*Dor!"Woohoo, one shoot one kill" Ucap dahyun bangga setelah menembak seseorang dari atap sebuah gedung.
*drrtt drrrtt
Ponsel dahyun pun bergetar menandakan panggilan masuk.
"Kau sudah mengirim uangku?" Tanya dahyun
"Aku bahkan melebihkannya 100.000 won untuk ongkos bus mu" Balas orang dari seberang.
"Senang berbisnis denganmu." Dahyun pun menutup sambungan telponnya lalu mengambil handgun di saku celananya.
*Dor
Ia menembak ke belakang tanpa melihat.
"Tak biasanya kau meleset." Ucap seseorang yang berdiri tak jauh dari belakang dahyun.
"Apa?" Dahyun pun yang tak percaya ia meleset langsung menengok kebelakang.
"Kau menghindari tembakanku, kau tak bodoh, berarti kau bukan polisi. Siapa kau?" Tanya dahyun.
"500 juta won. Bekerjalah denganku." Ucap orang itu sambil maju beberapa langkah mendekati dahyun.
"Hehe, kau lucu" dahyun pun tekekeh.
"Apa bayaranmu tak pernah sebesar itu?" Tanya orang itu.
"Cih" Dahyun pun berdecih sedikit tersinggung
"Cheoryuk-dong no.135, Paju utara. jam 12.30 tanggal 8 bulan depan." Orang itu memberikan sebuah kartu topeng kitsune.
"Hmm unik" Dahyun pun mengangguk angguk sebelum akhirnya loncat dari atap gedung dengan tali.
.
.
."Oy Chaeng! ini bayaranmu, penampilanmu keren malam ini" Ucap pemuda pada seorang gadis kecil dihadapannya.
"Thanks bro" Ucap gadis bernama chaeyoung itu lalu keluar dari cafe itu.
Gadis itu berjalan di tengah keramaian malam. Saat ia sudah memasuki sebuah gang, ia dapat merasakan ada seseorang mengikutinya. Ia pun berhenti sambil menarik nafas dan langkah kaki di belakangnya ikut berhenti.
"Astaga aku lelah, aku hanya ingin pulang dan tidur" Ucapnya cukup kencang lalu ia pun berlari sekencang mungkin. Hingga ia tak mendengar suara langkah di belakangnya lagi.
"Huft dasar intel merepotkan" Chaeyoung pun mengambil nafasnya begitu memasuki gedung apartemennya.
*Bip bip bip
Ia pun memasuki apartemennya lalu duduk di meja komputernya.
"Berapa yang kau dapat dari menyandera data negara?" Tanya seseorang dari arah sofa yang gelap.
"Siapa kau?!" kaget chaeyoung yang langsung berdiri.
"500 juta. Bekerjalah bersamaku" Ucap orang itu sambil berdiri dan berjalan mendekati chaeyoung.
"Dari mana kau memiliki uang sebanyak itu? bahkan sebuah negara tak sanggup menebus sebanyak itu" Chaeyoung pun tak percaya.
"Cheoryuk-dong no.135, Paju utara. jam 12.30, tanggal 8 bulan depan." Orang itu menyerahkan sebuah kartu kitsune.
"Apa?" Chaeyoung pun mengambil kartu itu dan memperhatikannya sedangkan orang itu berjalan ke arah balkon apartemen chaeyoung.
"Hei, bisa kau jelaskan lagi?" Chaeyoung menyusulnya namun orang itu sudah menghilang.
"Huh, dari mana dia menemukanku? bahkan intel saja tak bisa mengetahuiku." Gumam gadis itu sambil kembali memperhatikan kartu yang ia pegang.
.
.
."Hai apa kabar, sudah lama tak bertemu" Ucap gadis bergigi kelinci sambil memeluk seorang pria asing.
"He-heii" Pria itu pun ragu.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya gadis itu sambil menjabat tangan pria itu.
"Ba-baik! bagaimana denganmu?" Tanya pria itu.
"Aku baik" Gadis itu pun tersenyum.
"Mau minum?" Ajak pria itu
"Eumm aku harus pulang, mungkin lain kali. Byeee.." gadis itu pun berbelok ke samping toko.
"Hei tunggu" Pria itu menyusulnya namun gadis itu sudah tak ada.
"Huh? kok dia menghilang?" Pria itu bingung lalu hendak mengambil ponsel di kantungnya
"Huh? ponselku? dompet? jam tangan? SHIT! PENCURI!" Pekik pria itu.
"Huhuhu lumayan juga isi dompetnya." Ucap gadis bergigi kelinci itu sambil mengambil uang dari dompet pria tadi lalu membuang sembarangan dompetnya.
*Bruk
Gadis itu tak sengaja menyenggol bahu seseorang.
"Eh, maaf" Ucap gadis itu spontan sambil lanjut berjalan.
"Tunggu" Ucap orang yang ia tubruk tadi.
"Ne?" Gadis itu menoleh bingung.
"Tas mu ketinggalan" Ucap orang itu sambil memegang sebuah tas selempang kecil.
"Hah? bagaimana bisa?" Gadis itu pun kebingungan karna sama sekali tak sadar. Ia pun segera mengambil tasnya dan mengecek nya.
"Jam tanganmu juga, gelang, kalung, cincin, gesper, dan ini" Orang itu menjatuhkan semua barang tersebut dari tangannya.
"Antingku?" Gadis itu mengecek seluruh badannya dan benar saja semua benda itu sudah tak ada di tubuhnya.
"Bagaimana kau?!" Gadis itu kaget.
"Kau cepat, tapi masih kurang cepat Im Nayeon" Orang itu pun berbalik dan meninggalkan nayeon.
"Hei dari mana kau mengetahui namaku?" Nayeon pun mengejar orang itu.
"Hei" Nayeon meraih bahu orang itu sampai orang itu berbalik.
"Jangan sentuh aku" Orang itu pun berbalik.
"Nanti cincinmu lepas" Lanjut orang itu sambil menunjukan jari manisnya yang sudah memakai cincin milik nayeon.
"Bagaimana kau bisa melakukannya?!" Nayeon pun kebingungan.
"Aku tak yakin kau ingin mengetahuinya" Jawab orang itu
"Kumohon, aku ingin tahu! ajari aku!" Pinta nayeon.
"Cheoryuk-dong no.135, Paju utara. pukul 12.30, tanggal 8 bulan depan" Orang itu menyerahkan sebuah kartu topeng kitsune.
"Apa?" Nayeon pun bingung.
"Bila kau tertarik, aku tak hanya akan mengajarimu. Kau bisa bekerja bersamaku dan mendapat 500 juta won" Ucap orang itu lalu lanjut berjalan.
"Hei tunggu" Nayeon yang masih berdiam pun memanggil orang itu.
"Cincinnya untukku" Orang itu pun mengangkat tangannya tanpa berbalik.
"Haiss, apa apaan ini?? bagaimana bisa ada orang yang lebih cepat dari padaku??" Bingung nayeon sambil menatap kartu di tangannya.
Pun10...
*tak tung tung
koe tak sayang sayang(* ̄︶ ̄*)
Jangan lupa VOMENT....maaf gasengaja publish
kepencet
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Heist
FanfictionCinta hanya akan menghancurkan segalanya maka dari itu tidak boleh ada cinta diantara kita. Ini semua hanya bisnis, jadi jangan hancurkan dengan keegoisan perasaan kalian. Inspired by: Focus (2015) Now you see me (2016) La casa de papel (2017) Joke...