Bab 9 -Masalah! (2)

209 16 4
                                    

Bunyi pukulan, teriakan kesakitan, suara patahnya tulang menggema disekitar gang kecil itu. Terlihat dua orang melawan puluhan orang tatoan dan berbadan kekar dengan sekuat tenaga.

"Sial, tenaga gua udah habis! Mereka kapan datangnya, sih!" Teriak David yang sudah diberada di batasnya.

Hana melihat David yang dari tadi berusaha sekeras mungkin untuk melindunginya, dirinya tidak diizinkan untuk bertarung dan membantu temannya. Gua gak suka disaat begini harus pura-pura lemah!, Ratap Hana menggigit bibir bawahnya berusaha untuk sebaik mungkin tidak meluapkan emosinya. Ia paling tidak suka saat seseorang berusaha melindunginya sampai luka-luka.

"VID, PLEASE STOP LINDUNGI GUA. GUA BISA JAGA DIRI GUA SENDIRI, LO PENTINGIN AJA DIRI LO SENDIRI!!" Emosi Hana akhirnya meletup. David menatap kedua mata Hana memberi pertanyaan lewat mata 'lo yakin?' Hana balik menatapnya dengan tatapan penuh keyakinan.

David menggertakan giginya dan menganggukan kepalanya kearah sahabatnya. Hana menyeringai senang segera ia menampakkan diri stelah dari tadi bersembunyi dibelakang David. Ia melihat dirinya mulai diincar 3 orang, dengan lihainya ia memberikan bogeman mentah ke wajah mereka tanpa menggunakan kekuatan penuh, 3 orang itu terkulai lemas diatas tanah, Seringainya semakin lebar.

Udh lama banget gua nggak kelahi kayak begini. Tapi gua harus nahan kekuatan gua supaya keliatannya cuma tau dasar Bela diri aja, batin Hana seraya mengangguk pada dirinya mantab.

David melihat sekeliling dengan ekor matanya, ia melihat Hana sudah melumpuhkan 3 orang diwaktu sesingkat itu. Ia berdecak kagum melihat Hana mulai beraksi lagi melawan 2 orang.

Tidak lama kemudian, suara deru motor dalam kecepatan tinggi terdengar dari belakang punggung Hana. Ia dan David menengok kebelakang untuk melihat siapa mereka. Teman apa lawan? Kalau temen dirinya bisa lega karena David harus segera diberi perawatan medis secepat mungkin kalau lawan... Dirinya dan David harus meningkatkan permainan.

Hana menyipitkan matanya agar bisa menangkap jelas siapa pemilik motor itu, matanya terbuka lebar dan ia tersenyum sumringah saat tidak sengaja menatap mata sang pengendara motor yang sekarang sedang membelah jalanan.

Mata berwarna biru laut yang selalu membawa hawa dingin kemanapun dia pergi, tatapannya yang tajam setajam pisau belati saat orang itu marah. Mata khas seorang Azra Brahma Putra.

Dibelakang motor Azra juga dibuntuti oleh 3 motor lagi yang Hana asumsikan mereka adalah sahabat-sahabatnya yang juga ikut serta membantu. Tidak lama kemudian, 4 pengendara motor itu berhenti lalu turun dari motor masing-masing dan melepaskan helm full face mereka. Terpampanglah wajah mereka yang ganteng bak dewa yunani yang sedang mampir ke bumi.

Mata gua bisa buta kalau kelamaan ngeliatin mereka, njir, ratap Hana dalam hati, kesilauan.

"Kenapa lo pada datengnya telat sih!" Teriak David kesal.

"Tadi Marchel pakai ke toilet segala jadinya telat!" Kenzi menatap tajam ke arah Marchel, Marchel memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Lo ngapain pakai mampir segala sih!" Teriak David dengan nada meninggi, rasanya ingin sekali ia meledakkan Marchel pakai granat dan mayatnya ditaruh di dalam sebuah peti lalu sebelum dikubur petinya diajak joget dulu dengan orang berkulit hitam. Noe tetetetetet...Tetetete...etetetetetetet.

"Gua udah kebelet, asw!!" Ngotot Marchel tak mau kalah.

"Ditahan dulu sebentar kan bisa!!"

"Udah diujung, njrit. Gimana gua bisa tahan, nanti malah cepirit dicelana!!!"

Gangster Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang