I Miss You so Bad

131 26 15
                                    

* * *

Satu minggu jarak antara aku dengan Alvaro semakin terbentang. Kedekatan Alvaro dan Rainly hampir kulihat setiap harinya. Cinta ini rumit. Aku mencintai Alvaro. Albert dan Kenneth mencintaiku. Alvaro mencintaiku? Mustahil. Akan terwujud jika aku bermimpi.

Aku rindu Alvaro. Rindu segala yang ada di dirinya. Sikapnya yang berubah-ubah, menyebalkannya, lebih-lebih tatapan matanya. Cara dia memperlakukanku dengan manis. Aku bahkan selalu memandangi foto kami di balik soft case ponselku.

Hey Rainly! Percayalah, aku rindu Alvaro, izinkan aku bersama Alvaro sehari saja. Tidak usah cemburu, karena Alvaro tidak mencintaiku.

Hey Alvaro! Percayalah, aku rindu, sangat. Andai aku bisa mengatakannya langsung. Tetapi apa dayaku? Aku tahu diri, bukan siapa-siapa di hidupmu.

Aku menatap rintik hujan yang menghujam tanah. Sial sekali aku, tak ada yang bisa menjemputku baik Edward maupun Bryan. Alhasil aku menunggu hujan berhenti di halte dekat sekolah.

Mobil yang sangat familiar berhenti di hadapanku. Albert keluar mobil dengan payung di genggamannya. Dia menghampiriku, menarik tanganku. Aku melepas-kan dengan kasar.

"Ayo, Mira!" teriak Albert mengalahkan suara deras hujan.

Aku menggeleng lemah, lalu menunduk. "Lo takut ada Al? Gak mau ngelihat muka dia? Tapi hati kecil lo rindu!" Albert mengangkat kepalaku, menatapku.

Akhirnya aku menurut. Memasuki mobil dan duduk di samping kemudi. Sial, mengapa ada Rainly?! Alvaro dan Rainly duduk di kursi belakang. Rainly menyandar-kan kepalanya di bahu Alvaro. Cih! Seperti tidak punya tulang saja!

Albert melajukan mobil menerobos derasnya hujan. Tidak ada yang membuka suara, kecuali Rainly. Dia menceritakan banyak hal pada Alvaro; tentang dirinya yang merindukan Mommynya, dirinya yang senang saat di dekat Alvaro, dan masih banyak lagi. Alvaro hanya menanggapi dengan mengangguk samar.

Kulihat di atas dashboard terdapat fotoku bersama Alvaro terbingkai indah. Mengapa Alvaro menaruhnya di sana? Apakah dia bosan melihat foto itu terus berada di balik soft case ponselnya?

"Itu foto Mira sama siapa, Al?" tanya Rainly.

"Albert." jawab Alvaro.

Kenapa, Al? Kenapa kau berbohong? Mengapa tidak mengakui itu adalah dirimu? Aku tersenyum. Mungkin Alvaro ingin menjaga perasaan Rainly, tetapi dia tidak menjaga perasaanku.

Albert menghentikan mobilnya di halaman rumahku —setelah mengantar Rainly pulang. Hujan sudah reda dan langit kembali cerah. Aku mengucapkan terima kasih pada Albert lalu keluar dari mobil.

Ada seseorang yang menahan tanganku ketika aku hendak membuka pintu rumah. Aku menoleh dan mendapati Alvaro yang menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. "Maaf," lirihnya.

Aku menghembuskan napas perlahan. Berusaha untuk terlihat baik-baik saja. "Untuk?"

Alvaro menangkup wajahku. Kami saling menatap dengan jarak sedekat ini. Hidung kami bahkan saling bersentuhan. Ini kali kedua Alvaro melakukan hal ini padaku. Jika di dalam film luar negeri, itu berarti si pria ingin mencium wanitanya. Alvaro ingin menciumku? Aku mengenyahkan pikiran itu.

"Untuk semuanya." ucap Alvaro lali mendekapku. "I miss you so bad." bisiknya tepat di telingaku.

Aku berusaha mencerna perilaku Alvaro. Seminggu terakhir dia menjauhi dan bersama Rainly. Sekarang dia meminta maaf, mengatakan bahwa dia merindukanku, dan bahkan dia memelukku erat. Apa maksudnya? Dia tidak mencintaiku, kan? Terlalu banyak pertanyaan atas perilaku Alvaro. Dan aku pun memilih untuk tidak mempertanyakannya.

Story About Miracle [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang