Jeno menguap dan menggeliat di atas kasurnya. Ia menggapai ponsel miliknya yang terus bergetar sejak tadi. Dengan malas ia mendial ponsel itu tanpa melihat siapa penelepon yang mengusik tidurnya.
"Halo."
"Halo, Jeno-ya. Kau baru bangun?" Suara lembut Hina membuat Jeno membuka matanya lebar-lebar. Ia melihat jam dinding dan menyadari hari telah beranjak siang.
"Kau pasti lupa untuk menjemputku di bandara, kan?" Suara Hina nampak kesal.
"Maaf, Hina. Kau sudah tiba di bandara? Tiga puluh menit lagi aku sampai. Tunggu aku di sana, jangan kemana-mana, eum?"
"Ya sudah, cepat sedikit. Aku lelah sekali."
Setelah sambungan terputus, Jeno segera melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri. la benar-benar lupa jika kekasihnya meminta untuk
dijemput di bandara hari ini. Semalaman ia asyik bermain game
dengan monitor barunya. Setelah bersiap, Jeno segera melajukan mobil milik ayahnya yang sengaja ia pinjam menuju bandara."Pasti kau bermain game sampe larut lagi, kan? Begadang itu tidak baik, Jeno. Sudah berkali-kali kuberi tahu, masih saja!"
Jeno meringis dan hanya mengangguk. Bisa gawat jika ia
membantah ucapan Hina sedikit saja. Lagi pula kali ini memang salahnya sendiri."Kau mau makan dulu?" tanya Jeno.
"Tidak. Pulang saja. Aku sedang kesal."
Maka dengan itu, Jeno hanya menghela napas. Menurut adalah cara paling ampuh saat menghadapi seorang Hina yang sedang tak bersahabat.
*
JAEMIN POV
Melakukan kewajiban sebagai mahasiswa tahun pertama dengan berkutat mengerjakan tugas-tugas di perpustakaan fakultas adalah jalan ninjaku. Menjadi mahasiswa kedokteran memang tak jauh-jauh dari buku tebal yang kadang jumlahnya terbatas. Berbeda dengan Jeno, anak teknik informatika yang setiap hari memandang layar komputer.
Berbicara tentang Jeno, aku jadi teringat dengan Chaeryeong. Gadis itu
adalah siswi kelas 3 SMA. Di mana kami bertemu ketika sekolahnya bertandang ke kampusku untuk perlombaan antar SMA. Durasi hubungankku dengan Chaeryeong memang masih terbilang sebentar. Jadi, aku belum berani macam-macam dengannya. Selain itu, Chaeryeong adalah pacar pertamaku.Benar, si introvert Jaemin akhirnya keluar dari zona nyamannya. Berkat bantuan dari sahabat sejak SMA ku, Jeno, aku menyudahi masa lajang dengan mempercayakan hatiku pada Chaeryeong.
"Jaemin-ah, kau dapet topik ke berapa?"
Aku mendongak dan mendapati Hyunjin mengajakku bicara. "Delapan, kenapa?" tanyaku.
"Benarkah? Wah, aku iri. Nomor dua sungguhan susah, Jaemin-ah." Hyunjin menggaruk kepalanya frustasi. Topik nomor dua memang terbilang cukup sulit.
"Kerjakan saja dulu. Jika terlalu susah, akan kubantu." Tawarku.
Hyunjin tersenyum lebar. "Benar? Janji? Oke, aku cari sumbernya dahulu." Ia segera melesat menuju rak-rak berisi buku sumber yang sekiranya dapat berguna untuk topik miliknya.
Aku memang memiliki otak yang lumayan bisa diandalkan, oleh karena itu aku bersedia membantu seorang Hyunjin. Dengan syarat, dia harus mencoba terlebih dahulu. Aku tidak akan mau membantu seseorang jika ia malas dan tidak mau berusaha terlebih dahulu.
Hyunjin sedang mengerjakan tugasnya di depanku. Wajahnya terlihat serius dengan buku sumber yang terbuka lebar. Aku tersenyum kecil melihat tingkahnya. Jarang-jarang Hyunjin si gondrong menjadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[REMAKE] FIRST KISS | Nomin ✔️
Short StoryKeywords: BXB, Falling in Love With Friend, First Kiss. "Aku ingin kau mengajariku berciuman. Kau kan sudah sering berpacaran. Pengalamanmu pasti sangat banyak, kan?" -Na Jaemin "Jangan mengada-ada. Lebih baik kau segera pulang. Minum susu, mencuci...