4 bulan berlalu begitu cepat. Aku dan Brian memutuskan akan menikah minggu depan. Berbagai keperluan pernikahan sudah siap. Hampir 85% rampung.
"Ya tuhan, ini kah jawaban yang kau berikan pada ku? Terima kasih tuhan. God never leave me."
"Kaakk, kaka cantik sekali. aku cantik gak kak dengan gaun ini? " suara stev menghancurkan batin ku yang sedang mengucap puji syukur pada tuhan.
"Coba berputar sayang, waaahhh kamu cantik sekali sayang" sanjungku pada adik manis dihadapan ku.
"Beby, bagaimana menurut mu? Apakah aku terlihat tampan? hehehe " celetukan kalimat menggelikan kudengar saat melihat kak bey keluar dari fiting room.
"hhhmmm, naik 10% ketampanan mu pio" aku mengangguk sambil tersenyum kearah kak bey.
"waahh, anak - anak ku sangat terlihat berbeda sekali. kau sungguh cantik nak, dan kau sungguh tampan. kalian memang cocok bersanding" ucap ibu yang datang karna kehujanan.
"ibuuuuuuu" teriak ku bersamaan kak bey membuat seisi ruangan tertawa. "kalian bukan hanya cocok dan serasi, tapi kalian memang sehati" ucap wedding designer disambut tawa hangat stevia dan ibu.
"Stevia, kau beruntung sekali memiliki kaka seperti brian" ucap ibu ku.
"Dan kak aku beruntung sekali punya ibu seperti ibu ku yang satu ini" ucapnya manja sambil mencium pipi ibu ku.
Aku hanya bisa tersenyum bahagia melihat kehangatan dari kami berempat. Andai saja dulu ibu tak perlu menikahi jahanam itu. mungkin dulu aku tak perlu menderita karna jahanam itu. "Sudahlah sha, jangan kau ingat itu lagi. Tuhan sudah memberikan kehidupan mu yang layak kini, jangan kau rusak dengan berandai-andai lagi" bamtin ku menggerutu seakan tak rela pikiran ku dihancurkan dengan mengingat masa -masa kelam ku.
*****
Malampun tiba, kak bey tiba-tiba meminta ku beserta ibu ku untuk menginap dirumahnya. Sebenarnya Stev yang meminta, tapi dia malu untuk meminta. Anak itu memang masih sangat polos.
Aku dan ibu ku kini berada dikamar tamu. Stev berada dikamarnya, dan kak bey datang menghampiriku . "Berhubung ibu ku menginap disini, bagaimana kalau aku dan ibu memasak untuk makan malam kita. aku ingin para pengurus rumah mu istirahat pio, kasihan mereka harus merapihkan rumahmu sebesar ini" rayu ku pada kak bey.
"With my pleasure beby. Biar aku bicara dengan kepala pengurus rumah ya. oya, kalian mau masak apa? aku tak sabar menunggu nya. hhhmmm" dia berlalu setelah mencium kening ku dan tangan ibu ku.
"kakaa ibuuuu, aku bantu yaaa? Aku harus bantu apa? " tanya stev pada ku. "hhmm, bagaimana kalau kamu bantu aku menata buah dan puding?" jawabku jongkok sambil mendongakkan kepala dan tersenyum padanya. "ok kaka sayang" jawab antusias stevia
Setelah 25menit berlalu, aku tidak mendapati kak bey dimana -mama. kucari ke kamarnya pun tak ada, ternyata dia berada di sisi kolam renang sambil meminum segelas orange juice. Perlahan ku hampirinya, dan aku mendapatinya sedang berbicara, oh tidak lebih tepatnya berdoa.
"Tuhan, sampaikan pada kedua orang tua ku disana bahwa aku sangat bahagia. Aku sangat bahagia mendapati kekasih seperti shasha, ibu seperti ibunya shasha. dan adik seperti stevia. Tuhan, ku mohon jangan pernah kau rebut kebahagiaan ini. Aku ingin memberikan kebahagiaan untuk shasha, karna ku tau dalam kehidupannya hanya terdapat sedikit kebahagian. Tuhan, berilah kesempatan dan kepercayaan untuk mendengarkan dan mengetahui semua masa kelam shasha, agar aku tak melakukan kesalahan yang sama dikemudian hari. Tuhan, Aku sangat mencintai Shasha"
"Aku juga mencintai mu pio" ku ucapkan dengan sedikit lembut dan kupeluk badannya yang semampai itu.
"heeehhh, apa kau mendengar semua doaku?" ledeknya
"huh, siapa suruh kau berdoa dikolam renang" jawab ku sekena nya
dan kami pun tertawa bersama.
"YA TUHAAANNN..... Aku melupakan stevia dan ibu yang sedang sibuk didapur" gerutuku sambil mencoba bangun dan melepaskan badan ku dari pelukan diantara aku dan kak bey.
"gak usah kak, makanan udah siap. makan yuk kak... stevia sudah laparnih" ucap stev pada kami berdua sambil menarik manja tangan kami berdua.
Dan malam itu pun kami lalui dengan bahagia dan penuh kehangatan. Kehangatan yang dirindukan dirumah besar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Suck Father
Teen FictionAku takut pulang. Aku takut kalau ibu ku pulang telat. Aku gak mau merasakan sayatan silet ataupun peniti pada vagina ku © P Putri Primadini - Nov'2012