Kata orang, harapan lah yang membuat manusia tetap hidup. Tapi bagaimana jika Yoongi mulai kehilangan harapannya?
Apakah ia bisa bertahan atau menyerah menjadi pilihannya?
*Brothership
Start : 27 Mei 2020 | 03.20 PM
End : 27 Juni 2020 | 06.44 PM
" YOONGI BUKA PINTUNYA!" Teriak Yoona dengan menggedor pintu Yoongi dengan brutal. Ia semakin kesal karena Yoongi tak kunjung membuka pintu. Ternyata di dalam Yoongi ketiduran.
Tok! Tok! Tok!
" MIN YOONGI BUKA PINTUNYA SEKARANG ATAU KAMU TAK AKAN KUBERI MAKAN!" sekali lagi Yoona memperingati Yoongi.
Ceklek
Yoongi membuka pintunya dengan wajah khas bangun tidur. Ia bingung dengan keberadaan Yoona didepan kamarnya
" Kenapa eomma?" Tanya Yoongi lirih, ia tau saat ini Yoona sedang marah terbukti dari wajah sinis saat memandang nya.
" Siapa suruh jam segini tidur, huh?" Yoona berkata dengan nada sinis.
" Maaf eomma tadi ketiduran." Jawab Yoongi seadanya, tadi ia benar-benar kelelahan. Entahlah tubuhnya tiba-tiba lemah dan kepalanya sangat sakit.
" Yasudah tak penting itu, sekarang kamu ke kamar Jungkook. Ajari anakku dengan baik dan kerjakan tugasnya dengan rapi dan benar. Awas ada yang salah satu saja, kamu tidak akan kuberi makan seharian!" Ucap Yoona dengan nada mengancam. Mau tak mau ia mengangguk mengabaikan pening di kepalanya.
Yoongi POV
Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Kepalaku sangat sakit sejak tadi, kupikir setelah tidur akan berkurang sakitnya tapi semakin menjadi.
Tapi ada yang jauh menyakitkan yaitu saat eomma berkata Jungkook anaknya. Hati kecilku tercubit mendengarnya.
Bukankah aku juga anaknya? Mengapa aku diasingkan di rumah ku sendiri?
Lagi-lagi aku hanya menghela nafas, saat ini yang terpenting adalah segera ke kamar Jungkook.
Apa yang bisa ku harapkan? Lebih baik menyiapkan buku catatan dan pelajaran serta beberapa alat tulis. Agar eomma tak marah lagi padaku.
Setelah semua peralatan siap, aku berjalan menuju kamar Jungkook. Di depan pintunya, sedikit ragu untuk mengetuk takut mengganggu Jungkook.
Tok! Tok!
" Kook, hyung boleh masuk?" Tanyaku pelan dan ragu.
" Buka saja!" Sahut dari dalam kamar yang ku yakini itu suara Jungkook.
Aku pun membuka pintu dengan pelan, pemandangan yang pertama kali kulihat adalah Jungkook tengah fokus berkutat dengan buku.
" Ini, tugasku kerjakan dengan benar. Awas saja jika ada yang salah, aku akan adukan ke eomma." Ancam Jungkook dan menunjuk buku yang berisi soal-soal yang cukup banyak.
Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban kemudian fokus mengerjakan soal-soal milik Jungkook.
Aku berusaha menyelesaikan semua soalnya tanpa ada yang salah. Hingga tak terasa pukul 12 malam, akhirnya semua tugas milik Jungkook selesai.
Aku meregangkan tubuh dan menengok ke arah Jungkook yang telah terlelap di atas ranjang.
Aku beranjak dari duduk dan mengambil selimut lalu menyelimuti Jungkook agar tak kedinginan.
" Selamat malam adik kecil. Hyung menyayangi mu." Ucapku sebelum keluar dari kamar Jungkook.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author POV
Yoongi keluar dari kamar Jungkook. Berjalan menuju dapur sekedar mencari makanan. Sejak pulang sekolah tadi ia belum makan apapun, perutnya meronta ingin diisi.
Di dapur ia tak menemukan satu makanan pun. Hanya tersisa beberapa cup ramen.
" Mungkin ramen tidak terlalu buruk, daripada aku tak memakan apapun." Monolog Yoongi.
Setelah itu Yoongi memasak ramen, butuh waktu 4 menit untuk ramen itu siap tanpa menunggu waktu lama ia melahap ramen itu.
Di tengah acara makannya, sebuah suara mengalihkan fokusnya pada sang empu suara. Dan mengabaikan ramen yang masih belum habis, Yoongi tau betul suara siapa itu.
" Siapa yang menyuruh mu makan?" Tanya Sehun dengan nada dingin. Ya suara itu milik Sehun.
Yoongi menaruh ramen dan beralih fokus pada Sehun. Wajah Sehun terlihat menahan amarah, membuatnya takut.
" Maaf appa, tadi Yoongi lapar ." Ucap Yoongi dengan nada ketakutan namun amarah Sehun semakin menjadi.
" Kenapa kau tak makan tadi, huh? "
Pertanyaan Sehun semakin megintimidasi Yoongi, membuatnya tersudut.
" Maaf appa tadi Yoongi mengerjakan tugas milik Jungkook." Yoongi berusaha membela diri tapi hanya terdengar kekehen dari Sehun.
" Alasan saja, pintar sekali kamu berbohong. Sekarang masuk kamar dan tidur! Tidak ada ramen untukmu. " Titah Sehun tak mau dibantah.
Yoongi menghela nafas pasrah, ia baru saja memakan setengah ramennya. Dengan langkah gontai, ia beranjak dari dapur menuju kamarnya. Perutnya ia abaikan, hatinya sakit mendengar penuturan sang appa, katakanlah ia lemah tapi itu sangatlah menyakitkan.
Yoongi POV
Di dalam kamar aku merenung. Mengapa kejadian itu harus terjadi(?) Kini keluargaku membenciku, Tidak ada kasih sayang, tak ada usapan hangat di kepalaku lagi.
Semuanya sirna dalam sekejap. Hanya menyisakan Cacian ! Makian! Sakit hati!
Dan monster yang bersarang di kepalaku. Monster ini selalu menyuruh ku meninggalkan dunia ini.
Tolong siapapun usir monster ini pergi! Aku mohon....aku sudah tidak tahan lagi! Siapapun bantu aku! Tidak adakah yang mau membantuku?
Baiklah aku akan mencarinya Aku sangat butuh dia. Aku membutuhkannya. Dia adalah . . . . . . Cutterku
Hanya dia teman setia dalam gelapku. Ya!!! Kegelapan telah menyergap ku, menghilangkan akal sehatku.
Aku tak bisa apa-apa selain menuruti monster ini. Maafkan aku!!! Monster ini telah menyeretku. Tiada satupun yang membantuku. Aku terjebak dalam permainan candunya.
Tuhan maafkan aku. Tuhan aku ingin bersamamu! Izinkan aku bebas!!!! Izinkan aku pergi dari dunia untuk selama-lamanya.
Selamat tinggal semuanya. Semoga dengan kepergianku, eomma appa dan Kookie bahagia.
Aminnn.
Aku pergi......
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.