😗 9 😗

3.7K 390 5
                                    

JAEMIN POV

"Ini." Jeno menyodorkan amplop berwarna coklat muda tepat di hadapanku. Aku yang tengah menyeruput jus stroberi mendongak dengan wajah bingung.

"Aku angsur dulu," ucap Jeno. Aku memandang amplop lalu pemiliknya secara bergantian.

"Apa ini?"

"Uang pengganti kalung Hina."

Aku menghela napas. "Aku bilang tak perlu dipikirkan, Jeno. Santai saja, lagi pula sudah lama sekali." Waktu memang berlalu dengan cepat. Kejadian kalung dan break-nya Jeno itu sudah berlalu sekitar dua bulan. Sampai saat ini Jeno belum membicarakan kembali perihal hubungannya dengan
Hina.

"Meskipun sudah lama, namanya hutang, ya tetap hutang." Jeno mendudukan dirinya di depanku.

"Aku sudah rela, Jeno. Santai saja." Aku meninju pelan pundak Jeno. Tak tega rasanya melihat raut muram itu terus terpasang di wajahnya.

"Aku yakin kau lebih butuh uang ini. Sudahlah." Aku menyelipkan amplop itu ke dalam tas Jeno yang terletak di atas meja. Ia berusaha menolak tapi aku lebih kukuh mengembalikan amplop tersebut.

"Mau pesan apa? Kopi? Teh? Susu?" tanyaku.

Jeno tersenyum. "Thanks, Jaemin.
Aku tidak tahu harus membalasmu dengan apa lagi."

Aku mengibaskan tangan. "Cukup antar dan jemput aku satu minggu saja. Mobilku berada di bengkel dan aku malas naik bus. Ingin dibonceng," cengirku.

"Ah, aku menjadi supir pribadi?"

"Supir tercinta."

"Ewh, menggelikan!"

"Memangnya aku menggelitik?" Aku menggodanya. Jeno tersipu malu. "Eum, kau masih berhubungan dengan Hina?" Sifat penasaranku muncul tiba-tiba.

Jeno menggeleng. "Semenjak break itu kami sudah tidak berhubungan lagi."

Aku mengangguk paham. Akhir-akhir ini pun aku jarang melihat Hina. Hanya teman-temannya saja yang sering kulihat.

"Kau sendiri bagimana?"

"Hm?" Aku mendongak. Mulutku penuh dengan jus stoberi yang belum kutelan.

"Kau tidak berniat mencari pacar baru?"

Aku menelan jusku dengan susah payah. "Aku masih berpikir untuk menjalin hubungan lagi," jelasku.

*

JENO POV

"Aku masih berpikir untuk menjalin hubungan lagi." Ucapan Jaemin membuatku terdiam. Sepertinya Jaemin masih trauma mengenai hubungan pertamanya yang bisa dibilang tak berakhir baik-baik.

Tiba-tiba sekelebat ingatan muncul di pikiranku. Ingatan saat ia merengek minta diajarkan cara berciuman. Menurutku permintaannya saat itu sangatlah konyol dan tidak masuk akal. Dan lebih konyol lagi diriku yang menyetujuinya.

"Kenapa tertawa seperti itu?" Jaemin memainkan sedotan dengan bibir tipisnya. Membuat senyumanku menjadi lebih lebar.

"Cuma teringat sesuatu," jawabku singkat. Aku melirik jam di pergelangan tanganku. "Sudah petang. Kau tak mau pulang? Sepi sekali di sini." Aku melirik sekeliling dan mendapati hanya beberapa orang saja yang berada di kantin fakultas ini.

"Ayo." Jaemin merapikan isi tasnya yang berserakan dan berjalan mengekoriku menuju tempat parkir.

Di sana, aku mendapati Lucas tengah berdiri disamping mobilnya. Untuk informasi, minggu lalu Lucas mendapat kiriman mobil dari orang tuanya. Ugh, beruntung sekali dia.

[REMAKE] FIRST KISS | Nomin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang