BAB 7 : MIN YOON-GI or KIM SEOK-JIN

37 4 0
                                    

Aku dalam perjalanan kembali ke rumah setelah apa yang terjadi antara aku dan Suga. Pikiranku seketika berkecamuk. Aku benar-benar wanita tak berperasaan. Kau menjatuhkan Seok-jin dan kau menerbangkan Suga yang sebentar lagi Suga juga akan terjatuh. Aku harus bagaimana? Apa Suga menyukaiku juga? Pasti, mana mungkin manusia dingin seperti dia berani menciumku jika tidak memiliki sesuatu yang spesial. Suga mendapatkan ciuman pertamaku. Eottoghe, aku benar-benar merasa bersalah.

"Aku minta maaf padamu, Moon-ju-ya karena kelakuanku tadi," ujar Suga.

"Tidak apa-apa, oppa. Aku juga meminta maaf, seharusnya aku menolak," ujarku berusaha tersenyum.

Aku semakin menyadari jika aku merupakan wanita tak tau malu. Seharusnya aku fokus saja pada penyakitku bukannya malah mempermainkan perasaan seseorang. Aku benar-benar mengutuk diriku sendiri.

Setelah beberapa jam di perjalanan akupun sampai dirumah bersama Suga. Dari dalam mobil aku melihat Jin yang sedang bersandar di mobilnya sambil menatap mobil Suga yang baru saja terparkir. Aku turun dari mobil dengan jaket Suga yang masih menempel di tubuhku. Aku melihat Jin yang terlihat terkejut dengan penampilanku. Ia menatap Suga dengan tajam.

"Lepaskan jaketnya!," ujar Jin dengan datar. Akupun melepas jaket Suga dan memberikan kepadanya.

"Hanya Kang Moon-ju. Masuk ke rumah dan ikut aku ke studio," ujar Jin berlalu mendahuluiku yang masih mematung. Suga hanya memberi isyarat kepadaku untuk mengikuti Jin. Aku memiliki firasat yang sangat buruk terhadap Jin, pasti dia sangat marah.

Sesampainya di studio aku menutup pintu dan melihat Jin yang tengah menyandarkan pinggangnya di meja dengan tangan yang terlipat ke dada.

"Bajumu tembus pandang, aku bisa melihatnya. Celanamu pendek. Mengapa kau memakai pakaian seperti ini?," tanya Jin. Kali ini tak ada senyuman di wajahnya.

"Aku tadi membersihkan lemariku dan menemukan pakaian yang sudah lama tak aku pakai. Jadi, aku ingin memakainya," jawabku dengan mengalihkan wajahku darinya. Aku tak bisa menatap matanya.

"Jangan alihkan matamu. Tatap mataku," tegas Jin. Akupun langsung menatap matanya. "Oke. Kau ingin memakainya, jika itu kemauanmu aku tak akan melarangnya tapi dengan siapa kau pergi?," tanya Jin.

"Yoon-gi oppa," jawabku.

"Kemana kau pergi?," tanya Jin. Aku tak mungkin mengatakan jika Suga yang mengajakku pergi jalan-jalan.

"Aku pergi ke pantai karena aku ingin sekali kesana," ujarku.

"Pantai mana? Pantai yang paling dekat berkisar antara tiga sampai empat jam. Kau dipulangkan bukan untuk jalan-jalan tapi untuk istirahat. Apa kau tak memikirkan perasaanku, huh? Aku tak peduli dengan kau ingin pergi bersama siapa karena Yoon-gi juga adikku, tapi aku disini mengkhawatikan keadaanmu dan kau bersenang-senang diluar sana," ujar Jin dengan panjang lebar.

"Aku hanya ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan selagi aku hidup. Ada makhluk ganas di dalam tubuhku yang menggerogoti tubuhku setiap detiknya. Aku bisa mati kapanpun dengan mudah," ujarku dengan nada tinggi.

"Kalau kau mati, aku bersumpah akan membencimu sampai kapanpun karena kau sudah melanggar janjimu sendiri," ujar Jin dengan amarah yang berusaha ia tahan.

"Aku berusaha untuk hidup. Setidaknya hargai perjuanganku untuk itu," ujarku tersenyum pahit dan berlalu keluar dari studio meninggalkan Jin yang masih terdiam di tempatnya. Aku tau aku yang salah, aku tak mengelak dari itu, namun cobalah setidaknya waktu mengerti kepadaku. Jika memang aku akan mati datangkanlah kebahagiaan di akhir hidupku bukan sebuah penyesalan dan rasa bersalah, bagaimana aku bisa menebus semuanya?.

The Last Seven Days With SevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang