Pagi itu aku menatap cermin di depanku dengan tenang. Aku seperti benar-benar melihat diriku yang sebenarnya. Diriku yang kuat sudah datang hari ini karena melihat rambutku yang dicukur habis oleh Kim Seok-jin. Aku ingin menangis tapi aku tak bisa, aku ingin tertawa karena melihat wajahku semakin lucu jika tidak ada rambut, tapi waktu ini bukan waktu untuk tertawa. Ketika Jin sudah mengetahui aku mengidap kanker dia menjadi sangat khawatir dan was-was, apapun yang menurutnya berbahaya hal itu harus disingkirkan. Member yang lainpun sudah mengetahui semuanya, termasuk Jungkook yang meminta maaf karena menyembunyikan penyakitku dan lebih mengejutkannya lagi, ternyata Suga sudah mengetahui dari awal hanya saja dia tak mengatakan apapun untuk menghormati privasiku.
"Kau masih tetap menjadi wanita paling cantik yang pernah kutemui," ujar Suga berada di belakangku. Aku bisa melihatnya dari cermin yang menangkap bayangannya.
"Walau aku tidak mempunyai rambut lagi?," tanyaku.
"Ne. Kau masih cantik, tak ada alasan di dunia ini untuk melunturkan kecantikanmu," ujar Suga dengan tangannya yang melipat ke dada.
"Oppa. Apa kau mau melakukan sesuatu untukku?," tanyaku.
"Apa? Katakan?," tanya Suga.
"Aku ingin pulang kerumah. Aku bosan disini dan aku tak bisa melakukan sesuatu selain tidur dan tidur. Apakah kau mau merayu dokterku untuk memulangkanku dengan alasan aku sudah baik-baik saja?," pintaku dengan puppy face membuat Suga memutar bola matanya.
"Memangnya apa yang ingin kau lakukan dirumah?, " tanya Suga.
"Aku ingin tidur," jawabku.
"Apa bedanya kalau kau ingin tidur dirumah, disini juga kau tidur," ujar Suga.
"Tapi beda rasanya, ayolah oppa," pintaku dengan wajah memohon.
"Baiklah, akan aku usahakan, tapi kau tak perlu membertahu Jin atau member lain. Aku melakukan ini semua karena permintaanmu," tegas Suga, aku hanya mengangguk senang. Setidaknya aku akan menghabiskan waktuku dirumah saja, bagaimanapun aku sangat merindukan kamarku. Aku melihat Suga berlalu dari ruangan untuk menemui dokter dan tinggalah aku dan Tae-hyung. Aku melihat dirinya yang belum juga sadarkan diri. Sepertinya berat sekali baginya untuk membuka mata.
"Tae-hyung-ssi, mengapa kau tak membuka matamu? Apa kau tak mau melihatku? Apa kau tak mau mendengar berita tentangku? Kau akan menjadi orang terakhir yang tau," gumamku pada Tae-hyung.
Aku mendengar pintu kamar terbuka yang menampilkan Jin dengan raut wajah cemasnya.
"Kau dibolehkan pulang oleh dokter, tapi mengapa? Seharusnya kau harus terus dirawat disini. Siapa yang akan menjagamu di rumah?," celoteh Jin.
"Aku yang akan menjaganya," ujar Suga membuat Jin memutar leher kearahnya.
"Mengapa harus kau?," tanya Jin pada Suga.
"Mengapa memangnya? Moon-ju juga asistenku," ujar Suga membuat Jin mendengus kesal mendengarnya dan dia menatapku tajam. Aku tau jika Jin sekarang sedang cemburu terhadap Suga.
"Sudahlah jangan bertengkar. Biarkan Suga-oppa yang menjagaku. Jin-oppa akan menjaga Taehyung, bukan?," ujarku membuat Jin benar-benar mendengus kesal, sedangkan Suga hanya tersenyum kecil melihat Jin yang kesal.
..
Aku melangkahkan kakiku masuk kembali ke dalam rumah yang sangat sepih. Aku menghembuskan nafasku dan tersenyum pahit dalam hati. Aku melihat Suga yang sedari tadi menatapku dengan tangannya yang terlipat di dada. Ia menatapku dengan sangat intense.
"Aku pergi ke kamar," ujarku berlalu dari hadapannya dan segera beranjak ke kamar. Aku masih merasakan Suga mengekoriku dengan matanya. Aku bersumpah keadaan seperti ini seperti ingin membunuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Seven Days With Seven
FanfictionKurang lebih tiga sampai empat tahun aku hidup bersama bangtan, namun tujuh hari terakhir membuatku hancur dan kehilangan diriku sendiri. Setelah tujuh hari itu semuanya hilang seketika, seakan-akan kenangan tentang bangtan terhapus begitu saja. Ak...