★Bab 10★

211 16 7
                                    

A/N: Jadi gua gak bakal pake tittle lagi atau judul bab, karena mumet otak gua kl disuruh mikirin judulnya. Ok lanjut ke cerita.

_______-----------------

Hana POV

Tadi malam, saat Hana balik dari Rumah Sakit Puspita. Ia baru tau kalau pemilik Rumah Sakit Puspita ternyata punya keluarga besar Arza, ia hanya bisa bendecakkan lidah kagum dengan kekayaan yang dimiliki sahabatnya yang tak ada duanya itu. Ia mendengar suara tawa samar-samar dari belakangnya, dengan tanda tanya besar ia menengok dan mendapatkan Marchel yang sedang menutup mulutnya menahan tawa, ia hanya bisa mengepalkan tangannya menahan gejolak untuk menempeleng wajah Marchel. Marchel menertawakan wajah bodohnya saat menyadari siapa pemilik Rumah Sakit itu.

Flashback

Saat ia dan Arza dkk. Sampai ke tempat tujuan, mereka dengan segera membopong David dan Kenzi ke UGD. Para dokter yang melihat mereka segara bergegas ke arah mereka dengan wajah khawatir. Dirinya yang baru pertama kali kesini heran dengan perlakuan mereka.

Bukannya semua orang takut ya sama Grey Wolf?, batinnya heran.

"PANGGIL DOKTER RAFFA, SEGERA!!" Teriak Erik dengan nada tajam nan dingin, semua kecuali ia dan Arza dkk terkejut kaget.

"S- Saya akan me- memanggilnya" Salah satu sister segera berlari ke ruangan Dokter yang bernama Raffa.

Tidak lama kemudian, pintu tempat suster tadi keluar terbanting dengan  suara keras mengagetkan semua orang yang ada diruangan itu. Suster tadi berlari kearah kita dengan dokter Raffa mengekori di belakangnya. Dokter Raffa bisa dibilang Maha karya dewa (Author: Lebay lu -,-)  berambut coklat terang, memakai baju kaos berwarna hitam dan sepertinya dia berumur 30-an? meskipun umurnya sudah cukup tua tapi tidak menutupi wajah tampannya, pasti saat dia masih muda dia menjadi idola sekolah.

Saat Arza dkk melihat Dokter Raffa, mereka segara berjalan kearahnya.

"Siapkan tempat seperti biasa!!!" Perintah Dokter Raffa ke Arza dkk, mereka hanya menjawabnya dengan anggukan.

Kayaknya mereka sudah biasa datang kesini deh, batin Hana.

Dokter Raffa berjalan mondar-mandir memerintahkan suster sana suster sini untuk membantu Arza dkk.

Saat semau sudah selesai ia hanya bisa berdecak kagum dengan kerja sama mereka semua. Kenzi dan David sudah di perban dan diobati supaya tidak infeksi, Arza, Marchel, Erik, dan dirinya sekarang sedang diobati diruangan yang sama, ya meskipun khusus untuk dirinya yang terlahir sebagai perempuan, saat gilirannya diobati para suster menyibakkan gorden menutupinya karena saat diobati ia harus membuka baju. Tapi, ada aja yang protes, kadang ia merasa malu punya sahabat modal begini.

"Sus, kok Hana di tutupin?" Tanya Marchel dengan tampang watadosnya.

"Se- sebab dia itu perempuan" Jawab Suster itu ilfeel.

"Kita tadi aja nggak, kita kan sesama sahabat harus selalu menjaga, iya nggak?" Ujar Marchel menaik turunkan alisnya.

"Chel, kl lo ngomong sepatah kata lagi. Gua patahin semua tulang yang ada dibadan lo, habis itu gua kasih makan ke anjing!!" Ujarnya dengan nada datar nan dingin.

Gangster Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang