Sehun POV
Tuhan aku berdoa padamu, tolong selamatkan Yoongi. Aku berjanji akan memperbaiki segalanya, aku tahu aku bukan bukan orang yang beriman padamu.
Tapi aku mohon untuk kali ini saja, kabulkanlah doaku selamatkan anakku jangan jadikan aku sebagai ayah paling buruk di dunia ini, aku mohon Tuhan.
Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruangan Yoongi, aku berharap dokter itu membawa kabar baik.
Namun
Harapanku sepertinya terlalu tinggi.
" Maaf tuan, kondisi pasien kembali memburuk. Ternyata luka sayatan anak anda sedikit melukai arteri disekitar pergelangan tangannya. Bahkan tadi pasien sempat henti jantung, namun berkat Tuhan, kami bisa mengembalikan detak jantung nya." Ucapan dokter itu membuatku sedih sekaligus lega. Sedih karena kondisi Yoongi kembali menurun dan lega karena Tuhan tidak mengambil Yoongi darinya.
" Kapan Yoongi akan sadar dok?" Tanyaku berusaha memastikan, ada rasa takut didalam hati perihal kondisi Yoongi yang belum stabil.
" Prediksi saya paling cepat adalah lusa pasien akan sadar, itupun jika keadaan pasien stabil. Jika nanti ada penurunan kondisi, hal terburuk bisa terjadi." Ucap dokter itu.
" Maksud dokter apa hal terburuknya? "
Aku bertanya dengan nada ragu." Hal terburuknya ialah kematian, saya mohon maaf jika harus mengatakan itu! " Ucapan dokter itu membuatku tak percaya, Yoongiku tak akan pernah meninggalkan ia, Yoona dan Jungkook. Kami semua akan memperbaiki semua kesalahan yang mereka perbuat.
" Baiklah dok, terimakasih. " Ucapku kemudian Dokter itu meninggalkan ku sendiri.
Kurogoh ponsel di saku mencari nama Yoona untuk dihubungi
Tut~tut
Yoona
Yeoboseyo
Yeobo datanglah ke rumah sakit sungkyunkwan.
Ada apa yeobo?
Yoongi dirawat disini
Kenapa dengan anak itu?
Yeobo datanglah dulu nanti aku jelaskan!
Baiklah aku akan segera kesanaBawa juga Jungkook!
Baiklah
Pip
Akhirnya sambungan telepon ku matikan dan menaruhnya disaku kembali.
Aku kembali masuk ke dalam ruang rawat Yoongi, hal yang selama ini tak terbayangkan terjadi. Yoongi terbaring lemah dihadapanku karena keegoisan dan kebencian. Aku mendekati ranjang tidurnya mengusap pelan kepalanya, ini yang selalu ia tunggu selama tujuh tahun.
Mengapa baru sekarang aku memberikan nya kasih sayang? Mengapa aku baru sadar disaat Yoongi berjuang antara hidup dan matinya.
" Yoongi sayang, bangunlah appa disini. Appa janji selalu ada buat Yoongi mulai saat ini, tidak akan ada lagi yang menyakiti Yoongi. Tidak ada lagi hinaan dan cacian yang ditunjukkan kepadamu Yoon. Bangunlah dan hukum appa mu ini!"
Aku hampir putus asa rasa bersalah kian menyesakkan dada, air mata kembali menetes tanpa bisa dibendung.
Ceklek
Pintu rawat terbuka, Yoona dan Jungkook berdiri di tengah pintu seperti enggan untuk masuk.
" Appa!" Panggil Jungkook lirih, pandanganku tertuju pada Jungkook.
" Nak kemari, temui hyungmu!" Aku berusaha membujuk Jungkook untuk melihat Yoongi namun ia menggeleng enggan untuk melangkah lebih dekat lagi.
Aku mengerti dengan perasaan Jungkook yang masih terselimuti rasa benci pada Yoongi namun aku harus menyelesaikan semuanya agar tidak ada lagi yang namanya ego. Kuusap pelan rambut Jungkook.
" Jungkook ikut appa sebentar ya." Aku mengajak Jungkook berbicara berdua mengenai Yoongi.
" Yeobo, sementara jagalah Yoongi ya!" Selagi aku pergi bersama Jungkook aku memerintahkan Yoona untuk menjaga Yoongi.
Yoona hanya bisa menurut tanpa membantah sedikitpun.
Author POV
Sehun dan Jungkook duduk di taman rumah sakit. Jungkook masih setia menunduk, lebih memilih memilin ujung bajunya.
" Jungkook, kamu tak apa?" Tanya Sehun dengan lembut, tahu dengan perasaan Jungkook yang masih bimbang. Disisi lain ia sangat menyayangi Yoongi namun disisi lain ia membenci Yoongi.
" Aku baik-baik saja appa." Elak Jungkook dengan nada lirih.
" Kook, tak bisakah kamu memaafkan hyung mu?" Tanya Sehun langsung pada intinya.
Jungkook menghela nafas, entahlah dia bingung dengan perasaan nya.
" Appa sebenarnya aku bingung dengan perasaanku, aku benci dengannya, tapi hati kecilku seakan menolak membenci nya. Selama tujuh tahun ini aku juga tersiksa dengan perasaan menganjal dan tidak tahu harus berbuat apa. Selalu menuruti ego yang kian lama kian membesar, egoku yang menghancurkan segalanya. Hiks...appa mi...mianhe... Aku tak tau harus berbuat...hiks...apa...hiks..aku terlalu takut... Dia telah membuatku gagal dan dia telah....hikss..menghancurkan...hiks...mimpiku...Dia...hiks..menghancurkan segalanya...hiks...appa !"
Runtuh sudah pertahan Jungkook, kini ia menangis sesenggukan di hadapan Sehun, ia menatap nanar keadaan Jungkook saat ini. Yang dapat dilakukan hanya memeluk Jungkook, menepuk pelan punggung Jungkook.
" Jungkook-ah, appa tau perasaanmu. Kecelakaan itu mengubah segalanya, termasuk perlakuan kita kepada Yoongi. Sudah cukup tujuh tahun ini, kita memberikan sakit hati yang telah menggores dalam di hatinya. Jungkook mau kan memaafkan Yoongi?" Sehun bertanya dengan nada lembut.
Gelengan kepala Jungkook mampu menjawab semuanya, ia hanya menghela nafas, ia tak bisa bisa memaksa Jungkook.
Jungkook melepaskan pelukan Sehun, mendongakkan kepalanya melihat wajah tampan Sehun.
" Appa, gelengan kepala ku bukan berarti aku tak bisa memaafkannya tapi aku butuh waktu sedikit saja. Walau waktu tujuh tahun bukan waktu yang sebentar, tapi aku mohon beri waktu sedikit saja. Slama ini aku terlalu egois, menutup hati untuknya. Hatiku selalu dilingkupi kebencian dan keegoisan. Maka mulai saat ini, aku belajar berdamai dengan keadaan, ingin belajar memaafkan nya. Lagipula tidak ada yang salah dalam peristiwa itu waktu itu aku terlalu kalut dalam kesedihan, hingga tanpa sadar ego mengambil alih dan memupuk rasa benci yang kian membesar. Aku butuh waktu appa, beri aku sedikit waktu !" Jungkook memohon dengan lirih. Sehun tersenyum haru dan mengangguk.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Semoga setelah ini, Yoongi mendapat kebahagiaan yang diidamkannya.
Kita lihat apakah Yoongi mendapat kebahagiaan nya.
Atau sebaliknya.
~TBC~
Yaampun belum end ternyata....
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate My Life || Yoonkook [√]
FanficKata orang, harapan lah yang membuat manusia tetap hidup. Tapi bagaimana jika Yoongi mulai kehilangan harapannya? Apakah ia bisa bertahan atau menyerah menjadi pilihannya? *Brothership Start : 27 Mei 2020 | 03.20 PM End : 27 Juni 2020 | 06.44 PM