"tuan, lakon yang anda perani sepertinya syahdu–bagaimana beri relung waktu untuk berceritera denganku?"dengan beberapa potretan lama digenggamanku, menanti jawabannya.
sederet gigi putihnya terlihat, tak lupa dengan cerutu masih berasap yang ia pegang.
"harsaku pada dua puluh satu warsa itu, benar?"tanyanya.
aku mengangguk. "sudikah tuan?"
ia memandang nabastala kelabu yang hadir pada sore hari ini.
anggukan kecilnya, membuat senyumku merekah.
"baik–untukmu, dan untuk atmaku yang sudah bersinar diatas sana.
duhai asmara, berbagi ceritera indah kita masa lampau, tidak dosa kan?"
—————
bersua dengan tuan pemilik ceritera,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pramudya, 1986.
—————
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
—Sadrah pada Kelabu— 【noirtredam】 •2020•
[Recommend : font -> smallest, bg -> black for everychapters]
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• // dedikasi untuk kalian yang sudah berkenan membaca You, Tokyo, & Kyoto. terkhusus teh hana dan teh dea yang bawel memberi support. berharap kalian yang membaca ini, suka❤️ // ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••