Dibaca perlahan ya!
Happy reading!.
.
.
.
.
.
.
.
.
●
.
.
.
.
.
.
.
.
.Satu tahun berlalu, Yoongi meneruskan jenjang pendidikannya di Universitas Sungkyunkwan, universitas yang bergengsi di Korea Selatan. Setelah bujukan keras dari kedua orangtuanya dan Jungkook akhirnya Yoongi mau menjalani terapi kejiwaan bersama Seokjin. Awal pertemuan beluk berjalan baik karena Yoongi menolak cerita apapun namun secara perlahan Yoongi membuka suara dan menceritakan semua rasa sakit hatinya berkat kesabaran dan kelembutan hati Seokjin.
Tiga bulan yang dibutuhkan Yoongi untuk bisa menjalani kehidupan normal lagi. Beruntung, keluarganya selalu menemani apalagi Jungkook. Ia sangat semangat ketika mengantar Yoongi dan selalu mengucapkan kata-kata yang membuat Yoongi optimis dan semangat.
Yoongi bersyukur, keluarganya tak lagi membencinya. Kasih sayang telah ia dapatkan, Jungkook sudah tidak membencinya.
Sejujurnya monster itu tidak sepenuhnya hilang, terkadang ia datang di malam hari dan mengusik ketenangan Yoongi tapi berusaha ia tepis dan menguatkan hatinya agar tidak berbuat nekat karena sekarang ia tidak sendirian, sekarang dia mempunyai keluarga.
Disaat seperti ini, Yoongi memilih menulis lirik. Dia ingin mengalihkan ke hal yang positif. Semua kelah kesuhnya ia tuang semua dalam liriknya. Ia bertekad ingin sembuh agar keluarganya tidak sedih lagi.
Cukup lama Yoongi berkutat dengan liriknya. Mungkin sekitar 40 menit bagi Yoongi untuk menyelesaikannya. Ia tersenyum melihat hasil karyanya setelah itu menaruhnya dalam laci dan beranjak menuju tempat tidur.
Kini Yoongi bisa tidur dengan nyenyak tanpa takut mimpi buruk datang padanya. Tidur yang selama ini Yoongi rindukan, tidur yang nyenyak dan tenang.
...
Keesokan harinya Yoongi bangun dalam keadaan semangat, tidurnya semalam sangat nyenyak. Berhubung hari ini weekend, ia sudah tidak sabar akan berjalan-jalan bersama Jungkook. Memikirkan hal itu, Yoongi sangat senang dengan cepat ia masuk ke kamar mandi.
15 menit kemudian, Yoongi keluar dengan tubuh yang segar serta senyum manis terlihat di wajahnya. Yoongi memilih memakai sweater putih kesayangannya yang diberikan eommanya kemarin.
Tok! Tok!
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Yoongi tersenyum kecil. Dia sudah tahu siapa yang mengetuk pintu.
" Hyung apa sudah siap?" Tanya Jungkook dari luar kamar Yoongi. Sesuai ekspetasi Yoongi, " Sudah Kook, tunggu di ruang makan dulu ya!"
" Siap hyung." Balas Jungkook, setelah itu hening.
Skip
Yoongi turun dan berjalan menuju ruang makan. Disana sudah ada Sehun dan Jungkook yang bergurau. Ia tersenyum kecil dan menyapa keduanya. " Selamat pagi appa, selamat pagi Jungkook."
" Selamat pagi nak/hyung." Balas Sehun dan Jungkook bersamaan.
Yoongi mengangguk, dan duduk disamping Jungkook, " Kemana eomma? "
" Eomma sedang menyiapkan makanan Hyung, " Balas Jungkook. Yoongi hanya ber-oh ria.
Perhatian Yongi teralihkan dengan menatap wajah Sehun yang begitu terpahat sempurna, sangat tampan dengan rahang tegas dan mata tajam bak elang. Sedangkan Jungkook, wajahnya sangat polos dengan mata lebar yang yang sangat lucu.
Sehun menyadari jika sedang ditatap,rasa jahilnya muncul, " Yoongi kenapa melihat appa seperti itu? " Tanya Sehun dengan wajah bingung dibuat-buatnya. Sedangkan Jungkook menatap bingung ke arah Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate My Life || Yoonkook [√]
FanfictionKata orang, harapan lah yang membuat manusia tetap hidup. Tapi bagaimana jika Yoongi mulai kehilangan harapannya? Apakah ia bisa bertahan atau menyerah menjadi pilihannya? *Brothership Start : 27 Mei 2020 | 03.20 PM End : 27 Juni 2020 | 06.44 PM