Aku tak menyangka memiliki dua orang yang sangat menyayangiku dan melindungiku. "Kak, kamu akan selamanya dihatiku. Aku menyayangimu seperti aku menyayangi ibu ku. Tak akan ku biarkan Jahanam itu menyakiti kedua orang yang aku sayangi" batin ku mengucapkan itu sambil ku tulis dalam buku harian ku.
Sudah hampir 6bulan berlalu setelah kejadian malam itu. Aku pun merasa nyaman jika aku pukang tanpa harus merasakan pemerkosaan itu. Karna, setiap aku pulang, aku selalu bersama kak bey yang setia mengantarku pulang dan menjemput ibu ku pulang bekerja.
Setiap malam aku selalu mengunci kamarku. Dan kini, kamarku ku pasang alarm dan cctv untuk merekam segala kegiatan yang aku lakukan. Supaya, jika nanti terjadi itu lagi , akan ada bukti kuat untuk memenjarakan jahanam itu. Ya, sampai saat ini ibu ku tak tahu selama 3tahun pernikahan keduanya bersama jahanam itu apa saja yang telah ia perlakukan pada anaknya yang semata wayang nya.
Aku bahagia sekali melihat keakraban yang terjadi pada ibu ku dan kak bey. kak bey memang pandai berkomunikasi, sayangnya ia lebih memilih menjadi mahasiswa ilmu politik di Universitas ternama di Jakarta dibandingkan memilih Fakultas Ilmu Komunikasi .
Kami duduk bertiga disebuah cafe di Kemang. Kami berniat makam malam bersama setelah pulang kerja ibuku. Kami memesan makan dan beberapa menit berlalu makanan yang dipesanpun datang dan mulai menyantap makanan yang tersaji. Dengan sendah gurau yang terjalin diantara kami bertiga, aku sempat berfikir mengapa ibu harus berkenalan dengan si jahanam itu, jika akan terjadi seperti ini. andai saja kebahagiaan kita bertiga seperti ini sejak 3 tahun yang lalu. Maka ku fikir, ibu ku tak perlu menikah dengan si jahanam itu.
"Beby, kamu terlihat seperti zomby, makan tapi matamu kosong seperti ada yang kamu fikirkan" ucapnya sambil disentuhnya lembut pada dagu ku. "ehh, gak ada apa-apa kok pio. aku cuma berfikir kenapa kita gak seperti ini dari dulu." senyumku memanja pada kak bey.
"kalau sejak dari dulu seperti ini, kita tidak akan bisa melewati ujian yang diberikan oleh tuhan. karna kita akan semakin sempurna jika kita mampu melewati ujiannya dengan senyuman dan ke'ikhlasan honey"
ucapan ibu membuatku sadar, dan kami kembali menikmati makanan sambil bersendah gurau bersama.
"Bagaimana kuliah mu sayang? apa kau akan menjadi politisi kelak? atau kau akan menjadi pengacara artis-artis?" tanya ibuku pada kak bey.
"Kalaupun aku harus menjadi pengacara, aku akan menjadi pengacara pribadinya shasha bu. karna aku ingin terus melindungi dia." jawabnya seraya menyeruput mie ramen yang dia pesan tadi.
"Saat ini, kamu udah menjadi SuperB ku kak. Always SuperB." senyumku pada kak bey yang disusul usapan halus di pundak tangan ku oleh ibu "Ibu bahagia sekali liat anak ibu bahagia, nak bey tolong jagain shasha ya. Ibu sangat percaya pada mu nak" cetus ibu yang membuat aku dan kak bey terdiam terpaku.
Kami menganggukkan kepala kami sambil tersenyum.
Dua jam ku rasa cukup untuk bermanja-manja dengan SuperB ku dan ibu ku. "Ayo bu, kita pulang .Sudah malam bu. Besok malam kan bisa dinner lagi" ku raih pundak ibu ku sambil merangkulnya kita berlalu keluar dari cafe tersebut.
Tuhan, kebahagiaan ini begitu nyata dan sempurna. Begitu membekas dihati dan manis. Tuhan, jangan biarkan ini berlalu dengan cepat dan berakhir tanpa pamit.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Suck Father
Novela JuvenilAku takut pulang. Aku takut kalau ibu ku pulang telat. Aku gak mau merasakan sayatan silet ataupun peniti pada vagina ku © P Putri Primadini - Nov'2012