4.Senyuman

45 6 1
                                    

Pagi yang cerah. aku bangun dari kasurku, dan beranjak keluar dari kamar. aku melihat ibuku sedang menyapu di ruang tamu. ibuku langsung menyapaku "udah bangun nak?." tanya ibuku dengan tatapan manisnya :).

"ibu mah, pagi-pagi udah bercanda" jawab ku dengan muka yang masih lusuh.

"hehe gapapa lah, sesekali" cetus nya saat itu
" yaudah sana, siap-siap berangkat kerja" sambung nya

"iya bu..." jawab ku.

Akupun mengambil handuk yang dijemur diluar oleh ibuku. lalu aku pun mandi, makan, dan berangkat ketempat kerja.

Kebetulan aku kerja di salah satu cafe dan menempati posisi sebagai barista. sejak saat itu, waktu aku memutuskan untuk melupakan shella, akupun mulai terbiasa dengan semua itu.

ada satu sosok wanita yang membuatku terpana setiap waktu, nama nya Nanda. dia adalah sosok yg baik, cantik, imut, pendek, dan wangi.

setiap melihatnya, hatiku selalu bahagia. entah rasa apa ini, aku selalu salting saat di dekatnya.

dia menjadi waitress di cafe tempat kerjaku, dan posisi nya selalu di depanku. aku selalu canggung saat di dekatnya. bahkan, walaupun dia ada di depanku, aku sangat jarang sekali mengajaknya bicara.

pernah suatu hari, ketika ayahnya tidak menjemputnya pulang. aku melihat dia seperti sedang cemas. aku memberanikan diri untuk mendekatinya.

"hey nan, kamu kenapa? kok murung gitu." tanya ku dengan gaya layaknya gentleman

"eh kak viko,,
emm,,,
anu,,"

"kenapa?"

"ini loh,, ayahku tumben, jam segini belum jemput."

"iya juga yah, biasanya kamu pulang lebih awal."

"iya nih,, aku bingung banget"

"yaudah,, sama aku aja."

"ehh.. ga ngerepotin nih?"

"ngga kok, santai aja. tapi emangnya kamu mau naik motor butut ku?".

"gapapa lah, yang penting sampe rumah!"

"ohh oke lah, kamu tunggu disini yah. aku ambil motor dulu."

akupun pergi ke parkiran untuk mengambil motorku. setelah aku kembali, aku melihat seorang bapak-bapak menggunakan jas sedang berbicara dengan nanda. akupun mendekatinya..

"sorry lama nan."ujar ku

"ehh iya gpp kok" jawab nanda

"ini siapa nanda?" tanya seorang bapak-bapak berkacamata itu.

"ini temen aku pah" jawab nanda

" halo pak, nama saya viko" ujar ku sambil merundukan punggung dan melambaikan tanganku untuk bersalaman.

"ehh, jangan pegang-pegang!!. motor kamu aja butut, jangan dekati anak saya!!" bentak ayahnya sambil mencaci.

"pah!! jangan begitu pah, dia baik sama nanda. dia mau nganterin nanda pulang." ujar nanda, dengan memegang tangan ayahnya.

"udah ayo,,, cepet pulang!!" bentak ayahnya, sambil menarik tangan nanda.

"kaa, maafin aku ya kak. aku pulang duluan" ujar nanda sambil berteriak.

Akupun hanya melambaikan tangan kepadanya. dan hati ku mulai bicara...
"yaa... aku memang miskin, aku tidak punya apa-apa. tapi, apakah aku pantas mendapat hinaan ini?..".
"aku akan buktikan kepada si tua itu, kalo aku bisa!!"

tak lama setelah aku merenung, nanda memanggilku dari jendela kaca mobil ayahnya. dia memberikan senyumannya kepadaku dan melambaikan tangannya.

semenjak itu, diriku semakin bersemangat untuk mendapatkannya. "tak apa, aku tak bisa memboncengmu malam ini. Aku harap, suatu saat nanti aku bisa membawamu bersamaku. dan kau merangkul aku dari belakang. ohh... andai saja itu terjadi. Semoga saja, harap ku bukan hanya sekedar harapan." Kata hati ku, sambil melihat senyum nanda yang semakin lama semakin menjauh..

tq udah baca part ini :)
jgn lupa follow + vote nya yahh:)
nantikan lanjutan ceritanya, aku usahakan tiap hari update kok..

bye :)




HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang