Menjengukku

35 8 8
                                    

Aku senang kau sudah bangun dari tidurmu dengan rasa sakit itu. Tapi hatimu belum sepenuhnya bangun dan terbuka untukku.

- Aksa Danial

__________

Hari ini aku belum diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Rasanya memang sangat bosan berada diruangan yang penuh dengan bau obat-obatan, tapi mau bagaimana lagi?

Aku sudah tidak memakai alat bantu pernapasan yang kemarin aku pakai. Sedikit lega.

Ceklek

"Gimana dek? Udah enakan?"

"Udah kak"

Kak Darel masuk keruangan ku. Ia membawa banyak makanan hingga kedua tangannya tak cukup untuk menampung semuanya. Ia menaruhnya di atas nakas.

"Kak Darel kok beli makanannya banyak banget sih?" tanyaku.

"Oh ini? Iyaa katanya temen mu mau dateng kesini"

"Hah?! Masa iya? Siapa? Kapan? Rame-rame?" tanyaku beruntun.

"Ehh lu nanya apa introgasi sih dek? Kalo nanya itu pake titik koma!" ucap Kak Darel sambil berkacak pinggang.

"Yaudah. Aku ulang. Hah tanda tanya pake ngegas, koma masa iyaa tanda tanya, siapa tanda tan--"

"Udah udah! Kamu mau kakak mu yang tampan ini darah tinggi gara-gara kamu?"

"Mau"

"Ehh bocah edan"

"Hah? Edan apaan dah kak?"

"Gila!"

"Siapa?"

"Kamu Chessy"

"Ga kebalik kak?"

"Masa iya sih?" Kak Darel mulai bingung dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya kak"

"Berarti kakak gila yaa?"

"Nah iyaa itu tau"

Jika kalian tau ekspresi wajah Kak Darel yang sungguh menggemaskan itu berhasil membuatku menahan tawa. Antara polos dan bodoh beda-beda tipis.

~~~

Brakk

Kasihan rasanya jadi pintu, harus dibuka paksa oleh para anak-anak barbar itu.

"Kami datang Chessy" -Habib

"Haii Chess" -Nini yang langsung memelukku.

"Weehh luas nih gan ruangannya" -Ivan melihat ruangan ini dengan rasa penasarannya.

"Empuk nih sofa nya" -Fiqri menggenjot sofa itu dengan pantatnya berkali-kali.

"Wehhh ada TV nya anjirr" -Dika yang malah asik menonton TV begitu datang.

"Ni bocah kagak pernah masuk RS sama sekali apa yak?" -Anjar mengeraskan suaranya.

"Ini buahnya taruh mana Chess? Chess ini gimana dah? Buahnya jatoh. Aduuhh" -Syakira yang bingung menaruh buah-buahan itu, pasalnya nakas dan meja sudah penuh oleh makanan yang tadi dibeli Kak Darel.

Kepalaku tambah puyeng ketika teman-teman sekolah datang menjengukku. Aku senang-senang saja mereka datang, tapi mereka juga lah yang akan merusuh diruangan yang semula tenang ini. Dan akhirnya aku lah yang pusing.

"Taruh di meja deket sofa itu aja Syak" ujarku menjawab pertanyaan Syakira.

Syakira menurut dan segera menaruh aneka buah-buahan itu disana. Mereka para manusia barbar itu asik dengan keributannya. Dan jangan heran jika buah yang tadi mereka bawa kini kandas dimakan mereka sendiri.

Akan Ku Panggil CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang